Pemilihan Ketua Sinode GKSI Berjalan Demokratis, Ini Sosok Yang Terpilih

Jakarta, majalahspektrum.cpm – AGENDA Sidang Sinode Ke-5 Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) ditutup dengan pemilihan Ketua sinode periode baru. Sidang sinode yang berlangsung di Aula kantor pusat sinode GKSI, Jl.Kerja Bakti, Kp.Makasar, Jakarta Timur tersebut berlangsung selama 2 hari sejak Rabu hingga Kamis (18-19 November 2020).

Sidang dengan agenda pemilihan ketua sinode dipimpin oleh Ketua Majelis Tinggi GKSI, Frans Ansanay, S.H, M.Pd didampingi 3 anggota yang merupakan dewan Penasehat dan Dewan Pengawas sinode GKSI. Pemilihan ketua sinode tersebut berjalan secara demokratis dimana setiap orang diberikan kesempatan mengajukan diri ataupu dicalonkan.

Proses pemilihan Ketua sinode GKSI yang baru berlangsung dalam 5 tahapan yakni; Penjabaran Visi dan Misi dari tiap calon yang mencalonkan diri maupun yang dicalonkan. Kemudian tiap-tiap DPW GKSI memilih atau mengajukan 2 nama calon. Tahapan ketiga, setiap calon diminta kesediaannya. Tahapan keempat, setiap calon mengucapkan pernyataan integritas dan terakhir dilakukan pemilihan secara Voting (pemungutan suara) secara terbuka.

“32 Tahun GKSI berdiri, sudah dua kali pemilihan ketua sinode GKSI berlangsung secara demokratis dimana dilakukan pemilihan secara langsung (Tahun 2015 dan 2020). Sebelumnya, pemilihan Ketua sinode GKSI berlangsung secara aklamasi dan formateur dengan Ketua terpilih yang itu-itu saja,” kata pimpinan sidang, Frans Ansanay, Kamis (19/11/2020) malam.

Dari 5 bakal calon, 3 calon mengundurkan diri termasuk Frans Ansanay yang diajukan mayoritas DPW GKSI yang ada se-Indonesia. Akhirnya pemilihan voting hanya diikuti 2 calon yang bersedia dicalonkan yakni; Pdt, Jimi Sing dari DPW Kupang dengan nomor urut 1 dan Pdt, Marjio petahana dengan nomor urut 2.

“Saya sangat sibuk dan belum pantas jadi ketua GKSI. Yang sudah berjalan sudah baik. Biarlah saya hanya mengayomi dan berjanji akan selalu memberi dukungan apa saja fasilitas dan keperluan yang dibutuhkan GKSI,” ungkap Frans.

Pdt, Marjio sendiri awalnya menolak untuk maju lagi sebagai Ketua sinode. “Saya ingin pulang kampung saja, mengurus gereja GKSI di sana. Perlu regenerasi dan wajah segar pimpin GKSI,” katanya dengan suara terisak. Namun atas desakan mayoritas DPW yang ada, Marjio akhirnya bersedia dicalonkan kembali.

Pemilihan dilakukan secara voting terbuka karena sidang sinode berlangsung secara offline dan online (webinar). Mayoritas peserta sidang yang memiliki hak pilih (DPW) memilih secara voting terbuka karena mengikuti sidang secara webinar.

Total ada 175 dari 200-an anggota yang menjadi peserta yang memberikan suaranya karena wilayah daerah peserta lainnya tidak bisa mengikuti sidang sulit mendapat sinyal webinar. Jumlah pilihan suara per-DPW diwakili oleh Ketua DPW dengan menyebutkan jumlah hak suara yang ada dan kepada calon siapa saja suara tersebut diperuntukan.

“Setelah bermusyawarah, kami dari DPW Jabar dengan 5 suara mewakili 5 gereja GKSI yang ada secara bulat memilih nomor 2 (Pdt, Marjio),” kata Ketua DPW Jawa Barat mewakili anggotanya.

Ada juga DPW yang memberikan kesempatan kepada setiap anggotanya menyalurkan hak pilihnya masing-masing tanpa diwakili ketua DPW-nya, seperti DPW Kupang yang mana 2 orang memilih calon nomor 2, 1 orang memilih nomor urut 1 dan lainnya abstain.

“Kami di Kupang masih membutuhkan Pdt, Jimi untuk pimpin kami di sini, jadi saya pilih nomor 2, Pdt Marjio,” kata seorang pemilik hak suara dari DPW Kupang.

Sebanyak lebih dari 20-an DPW GKSI se-Indonesia telah memberikan hak pilihnya dengan hasil, 2 suara untuk calon nomor urut 1 dan 101 suara untuk calon nomor urut 2 dan abstain (tidak memilih) sebanyak 72 suara.

Setelah pemilihan dengan hasil, Pdt, Marjio terpilih kembali untuk memimpin sinode GKSI, Ketua pimpinan sidang memberikan kesempatan kepada kedua calon untuk memberikan pesan dan kesan, dimulai dari calon nomor urut 1, Pdt, Jimi Sing.

“Pemilihan ini sangat demokratis. GKSI semakin baik dalam proses pemilihan. Saya ucapkan selamat kepada Pdt, Marjio dan salut atas kepemimpinan beliau, saya menghormatinya dan ingin belajar darinya,” kata Pdt, Jimi gentelemen mengakui keunggulan pesaingnya.

“Terima kasih untuk kepercayaan yang masih diberikan kepada saya. Kedepan, saya akan berusaha lebih baik lagi dari sebelumnya memimpin GKSI. Dengan tekad kerja jujur, transparan dan administrasi yang lebih baik. Saya akan meningkatkan pelayanan GKSI terkait tri tugas panggilan gereja (Marturia, Diakonia dan Koinonia), saya akan mengunjungi DPW-DPW GKSI yang ada, khususnya kepada DPW yang paling membutuhkan perhatian dan pendampingan,”.kata Pdt, Marjio dalam kesempatannya.

Oleh pimpinan sidang, Pdt, Marjio kemudian diambil sumpah jabatannya, diantaranya; Siap menjalankan tugas sebagai Ketua Sinode GKSI, Siap me-taati Alkitab dan AD/ART GKSI dan Siap tinggal di Jakarta. Marjio adalah Pendeta lulusan STT Setia yang juga menantu sepupu dari Pdt, DR, Matheus Mangentang.

Usai menggelar sidang sinode, pada Sabtu, 21 November 2020, sinode GKSI akan merayakan haru jadinya yang ke-32 tahun (1988-2020) di tempat yang sama. (ARP)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan