Jakarta, majalahspektrum.com – SUDAH 2 kali warga di DKI Jakarta mendapatkan bantuan sosial (Bansos) berupa beras dari Presiden RI. Sayangnya, beras bansos presiden yang diterima warga tersebut tidak selalu utuh sesuai besaran yang ditetapkan.
Pada bansos pertama di bulan Maret, warga di RW.04, Kelurahan Rawa Badak Selatan (RBS), Koja, Jakarta Utara, menerima beras bansos presiden tidak merata. Ada yang 8 Kg, 5 Kg dan 10 Kg. Padahal, beras bansos Presiden yang harusnya diterima warga sebanyak 25 Kg, 1 karung plastik ukuran 20 Kg dan 1 kemasan plastik 5 Kg.
Terkait hal itu, Ketua RT.014/04, RBS, Misnan menjelaskan, beras yang diterima pihak RW.04 untuk didistribusikan ke RT-RT jumlahnya tidak cukup. Rata-rata, jumlah warga yang terdaftar sebagai penerima bansos hanya 50 persen dari jumlah warga yang sesungguhnya tinggal di lingkungan suatu RT. Oleh karena itu paket beras bansos presiden dipecah.
“Alasannya, supaya semua warga kebagian. Yang namanya terdaftar penerima bansos kita kasih yg di karung (8kg) yang tidak ada namanya kita kasih yang kantong kecil (5kg),” terang Misnan kepada majalahspektrum.com kala itu.
Sebagai perbandingan, majalahspektrum.com, melalui grup WA bertanya ke warga lain di luar RW 04, bahkan wilayah Bekasi Kota. Di daerah Warakas, Papanggo, warga yang namanya terdaftar dan yang tidak terdaftar dapat 10kg berasal dari kemasan 20kg dibagi 2, 1 dalam kemasan 1/2 karung, 1 kantong kresek. Di Tebet, kali Ciluwung fulll 25 Kg, begitu pun di bekasi. Di Jakarta, warga yang dianggap mampu tidak diberikan beras.
Diduga, beras bansos presiden periode pertama ada yang disunat, diselewengkan dengan mengambil sebagian dari beras kemasan 20kg dan mengambil beras kemasan 5kg (yang dibagi ke warga beras kemasan 20 kg dibagi dua.
Bansos Beras Presiden Periode ke-2
Berbeda dengan beras bansos presiden pertama, pada periode kedua beras langsung dikirim ke RT bukan RW. Jumlah paket pun naik 2 kali lipatnya dari jumlah periode pertama dengan besaran paket tetap 25 Kg /KK. Paket beras ada 2 jenis, yakni karung putih dengan ukuran 25Kg dan karung corak ukuran 20 Kg ditambah kemasan kantong 5 Kg.
Meski jumlah paket beras bertambah, masih didapati warga, yang sekalipun namanya terdaftar sebagai penerima paket tidak mendapat jumlah utuh (25kg). Untuk warga yang tidak terdaftar dan pengontrak (KTP/KK bukan warga setempat) di berikan beras 5-10 Kg.
Bukan cuman jumlah beras yang disunat oknun pengurus RT, kepada setiap warga yang mengambil jatah beras dari rumah Ketua RT dikutip uang Rp.5.000-10.000 dengan alasan ongkos angkut.
Mirisnya, Inem warga RT.11/04, Rawa Badak Selatan, meski namanya keluar sebagai penerima bantuan, hanya diberikan 10 Kg.
“Saya dimintai uang Rp.10.000 untuk ongkos angkut kuli katanya,” terang Inem kepada majalahspektrum.com, Selasa (10/6/2020) sore.
Lain lagi dengan Rivan, warga ber-KTP/KK Rt.014/04, RBS, meski namanya keluar sebagai penerima bansos hanya mendapatkan 10Kg. Alasannya, karena Rivan sudah tinggal (kontrak rumah) di wilayah lain, tidak jauh dari situ.
Sempat ada protes dari seorang warga RT.014 yang tidak terima karena keponakannya yang berstatus seperti Rivan mendapat jatah beras sama, sementara ada kerabat salah seorang pengurus RT yang berstatus sama, bahkan di luar kota Jakarta, mendapat jatah beras Full 25 Kg.
“Ini tidak adil, jangan dibeda-bedain. Kita khan engak tahu berapa jumlah paket yang sesungguhnya diterima RT, dan berapa sesungguhnya jumlah warga di sini,” kata ibu Siahaan.
Dari pantauan majalahspektrum.com didapati; kepada orang yang membantu mengangkat beras dari truk ke rumah ketua RT diberi upah 10Kg beras, padahal kepada setiap warga yang mengambil jatah beras dikenakan ongkos kuli /angkut Rp.5.000 (RT.014), Rp.10.000 (Rt.011).
Kekesalan warga yang merasa dikurangi jatahnya juga beralasan karena ada pengurus RT yang membawa beras ukuran 25 Kg berkali-kali ke rumahnya.
Desas-desus beredar di lingkungan RW.04, RBS, bahwa ada warga yang melapor ke Polres Jakut karena mencurigai ada penyelewengan beras bansos presiden tersebut. Efek dari desas-desus tersebut, sorenya, hampir seluruh RT menyalurkan kembali beras, khususnya kepada warga yang tidak menerima jatah full sebanyak 5 Kg, baik dalam bentuk kemasan ataupun kantong kresek.
“Saya dikasih lagi nih 5 Kg, harusnya khan 15 Kg kekurangan yang kemarin yang saya terima, setelah ditakar cuma 10 Liter,” kata Inem. (ARP)
Bagikan ini:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru)
Be the first to comment