Tokoh Muda Kristen Ingin Debat Capres Bahas Soal Kebebasan Beribadah

Kepri, majalahspektrum.com – TOKOH muda Kristen, Sahat Philips Sinurat berharap debat Capres yang perdananya digelar, Kamis (17/2018) malam, juga membahas tema tentang kebebasan beribadah bagi seluruh warga Indonesia.

Debat capres akan terlihat bagaimana sikap mereka terhadap persoalan kebangsaan saat ini, khususnya mengenai meningkatnya radikalisme dan terorisme selama beberapa tahun belakangan.

“Para calon diharapkan dapat menunjukkan sikap yang tegas terhadap tindakan radikal dan terorisme yang semakin marak terjadi, antara lain penyerangan terhadap pemuka agama, penutupan rumah ibadah, banyaknya ujaran kebencian terkait SARA, intimidasi dan persekusi kepada orang-orang yang berbeda paham, agama, ataupun etnis,” kata calon Dewan Perwakilan Daerah Dapil Riau ini melalui pesan WhatsAppnya kepada majalahspektrum.com, Kamis (17/1/2019) sore.

Menurut Ketua Umum Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI) Periode 2016-2018 ini, para calon Presiden juga harus menjelaskan bagaimana strategi memberantas persoalan-persoalan tersebut, sehingga tidak hanya sebatas retorika semata.

“Para calon juga harus membela hak memeluk agama dan hak beribadah setiap warga negara,” harapnya.

Semakin meningkatnya radikalisme dan terorisme di tengah masyarakat, kata dia, dapat dilihat dari banyaknya ormas-ormas intoleran yang beraksi menutup ibadah sesama warga negara.

“Yang masih hangat adalah pembubaran ibadah KKR Natal di Bandung, penyegelan tiga Gereja di Jambi, dan penutupan ibadah di Medan beberapa hari lalu. Kita juga masih ingat peristiwa bom Gereja di Samarinda dimana merenggut nyawa seorang anak kecil,” paparnya.

“Persoalan-persoalan ini meresahkan masyarakat. Dan para calon diharapkan dapat memberikan pesan yang menyejukkan serta sikap yang jelas,” tambahnya.

Sahat berharap para calon dapat bersikap terhadap persoalan pembubaran ibadah Gereja di Medan oleh sekelompok ormas dan massa radikal.

Para calon juga diharapkan dapat membela hak memeluk agama dan beribadah yang menjadi hak dasar setiap warga negara. Serta masyarakat diharapkan dapat melihat rekam jejak para calon, agar tidak memilih calon yang didukung oleh ormas-ormas radikal.

“Karena calon yang didukung ormas radikal pasti akan membiarkan terjadinya persoalan kebangsaan ini,” katanya.

Untuk generasi Milenial Sahat berharap mendapatkan pendidikan politik yang baik dari para calon.

“Bahwa Pemilu ada keceriaan dan kegembiraan, buka justru memecah belah keutuhan dan mengganggu keberagaman kita. Hal ini harus ditunjukkan oleh perkataan dan perbuatan dari para calon,” tandasnya. (ARP)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan