Jakarta, majalahspektrum.com – GUNA menciptakan kemampuan berpikir komputasi atau coding sejak usia dini atau usia sekolah Taman Kanank-kanak (TK), BPK PENABUR Jakarta menggelar kompetisi Code Olympiad bertema New Normal Life menjadi bagian dari K-12 Computer Science Education Fair yang digelar BPK Penabur Jakarta secara daring selama dua hari ini, Jumat-Sabtu, 23-24 April 2021.
Sejak dimulainya era perkembangan teknologi dan internet, dunia berubah begitu cepat. Segala sesuatu yang kita nikmati terjadi relatif pesat yakni hanya dalam kurun waktu 20 tahun belakangan. Penguasaan computer science pada abad 21 pun menjadi sangat dibutuhkan di segala sektor industri di Indonesia maupun dunia secara global.
Untuk itu, ditetapkanlah empat kompetensi yang wajib dipelajari di sekolah ke dalam kurikulum nasional oleh Kemdikbud yakni Bahasa Inggris, Statistika, Psikologi, dan Coding.
“Menyikapi hal tersebut, maka BPK PENABUR Jakarta melakukan sebuah langkah yang lebih intens untuk menggarap kemampuan Computational Thinking peserta didik melalui ajang kompetisi coding. Kami berharap agar generasi penerus bangsa di masa depan menjadi pemain handal di bidang teknologi,”kata Ketua BPK PENABUR Jakarta, Ir. Antono Yuwono, melalui realese yang diterima, Sabtu (24/4/2021).
K-12 Computer Science Education Fair 2021” merupakan ajang perlombaan bagi peserta didik serta edukasi kepada orang tua, guna mengembangkan pengetahuan serta kemampuan computer science peserta didik ke depan.
Acara yang diselenggarakan pada 23-24 April 2021 oleh BPK PENABUR Jakarta dan Coding Bee Academy tersebut disiarkan langsung dari YouTube Channel BPK PENABUR Jakarta, serta memiliki tiga rangkaian kegiatan besar, antara lain :
- PENABUR Kids Fest “Indonesian Little Transformers” : ‘Lomba Proyek Anak Pembelajaran Abad 21 Tingkat KB, TK A, dan TK B’
- Code Olympiad “New Normal Life”
- Talk Show : “Let’s Transform Children’s Future!”.
Sebanyak 1.211 peserta didik jenjang TK-SMA telah mendaftarkan diri sejak Februari hingga Maret 2021. Para peserta didik berasal dari berbagai daerah di Indonesia yakni Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor, Serang, Bandung, Purwokerto, Mojokerto, Semarang, Surabaya, Bali, Medan, Jambi, Padang, Kutai, dan Samarinda.
Menurut Antono Yuwono, kompetisi ditujukan bukan hanya memberi kesempatan lomba bagi peserta didik tapi juga edukasi kepada orang tua. “Guna mengembangkan pengetahuan serta kemampuan computer science peserta didik,” tuturnya.
Antono mengaku tak menyangka kompetisi berhasil menarik jumlah peserta yang cukup besar dari berbagai sekolah dan kota di Indonesia. Tercatat ada sebanyak 956 siswa yang mendaftar untuk Code Olympiad dan 1.211 peserta di acara talkshow yang juga jadi bagian dari K-12 Computer Science Education Fair 2021.
“Tahun ini adalah perdana, dan rencananya akan kami bikin tahunan karena animo yang besar ini,” kata Antono.
Sementara, Kepala TKK 6 PENABUR, Dewi Sofa Tjoeng menjelaskan, peserta olimpiade coding datang dari belasan kota di Indonesia. Selain Jabodetabek, beberapa lainnya seperti Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, Padang, Samarinda, dan Denpasar.
“Kami menggelar lomba ini bekerja sama dengan Coding Bee Academy sehingga bisa menjangkau jumlah peserta yang luas,” katanya sambil menambahkan, “Peserta bukan hanya siswa BPK PENABUR, tapi umum.”
Dewi yang juga tim panitia acara merinci, ada 196 peserta didik tingkat TK yang terdaftar dan mengirim proyeknya dalam kompetisi kategori Solo Project. Di kategori Parent Team Up ada 93 peserta. Kepada mereka diminta mengembangkan proyek yang telah dicontohkan bertema ‘New Normal Life’ menggunakan aplikasi Scratch 3.0.
Di tingkat SD, panitia telah menerima 576 hasil karya dari tiga kategori–dengan tema yang sama. Kepada peserta di tingkat ini juga ditetapkan tool yang bisa digunakan adalah Sratch 3.0. Sedang di tingkat SMP dan SMA masing-masing diikuti 51 dan 40 peserta yang saling bersaing menggunakan aplikasi, masing-masing, app inventor dan phyton.
Dewi mengaku terkejut dengan hasil karya yang sudah mengalir dari para peserta tersebut. Tak terkecuali, kata dia, yang berasal dari Solo Project di tingkat TK. Dia menyebut contoh karya game menghindar dari virus corona. Ada pula aplikasi mengatur jaga jarak di minimarket.
“Bagus-bagus banget, bisa diaplikasikan dan bahkan dikomersilkan,” katanya sambil berharap anak-anak di Indonesia bisa menjadi inovator program, “Bukan follower.”
PENABUR Kids Fest “Indonesian Little Transformers”
Peserta didik jenjang Taman Kanak-Kanak telah mendaftarkan diri mengikuti ‘Lomba Proyek Anak Pembelajaran Abad 21 Tingkat KB, TK A, dan TK B’, sekaligus pengumpulan video hasil karya mereka sesuai dengan tema yang diusung pada 31 Maret 2021.
Untuk jenjang Kelompok Bermain (KB) tema yang diangkat adalah “Science Project”, TK A “Save the Earth”, dan TK B “New Normal”.
Video yang telah dikumpulkan para peserta tadi juga telah melewati tahapan penjurian pada 6-16 April 2021, dan pengumuman pemenang disiarkan langsung dari YouTube Channel BPK PENABUR Jakarta pada 23 April 2021 https://www.youtube.com/watch?v=m45lt3RfJRI .
“Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kemampuan 4C yakni Creativity, Critical Thinking, Collaboration, dan Communication para peserta didik. Tema-tema yang diangkat juga tema yang dekat dengan anak.” jelas Margarita Inuk, Kepala Jenjang TKK PENABUR Jakarta.
Lomba tersebut merupakan rangkaian dari PENABUR Kids Fest yang mengusung tema “Indonesian Little Transformers”.
Code Olympiad “New Normal Life”
Selain perlombaan di atas, diadakan juga Code Olympiad yang ditujukan untuk peserta didik jenjang TK-SMA dengan tema “New Normal Life”.
Untuk jenjang TK perlombaan dibagi menjadi dua yakni Parents Team Up dan Solo Project. Para peserta telah mendaftarkan diri sejak 23 Maret 2021 dan sudah melewati babak semifinal untuk Solo Project dari 5 s/d 16 April 2021. Untuk Parents Team Up, pengumpulan project juga telah berjalan pada 11 April 2021.
Sebelum memasuki babak final dari Code Olympiad, diadakan Talk Show : “Let’s Transform Children’s Future!”. (ARP)
Be the first to comment