Jakarta, majalahspektrum.com – SIDANG Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI) Ke-16 yang seyogyanya digelar pada 23-26 Oktober 2018, di SICC Sentul, Bogor, Jawa-Barat akhirnya jadi digelar pada tanggal 27-30 Agustus 2019 di tempat yang sama.
Selain karena belum memenuhi Quorum peserta sidang, penundaan Sidang Sinode GBI empat tahunan tersebut juga atas pertimbangan hangatnya konstelasi politik saat itu jelang Pemilu, khususnya pada konstelasi persaingan calon presiden RI, dimana pada bulan Oktober 2018 sudah mulai memasuki masa kampanye.
“Kita tunda (Sidang Sinode GBI tahun ini) karena dikhawatirkan pada bulan Oktober tahun ini akan dimulai kampanye pilpres. Jadi, kondisi politik makin ‘menghangat’,” kata Ketua Umum Badan Pengurus Harian (Ketum BPH) GBI, Pdt Dr Japarlin Marbun dalam jumpa pers di Graha Bethel, Jakarta, Selasa, 18 September 2018 lalu.
GBI, kata Japarlin, saat itu khawatir gereja terseret dalam arus dukung mendukung calon. Dikhawatirkan ada dukungan politisi terhadap satu calon Ketum GBI yang selanjutnya meminta dukungan politik warga gereja terhadap salah satu calon yang berkompetisi di Pemilu 2019.
“Kalau kepentingan politik sudah masuk gereja akan berbahaya. Jemaat akan terpecah-belah dan hilang kepercayaan terhadap misi pelayanan gereja. Selain itu, para peserta sidang sinode belum banyak yang mendaftarkan diri karena banyak beralasan takut dengan situasi kondisi politik saat ini yang tidak kondusif.
Saat ini peserta yang mendaftar untuk mengikuti sidang sinode sudah memenuhi quorum. Menurut Japarlin, panitia sudah siap dalam memenuhi segala kebutuhan masa sidang.
“Peserta yang mendaftar sudah lebih dari 50% plus 1 dari total peserta sidang yang memiliki hak pilih. Salah satu alasan lambatnya peserta yang mendaftar karena banyak pendeta yang melakukan pendaftaran tidak melalui pendaftaran online tetapi lewat formulir tertulis yang diserahkan ke BPD masing-masing karena ketidak mengertian mereka,” beber Japarlin di hadapan awak media di Graha Bethel, jalan Jend. A.Yani, Jakarta Pusat, Senin (8/7/2019).
Berbagai isu miring sempat beredar terkait alasan ditundanya pelaksanaan sidang sinode GBI. “Bukan soal dana, kalau dana kita sudah siap sejak Oktober Tahun lalu,” kata Japarlin.
Japarlin pun memaklumi jika ada pendeta yang merupakan peserta sidang tidang dapat hadir karena mahalnya ongkos pesawat saat ini.
“Khususnya peserta yang berasal dari Indonesia Timur. Bayangkan, peserta dari Papua akan mengeluarkan uang hanya untuk transportasi pesawat pulang-pergi sebesar 10 juta rupiah, yang dari NTT dan Maluku sekitar 7 jutaan,” tuturnya. “Saat ini sudah 1.700 peserta yang mendaftar dari 2.900 peserta sidang yang seharusnya,” tambahnya.
Japarlin lantas meminta kepada wartawan media kristen yang ingin meliput pelaksanaan sidang sinode tersebut untuk mendaftarkan diri agar diberikan tanda masuk.
Baca Juga: ( GBI “Mantap” Menuju Digitalisasi Pelayanan Gereja Yang GREAT )
“Namun mohon maaf , hanya pada sidang pembukaan wartawan dipersilahkan masuk ke arena sidang, selebihnya tidak bisa karena bersifat internal. Namun kami akan sediakan ruangan khusus untuk wartawan yang dilengkapi dengan layar televisi untuk menyaksikan persidangan,” tuturnya. (ARP)
Be the first to comment