Jakarta, majalahspektrum.com- HARI pertama Pelatihan Jurnalistik yang digelar oleh Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia (PERWAMKI) dan Sekolah Tinggi Teologia Lighthouse Equipping Theological School (STT LETS), Selasa (1/10/2020), disambut antusias peserta pelatihan. Hal itu terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan peserta dan keseriusan dan kedisiplinan peserta saat mengikuti acara, dari mulai prosesi acara pembukaan pelatihan, materi pelatihan hingga penutupan.
Menggunakan sistem pelatihan online atau webinar dengan aplikasi zoom meeting, para peserta pelatihan berasal dari berbagai daerah di wilayah Indonesia bahkan luar negeri. Selisih waktu jam tak merintangi mereka untuk mengikuti pelatihan ini.
Tercatat, selain dari Indonesia Bagian Barat (WIB), peserta pelatihan juga ada dari daerah Indonesia bagian Tengah (WITA) dan Indonesia Bagian Timur (WIT) yang memiliki selisih waktu 1 jam, belum lagi peserta yang berdomisili di Nederlands, Belanda. Pelatihan Jurnalistik yang digelar oleh PERWAMKI dengan STT LETS sendiri dimulai pada pukul 19:30 WIB.
Hari pertama pelatihan itu sendiri berlangsung selama 3 jam. Sangking antusiasnya peserta, setelah acara ditutup secara resmi dengan doa, masih berlangsung diskusi terkait pertanyaan peserta yang tidak sempat dijawab karena keterbatasan waktu.
“Saya melihat peserta pelatihan sangat antusias. keterbatasan waktu tak dapat dielakan, saya sendiri tadinya mau shearing (berbagi pengalaman) saat saya dipanggil dewan Pers tapi tidak sempat karena keterbatasan waktu,” kata Ketua Umum DPP PERWAMKI, Stevano Margianto, Selasa (1/10/2020) malam usai sesi pertama pelatihan benar-benar ditutup (zoom meeting off).
Di acara pembukaan pelatihan, Ketua STT LETS Pdt. Ir. Rachmat Manullang, dalam sambutannya memberi apresiasi dan dukungannya akan kegiatan ini. Menurutnya, kemampuan menulis sangat dibutuhkan di era digital dan Medsos seperti sekarang ini. Hal senada juga diungkapkan Dewan Penasehat PERWAMKI, Jhon SE Panggabean.
“Kami atas nama Pembina dan Penasehat PERWAMKI mendukung kegiatan pelatihan jurnalistik ini. Maju terus dan tetap semangat,” kata Pengacara Senior, Jhon Panggabean dengan antusias.
Sementara, Ketua Pelaksana Pelatihan Jurnalistik, wartawan senior Eman Dapa Loka merasa optimis kegiatan ini akan menuai hasil yang baik.
“Persiapan hanya sebulan, tapi panitia pelaksana memiliki optimisme yang tinggi. Dengan tim yang solid, kami meyakini semua akan berjalan dengan lancar. Meski diselenggarakan oleh lembaga organisasi kristiani, Peserta di pelatihan juga diikuti oleh saudara-saudara kita yang beragama Muslim dan Hindu. Kami ingin berbagi melalui apa yang Tuhan telah percayakan,” kata Eman yang juga salah seorang Pembina di PERWAMKI.
Tak ketinggalan, Penyanyi yang juga praktisi hukum dan aktivis gereja, Clara Panggabean, S.H juga tampil menyumbangan suara emasnya di acara pembukaan pelatihan.
Materi pertama Pelatihan Jurnalistik yang dibawakan oleh Pemred majalah NARWASTU, Jonro I Munthe dimoderatori oleh bintang sinetron yang juga berprofesi sebagai praktisi hukum, Uya Pinta Panjaitan, S.H. MH.,
Dalam paparannya bertajuk “Mengenal Prinsip-prinsip Jurnalistik”, Jonro mengatakan bahwa sebenarnya wartawan merupakan profesi dengan tugas mulia. “Aktivitasnya wartawan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat di dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Menurut Jonro, salah satu tugas wartawan dan medianya adalah untuk mencerdaskan bangsa. “Bagaimana caranya mencerdaskan bangsa, kalau dia sendiri kalah cerdas. Setidaknya harus memahami prinsip-prinsip dasar jurnalistik. Sehingga orang atau kelompok yang nantinya akan memimpin penerbitan media massa seharusnya adalah orang yang berprinsip baik, berkarakter, punya integritas dan mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi,” terang Jonro.
Namun, kata Jonro, nilai positif atau profesi mulia pers itu saat ini, kita lihat di masyarakat, “dinodai” oleh sekelompok oknum yang mengaku wartawan.
“Mereka tidak terampil menulis dan tidak memahami etika pers, namun bisa memiliki kartu pers. meminjam istilah tokoh pers nasional dan mantan Wakil Ketua Dewan Pers, Drs. Leo Batubara (Alm), kelompok itu sering dijuluki wartawan abal-abal. Mereka merusak reputasi wartawan dengan memakai kartu pers ke pejabat, pengusaha atau politisi bermasalah supaya mendapatkan uang atau memaksakan keinginannya untuk dipenuhi,” jelasnya.
Selain Jonro Inranto Munthe dan Eman Dapa Loka, pelatihan jurnalistik ini juga menghadirkan Antonius Natan, Agus Riyanto Panjaitan, Paul Maku Guru dan Roy Agusta
Untuk diketahui, Pelatihan Jurnalistik PERWAMKI-STT LETS ini berlangsung sebanyak 5 kali pertemuan daring, setiap hari Selasa malam selama bulan September. Setelah mengikuti semua rangkaian materi pelatihan, para peserta diberikan magang dan dibina selama 1 tahun, dengan harapan, peserta sudah mahir dalam menulis berita.
“Kalau sudah punya media, peserta yang telah menjadi wartawan ini akan kita rekrut menjadi anggota di PERWAMKI,” kata Sekum DPP PERWAMKI, Agus Riyanto Panjaitan, yang juga salah seorang pemateri dalam pelatihan ini. (ARP)
Be the first to comment