Jakarta, majalahspektrum.com – PERKUMPULAN Alumni SMAN 19 Jakarta (PAS) menjalin kerjasama dengan Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia (PERWAMKI) menggelar seminar Jurnalistik kepada siswa/i SMA Negeri 19, Jakarta, pada Sabtu (11/10/2019). Rasa antusias siswa SMAN 19 terlihat dari sejumlah pertanyaan yang mereka ajukan ke tiap-tiap pembicara.
Hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut; Dewan Pembina DPP PERWAMKI Emanuel Dapa Loka, Sekum DPP PERWAMKI Agus Riyanto dan Ketua DPD PERWAMKI Jakarta Boy Tonggor Siahaan.
Tampil sebagai pembicara pertama, Sekum DPP PERWAMKI, Agus Riyanto mengatakan, seseorang yang ingin menjadi jurnalis atau wartawan terlebih dahulu harus mengetahui karakter atau tipe kepribadian yang menonjol dalam dirinya. Ada 4 tipe karakter pada diri seseorang yakni; Sangui, Kolerik, Melankolis dan Plegmatis.
“Akan lebih mudah seorang Melankolis menjadi wartawan atau penulis ketimbang 3 tipe kepribadian lainnya. Itu sebabnya ada seorang sarjana jurnalistik tidak cakap dalam menulis. Sebaliknya, ada orang yang bukan sarjana jurnalistik tetapi berhasil menjadi jurnalis. Banyak wartawan terkenal, pimpinan redaksi media besar malah lulusan IPB,” kata Agus di gedung sekolah SMAN 19, jalan Perniagaan, No.31, Tambora, Jakarta Barat, Sabtu (11/10/2019).
Menurut Agus, untuk menjadi seorang wartawan harus memiliki “Sense Of News” dan memiliki sikap mengedepankan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
“Fungsi Pers singkatnya ialah Mengedukasi Masyarakat dan Membela Kepentingan Umum. Kadang kala kita harus menutupi data dan fakta rill demi kebaikan masyarakat dan Negara dengan mengorbankan sensasi berita agar berita kita banyak dibaca orang dan media kita terkenal,” jelasnya.
Agus kemudian menjelaskan tentang jenis-jenis berita, metode dasar menulis dan harga yang harus dibayar untuk menjadi seorang jurnalis atau wartawan. Menurut dia, siapa saja bisa menjadi penulis tanpa memegang status sebagai wartawan.
“Sekarang ini era Medsos dalam genggaman tangan (smartphone). Kita bisa menulis di medsos yang kita punya, tetapi hati-hati ada UU ITE. Itu sebabnya pelatihan menulis sangat dibutuhkan agar ketika kita menulis di medsos tidak terkena UU ITE. Sudah banyak kasus terkait hal itu. Baru-baru ini, ada seorang Dandim dicopot jabatannya hanya karena tulisan isterinya di medsos, sang isteri pun diproses hokum pidana umum,” jelasnya.
Pembicara kedua, Emanuel Dapa Loka menjelaskan tentang tata bahasa serta penggunaan kalimat yang baik dan benar dalam menulis. Menurut dia, saat ini dasar penulisan bukan lagi 5W+1H tetapi ditambah What Next?.
“Kepuasan dan keberhasilan seorang jurnalis atau wartawan dilihat dari tulisannya dibaca orang. Judul memepengaruhi pembaca untuk membaca tulisan kita. Jadi, buatlah tulisan yang bukan cuman menarik tetapi menghasilkan dampak positif bagi si pembaca, dimulai dari judul yang menarik,” terang Eman sapaan akrabnya.
Pembica ketiga Boy Tonggor Siahaan menjelaskan tentang bijak dalam bermedia social (medsos) dan literasi menulis. Dalam kesempatan itu, Bekasi Pedia TV berkesempatan berbagi kreatifitas dan pengalaman dalam membuat berita ataupun konten menarik membuat youtube (Youtuber) dan potensi untuk mendapatkan penghasilan.
“Pakai smartphone juga bisa. Adik-adik bisa dapat penghasilan dengan menjadi youtuber, membuat video kreatif di waktu senggang tanpa mengganggu studi,” kata Bang Bepe, panggilan youtuber Jack Rusto dari Bekasi Pedia Media.
Sementara, menurut pengurus alumni (PAS), Erwin mengatakan bahwa pihaknya memeberikan seminar kepada adik-adik siswa SMAN 19 bukan cuman tentang jurnalistik tetapi juga tentang pengetahuan lainnya seperti Akuntansi misalnya. Hal itu, kata dia, dalam rangka mempersiapkan siswa SMAN 19 untuk kemana mereka melanjutkan studi.
“Ingat, tanggal 26 Oktober ada seminar tentang Akuntansi, saya harap kalian bisa ikut. Kegiatan ini kami (PAS) berikan ke kalian sebagai bentuk kepedulian alumni untuk memepersiapkan kalian melanjutkan studi ke universitas,” terang Erwin.
Hadir dalam seminar tersebut para pengurus PAS, Perwakilan Komite Sekolah dan Guru SMAN 19 Jakarta. Usai seminar, para siswa oleh pembicara diberi kesempatan untuk mengirimkan tulisannya ke alamt email yang diberikan sebagai bentuk tindak lanjut dan praktek dalam menulis. Selain itu, no Hp (WhatsApp) para pembicara juga diberikan untuk memeberikan kesempatan kepada siswa jika masih ada hal yang ingin ditanyakan atau didiskusikan. (ARP)
Be the first to comment