HKBP Mandala dan Nassau Bergejolak, Ephorus Dituding Biang Persoalan

Jakarta, majalahspektrum.com – DALAM beberapa tahun ini marak persoalan yang terjadi di gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Kebanyakan, berbagai persoalan yang terjadi di gereja HKBP yang ada di seluruh Indonesia adanya perselisihan antara Pendeta yang bertugas dengan jemaat setempat. Pimpinan pusat HKBP pun terseret persoalan dan tak jarang disalahkan oleh jemaat.

Seperti gejolak yang terjadi baru-baru ini di gereja HKBP Ressort Mandala 1, Medan dan HKBP Ressort Judika Nassau, distrik Tobasamosir.

Redaksi majalahspektrum.com menerima pesan layanan WhatsApp dari salah seorang anggota jemaat, Senin (9/3/2020), yang berbunyi :

“Kami berhrap ada teguran ke personil polisi ini amang dari pimpinannya dari daerah tobasa atau sumut. Beliau Iptu. Hasudungan rajagukguk dgn jabatan kanit reserse polsek habinsaran. Menyuarakan ke pimpinan hkbp (ephorus) yg meridohi semua ini agar sadar sudah merusak tatanan gerwja dan persekutuan jemaat bahkan telah menciptakan kembali peristiwa masa suram hkbp. Mungkin dengan banyaknya jemaat yg tahu peristiwa ini, bisa mendesak ephorus untuk menarik kembali pdt. Lumban gaol ini demi kebaikan gereja ini. Kami tidak punya masalah di resort judika, semua baik adanya namun ephorus menciptakan masalah dan telah membuat resot judika pecah. Mohon dishare ke media amang,” tulisnya.

Di HKBP Ressort Mandala 1, Medan, Distrik MedanAceh, sejak pagi subuh aparat ke polisian sedah datang dengan jumlah personel lebih dari 50 orang, mereka duduk-duduk di rumah-rumah penduduk sekitaran gereja, sementara sejak malam harinya, belasan  jemaat tampak sedang berjaga-jaga di dalam gereja. Suasana itu terjadi karena adanya penolakan dari jemaat terhadap rencana “Mangojakhon” (pelantikan) pendeta tugas yang baru (rotasi tugas).

Penolakan oleh jemaat itu terjadi karena Surat Keputusan (SK) pemutasian tugas pendeta ressort dianggap janggal karena hanya ditandatangani oleh Ephorus (Pimpinan Pusat) HKBP.

“Ibadah yg rutin biasanya diadakan jam 10.30 wib, tapi karena situasinya udah banyak jrmaat yg tahu maka banyak jemaat yg sudah datang sejak pagi dan mereka kompak utk menolak rencana mangojakhon pendeta yg baru. Karena sudah banyak jemaat didalam gereja yg ikut berjaga, ntah darimana tiba2 saat jam 9.30 salah seorang jemaat mengusulkan agar dimulai aja kebaktian minggu yg disambut dengan setuju dan mereka memulai kebaktian itu,” kata salah seorang anggota jemaat HKBP Mandala 1 kepada redaksi melalui pesan layanan WA yang diterima, Senin (9/3/2020).

Diceritakan dia, Ibadahpun berjalan dengan hikmat dan jemaat semakin banyak yang berdatangan. Ketika hampir pukul 10.30, saat ibadah sedang kotbah oleh pendeta Leonardo Sinambela, yang ingin melakukan pangjakhon pendeta resort yang baru, bersama seratusan polisi berusaha masuk dengan meminta pintu pagar dan pintu gereja dibuka, tapi sebagian jemaat, umumnya bapak-bapak yang di bagian depan menahan, mereka masuk dengan menyatakan ibadah sedang berlangsung jadi jangan diganggu.

“Kejadian tersebut menyebabkan tidak jadi dilakukan pangojakhon pendeta resort yg baru, sebab ibadah sudah berlangsung dan selesai ibadah tidak ada satupun jemaat yg keluar, mereka semua bertahan di dalam gereja dan tidak memperbolehkan pihak dari distrik dan polisi masuk utk melaksanakan pangojakhon pendeta resort yg baru,” terangnya.

Mirisnya, hal serupa (penolakan pemutasian pendeta tugas) juga terjadi di HKBP tetangga Mandala 1, yakni HKBP Ressort Trinity Mandala. Dikutip dari cuitan Linaria Gaol di grup facebook HKBP dalam berita, vidio dan foto menyoal tentang adanya penolakan pemutasian pendeta ressort hingga diterbitkanya Surat Peringatan pertama (SP 1) dari kantor pusat HKBP.

Menanggapi postingan Linaria, seorang netizen anggota grup facebook tersebut, Ingan Laban berpendapat, maraknya pemutasian di lingkungan sinode HKBP terkait dengan suksesi reorganisasi pimpinan HKBP yang akan datang melalui pemilihan di “Sinode Godang” Oktober 2020.

“lagi2 SK mutasi demi sistem proporsional… pokoknya harus menang, mutasikan yang beda pilihan supaya kita kuasai utusan dan dapat hak suara, mumpung lagi berkuasa dan pegang wewenang,” tulis Ingan,

Baca Juga : ( Sedang Viral, Jemaat Geruduk Kantor Distrik Medan Aceh, Ada Apa? )

Menanggapi, terkait gejolak yang terjadi di dua gereja Ressort HKBP tersebut, ruas (jemaat) HKBP di Jakarta Utara, H.Aritonang, S.H berpendapat, maraknya persoalan di gereja-gereja HKBP akhir-akhir ini karena  gagalnya kepemimpinan di HKBP.

“Kalau atasnya Bengkok, bawahannya juga pasti bengkok. Semua persoalan yang marak terjadi di HKBP karena banyaknya oknum Pendeta, khususnya pimpinan HKBP sudah jadi ‘Hamba Uang’. Rakus akan uang adalah sumber malapetaka, kalau manusia sudah cinta uang, tak ada lagi etika, yang ada kepentingan pribadi,” katanya saat ditemui di bilangan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (10/3/2020) malam.

Dia lantas memberi beberapa contoh masalah yang terjadi di beberapa gereja yang ada di wilayah Jabodetabek seperti perseteruan antara pendeta Ressort dengan jemaat di HKBP Ressort Semper, Jakarta Utara, HKBP Ressort Kayu Tinggi, Cakung Jakarta Timur, HKBP Ressort Ancol Jakarta Utara dan HKBP Ressort Cibinong.

“Terakhir yang paling miris masalah si gereja HKBP Ressort Rawamangun, Jakarta Timur dimana Pendeta Ressortnya tersandung masalah perselingkuhan dan susila. Memang pendeta tersebut telah keluar dari HKBP Rawamangun tetapi tidak ada pemecatan dari kantor pusat,” ungkapnya.

Bukan hanya itu, lanjut Aritonang, dia merasa miris dengan adanya kabar burung bahwa ada pembangunan sebuah gedung di Pearaja, tempat kantor pusat HKBP, yang memakai rekening Bank isteri ephorus sebagai wadah penerimaan sumbangan dana pembangunannya. (ARP)

 

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan