Pesan Paskah Di Tengah Wabah Corona

Jakarta, majalahspektrum.com – WABAH Virus Corona (COVID-19) tengah melanda Indonesia dan dunia. Tampaknya sampai Hari Perayaan Paskah, pandemi virus yang telah merenggut puluhan ribu nyawa di seluruh dunia ini belum akan hilang dari Indonesia. Hingga Minggu (29/3/2020), pemerintah menkofirmasi ada 1.285 kasus positif corona, 64 sembuh, dan 111 meninggal tersebar di 29 Provinsi di Indonesia. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah.

Mengikuti snjuran pemerintah, sudah 2 Minggu umat kristiani melakukan ibadah di rumah tidak di gedung gereja untuk meminimalisir penularan virus corona. Diperkirakan hal itu akan terus berlangsung hingga perayaan Paskah. Hal itu membuat kekhawatiran dan kesedihan tersendiri bagi umat kristiani karena tidak biasa melakukan ibadah paskah di rumah.

Terkait kondisi tersebut, Sekjend DPP BISMA (Badan Interaksi Sosial Masyarakat) yang juga Mediator resmi negara, Dr, John N Palinggi berpesan agar kita tidak perlu takut dan khawatir. Alasannya, menurut dia, rasa takut dan khawatir adalah racun kehidupan manusia yang membuat kita tidak akan mampu menolong diri sendiri, apalagi menolong orang lain.

“Jangan takut dan khawatir. Ada 365 kali kata ‘Jangan Takut’ dalam Alkitab, itu menjelaskan kepada kita untuk jangan takut dalam menjalani setiap hari kehidupan kita sepanjang tahun. Saya hanya takut dengan dosa,” kata John yang juga Ketua Pusat Asosiasi Rekanan Dagang Indonesia (ARDIN) ini di kantornya, Graha Mandiri, Menteng, Jakarta, Minggu (29/3/2020) petang.

Menurut pengusaha sukses ini, Orang yang takut dalam hidupnya itu tidak selaras dengan harapan Tuhan. Seseorang yang takut dan khawatir akan hidupnya, menurut John, dapat dikualifikasikan sebagai pendosa.

“Orang pendosa itu tidak dapat menciptakan masa depan malahan membuang, bahkan menghancurkan masa depan hidupnya sendiri,” tukasnya.

John mengaku tidak pernah takut dan khawatir akan kebenaran. Menjalani hidup berdasarkan kebenaran firman Tuhan.

“Sebagai manusia saya selalu berpikir , melihat aras Tuhan. Makanya kemarin saya ke Vila untuk merenung dan berdoa ‘Apa yang mau Tuhan nyatakan atas Corona’ khususnya di tengah menjelang paskah ini,” ungkapnya.

“Sekarang Tembok Ratapan, Ka’bah Mekah, Vayikan, Gereja tutup. Umat dianjurkan beribadah di rumah saja. Itu artinya rumah atau tempat ibadah tidak berfungsi lagi, yang berfungsi adalah diri kita pribadi. Sudah saatnya kita menutup diri di balik bilik nan sunyi beribadah, berdoa kepada Tuhan,” sambungnya.

Baca Juga : ( Wabah Corona Dan Pemulihan Peribadatan Kita )

Paskah, kata John, merupakan peristiwa Kematian dan Penyaliban Yesus atas dosa manusia, namun ada Kebangkitan dan kemenangan. Paskah di tengah pandemi virus corona tahun ini juga akan berakhir dengan kebangkitan dan kemenangan. John yakin corona diperkenankan Tuhan ada karena terlalu banyak manusia pendosa, dosa karena ibadah kita yang tidak berkenan di hadapan Tuhan.

“Beribadah tapi tidak menjalankan firman Tuhan dalam kehidupan keseharian. Tuhan hendak menyatakan kemuliaan dan kekuasaan-Nya atas ketidak berdayaan manusia melalui corona. Tuhan sendiri yang akan menghentikan Corona,” tegas John yakin.

Terhadap corona kita memang jangan takut dan khawatir namun tetap waspada. Hal itu kata John, sama seperti perintah Tuhan yang mengutus kita seperti Domba pergi ke kawanan Serigala. Bersikap waspada juga merupakan sikap kita yang “Cerdik seperti Ular tetapi Tulus seperti Merpati.

Menyikapi adanya orang atau keluarga yang terjangkit virus corona yang kita temui, John mengimbau agar kita, sebagai orang kristen yang diajarkan hukum “Kasih” oleh Yesus untuk tidak ikut-ikutan mengucilkan mereka malahan sebisa mungkin menolong mereka. Mengucilkan orang yang terjangkit corona itu karena masyarakat kita tidak siap.

“Ingat hukum kasih kedua yang Tuhan Yesus ajarkan (Kasihilah sesama mu manusia seperti diri mu sendiri). Yesus sendiri saja mau merawat orang yang sakit kusta, penyakit yang sangat menjijikan, tirulah teladan Yesus. Ini corona cuma batuk-batuk saja, ya lindungilah diri mu dengan masker dan lainnya. Terkadang memang dalam hidup ini kita diperhadapkan dengan hal-hal yang tidak kita sukai,” tandasnya.

Terkait opsi Indonesia melakukan Lockdown untuk menanggulangi corona, kata John, hal itu tidak bisa dilakukan karena tidak ada Undang-undangnya (UU), yang ada adalah isolasi wilayah. Hal itu karena juga Indonesia merupakan negara Kepulauan tidak sama dengan negara-negara lainnya di dunia yang mengalami nasib sama diserang wabah pandemi virus corona. (ARP)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan