Mujizat, Penampakan Tangan Tuhan Memberi Berkat di Langit Saat KKR di Posko Pengungsian Gempa Palu

?

Sigi, Sulteng, majalahspektrum.com – SEBUAH fenomena, dinilai sebagai mukjizat terjadi saat korban bencana dari desa Jono Oge mengikuti Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di posko pengungsian, Pombewe, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (26/10/2018) malam.

Beberapa warga pengungsi yang tengah beribadah melihat di langit seperti tangan Tuhan yang sedang memberkati (tumpang tangan) kepada mereka yang tengah beribadah. “Saat tengah berdoa saya melihat ke atas, saya melihat di langit tapak tangan, lima jari terbuka seperti memberi berkat (tympang tangan) saya yakin itu tangan Tuhan,” kata seorang ibu tua.

Bukan hanya ibu tersebut, seorang bapak, 1 orang ibu lainnya dan 2 orang anak-anak juga melihat hal yang serupa. “Saya melihat dilangit sosok berjubah putih lalu menadahkan tanggannya seperti memberkati topang tangan,” kata ibu lainnya.

Naimi Simanjuntak, koordinator relawan yang mengadakan kebaktian tersebut lantas merekam kesaksian beberapa orang yang melihat fenomena tersebut, salah satunya kesaksian dari seorang anak perempuan yang juga melihat fenomena tersebut. “Iya ibu dan adik, kesaksiannya saya rekam ya agar bisa menjadi berkat juga untuk kita yang ada di Jakarta,” kata Naimi yang dating ke tempat bersama 4 orang rombongannya.

Sementara itu, Pdp, Perlan T mengaku sempat melihat beberapa warga pengungsi yang ikut kebaktian menunjuk-nunjuk ke atas. “Saat sedang mendoakan warga yang minta didoakan saya se,pat melihat beberapa dari mereka melihat ke langit sambil tunjuk-tunjuk. Mungkin itu karena mereka lihat telapak tangan seperti sedang memberkati kami,” kata Perlan yang pada malam KKR tersebut bertindak selaku pembawa Firman Tuhan.

Dikatakan Perlan, dirinya pun saat itu seperti merasakan ada tangan yang sedang memberkati di atas kepalanya. “Saya merasakan juga seperti ditumpag tangan dari atas. Saya yakin itu tangan Tuhan. Tuhan hadir di tempat ini, melindungi dan melawat anak-anak Tuhan yang tengah mengungsi akibat gempa,” ungkapnya.

Usai acara ibadah dan makan bersama, tampak raut wajah sukacita di setiap pengungsi dan tim relawan yang hadir di tempat itu. Mereka sempat menari, berjoget sambil bernyanyi lagu-lagu pujian yang berirama girang.

Diketahui, itu kali kedua Naimi Simanjuntak dan kawan-kawan mengunjungi kamp pengungsian korban bencana gelombang lumpur di desa Jojo Oge. Pada hari pertama kunjungannya, mereka yang mengatas namakan diri Tim Peduli Sulteng Prabu Express Grup dan DMBI GBI Shalom memberikan bantuan logistik berupa sarung, baju-baju untuk anak-anak dan orang dewasa, susu bayi dan anak-anak, kelambu dan lainnya. Bukan hanya kebutuhan jasmani, saat itu juga kepada pengungsi diberikan Alkitab untuk kebutuhan rohani mereka, yang ternyata disambut gembira oleh pengungsi.

“Dari semua penyumbang yang dating ke sini belum ada yang membawa sumbangan Alkitab, ini kami sangat senang sekali karena memang kita sudah tidak ada Alkitab,” aku Arman coordinator pengungsi yang diamini pengungsi lainnya.

Pada saat penyerahan bantuan, Naimi sempat bertanya kepada Arman apa lagi yang dibutuhkan yang belum ada, yang saat itu dijawab Arman yakni 50 pcs termos air panas untuk 50 KK untuk membuat susu bagi anak=anak dan batita mereka.

“Saat pertama ke sini kita kasih Alkitab mereka senang banget. Makanya pada kedatangan kita yang kedua kalinya, sambil memberikan bantuan termos yang mereka butuhkan, ya sekalian kita bikin kebaktian syukur dan penghiburan membangkitkan kerohanian mereka sambil berakrab ria makan bersama,” ungkap Naimi.

Usai acara kebaktian dan ramah tamah selesai, Naimi kemudian menyerahkan bantuan berupa 54 termos air panas, 2 buah kompor gas berikut tabung 12 Kg beserta isi dan selangnya. (Agus)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan