Awas Penipuan!, Pelatihan Jurnalistik PERWAMKI-STT LETS Nyaris Jadi Korban

Jakarta, majalahspektrum.com – KEPADA masyarakat, khususnya panitia penyelenggara suatu kegiatan yang membebankan biaya kegiatan kepada pesertanya untuk berhati-hati terhadap oknum yang mengaku kelebihan transfer membayar kontribusi peserta. Karena ternyata itu modus baru penipuan dengan cara memanipulasi bukti transfer bank.

Pada, Senin (14/10/2020), panitia Pelatihan Jurnalistik yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Wartawan Media Kristiani (PERWAMKI) dengan STT LETS nyaris menjadi korban. Beruntung  bendahara panitia, Nuel Wicaksono, memeriksa terlebih dahulu transaksi rekening bank sebelum mengembalikan kelebihan transfer biaya pendaftaran pelatihan sebesar Rp.2.700,000,-.

Bermula dari pesan WhatsApp (WA) yang diterima sekretaris panitia, Roy Agusta dari seseorang yang mengaku telah melakukan pembayaran biaya pelatihan untuk 3 orang peserta @Rp.100.000,-. Dengan alasan anaknya terburu-buru saat melakukan transfer uang melalui mesin ATM, terjadi kesalahan ketik nilai nominal uang, yang seharusnya Rp.300.000 menjadi Rp.3.000.000, kelebihan pencet angka “0” pada mesin ATM. Foto struk bukti transfer pun disertakan oknum tersebut dalam pesan WA-nya ke Roy Agusta selaku panitia yang nomor HP-nya memang tertera pada brosur pelatihan yang beredar luas sebagai nara hubung pendaftaran.

Pesan WA tersebut oleh Roy diterukan ke Grup WA panitia untuk ditindak lanjuti oleh bendahara. Beruntung bendahara panitia tidak terburu-buru melakukan transfer balik ke rekening si penipu: 90170015656 BANK BTPN An ADITYA WARMAN HR, dengan alasan melihat dulu ke rekening bank, apakah benar ada dana masuk Rp.3.000.000,-. Namun, melalui pesan WA ke Roy si penipu terus mendesak agar uang kelebihan segera ditransfer karena ada kebutuhan mendesak.

Sadar bahwa itu modus penipuan karena sudah ada korban sebelumnya yang diceritakan di media sosial, Roy lantas mempermainkan si penipu dalam balasan pesan WA hingga si penipu off line selulernya.

Sebelumnya, modus penipuan cara seperti itu pernah dialami panitia pelatihan MediaGuru. Pelakunya menyaru sebagai peserta kelas menulis Sagusabu. Kelas menulis MediaGuru memang sedang hot-hotnya. Brosur kegiatannya bertebaran di media sosial.

Penipu yang menyaru calon peserta itu mengirimkan bukti transfer yang sebenarnya hasil editan. Dia melapor ke panitia, istrinya telah salah transfer. Mestinya 700 ribu, tapi kelebihan nol jadi tujuh juta. Lalu, dia minta kelebihannya dikembalikan.

Drama kemudian dimulai. Malam-malam panitia di-WA. Minta malam itu juga dananya sebagian ditransfer, karena ada keperluan penting mau bayar aqiqah anaknya. Tiga juta dulu. Sisanya besok pas pelatihan berlangsung.

Penipu tahu teknik menggendam. Saat panitia sedang lelah, WA-nya kian digencarkan. Pokoknya neror, minta uangnya dikembalikan. Kalau panitia kurang responsif, dia pura-pura ngamuk. “Kok gini pelayanan panitia?” terornya.

Begitulah. Panitia lengah. Tidak menduga sama sekali bahwa itu bukti transfer aspal. Terlihat asli, padahal palsu. Selanjutnya, mobile banking di HP di-ON-kan. Tut tut tut… dengan beberapa kali pencet, panitia pun melakukan transfer balik ke rekening penipu: 90170015656 BANK BTPN An ADITYA WARMAN HR.

Dalam sekejap, duit panitia sukses berpindah ke rekening penipu. Dan sejak itu, HP sang peserta abal-abal tak lagi bisa dikontak.

Iseng memasukkan nomor rekening penipu, ternyata slip setoran palsu tadi juga pernah dipakai berusaha menipu sebuah Yayasan. Meski kemudian gagal total karena pengurus Yayasan waspada. (ARP)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan