Jakarta, majalahspektrum.com – BERTEMPAT di gedung Sopo Marpikir HKBP, Pulo Gebang, Jakarta Timur, Jumat, 14 Januari 2022, keluarga besar Majalah NARWASTU menggelar Perayaan Natal bersama sejumlah tokoh kristiani dan tamu undangan lainnya.
Dari pengamatan majalahspektrum.com, sedikitnya ada 5 hal yang spesial di acara tersebut yakni;
- Penghargaan Tokoh Kristiani Tahun 2020 dan 2021
Perayaan Natal NARWASTU digelar bersamaan dengan pemberian Penghargaan kepada 21 tokoh kristiani tahun 2020 dan 21 tokoh kristiani 2021 sekaligus pilihan majalah NARWASTU. Para tokoh yang dipilih yang dianggap memberikan inspiratif bagi umat kristiani.
“Tentunya kriteria utama tokoh yang kami pilih adalah mereka yang profile dan kisahnya pernah dimuat di majalah NARWASTU,” kata Pimpinan majalah NARWASTU, Jonro I Munthe.
Menurut Jonro, alasan pemberian penghargaan kepada 21 tokoh kristiani Tahun 2020 dilakukan berbarengan dengan pemberian penghargaan kepada 21 tokoh kristiani Tahun 2021 dalam perayaan Natal tersebut dikarenakan adanya aturan pemerintah di tahun 2020 yang melarang adanya kegiatan pertemuan tatap muka atau offline akibat wabah pandemic virus Corona (Cpvid-19).
Adapun para tokoh yang diberikan penghargaan tersebut berasal dari berbagai profesi dan latar belakang, baik dari umat Kristen protestan maupun katolik, dari mulai pemuka agama (Pendeta dan Pastor), Pengusaha, Pengiat Sosial kemasyarakatan hingga politisi.
- Lirik Asli Lagu “Hidup Ini Adalah Kesempatan”
Dalam acara Perayaan Natal dan Pemberian Penghargaan tokoh kristiani NARWASTU tersebut, isteri dari pencipta lagu rohani yang sangat terkenal “Hidup Ini Adalah Kesempatan”, almarhum Pdt, Wilhelmus Latumahina (Ketua Umum Persatuan Masyarakat Kristen Indonesia Timur) berkesempatan memberikan kesaksian tentang bagaimana cerita di balik terciptanya lagu tersebut dan lirik serta syair asli sesungguhnya lagu tersebut.
“Mungkin karena ada orang yang mendengar lagu ini saat dinyanyikan pada ibadah di gereja kami lalu lagu ini diubah (aransemen ulang) oleh seseorang hingga seperti sekarang ini yang dikenal orang,” kata isteri sang mendiang.
Sebenarnya, kehadiran lagu dengan judul “Hidup Ini adalah Kesempatan” berawal pada 2004. Tepatnya saat anak sulung dari Pendeta Wilhelmus Latumahina, Samuel Latumahina (17 tahun) dipanggil Tuhan lewat musibah kecelakaan lalu lintas. Kemudian, diwaktu yang sangat sedih tersebut, Pendeta Wilhelmus Latumahina duduk dalam keheningan kemudian merenung akan kehidupan terciptalah lagu dengan syair aslinya sebagai berikut:
Hidup ini adalah kesempatan
Hidup ini untuk melayani Tuhan
Jangan sia-sia, waktu yang Tuhan ‘bri
Hidup ini hanya sementara
Sekuntum bunga di pagi hari
Mekar indah harum, di padang yang hijau
Demikian Tuhan mendandani rumput
Gugur bunga bila panas terik
Oh Tuhan, pakailah hidupku
Selagi aku masih kuat
Satu saat aku, ‘tak berdaya
Hidup ini sudah jadi berkat
“Makna utama dari lagu ini sesungguhnya ada dalam kata penjelasannya; Suatu saat nanti, saat aku ‘tak berdaya lagi, Hidup ini sudah jadi berkat,” katanya lantas menyanyikan lagu tersebut dengan lirik asli diiringi music keyboard yang dimainkan oleh putri alm. Pdt, Wilhelmus.
Atas pelayanan yang pernah dilakukan, Majalah NARWASTU memberikan penghargaan kepada Alm. Pdt, Wilhelmus yang diwakili /diterima oleh sang isteri.
- Kesaksian Pengacara Muhammad Kace (MKC)
Salah satu tokoh yang mendapatkan penghargaan sebagai tokoh kristiani inspiratif dari NARWASTU adalah Kamaruddin Simanjuntak. Ia adalah pengacara senior yang saat ini menjadi kuasa hukum dari Muhammad Kace yang diplesetkan orang menjadi “Kece”.
Diketahui, Muhammad Kace yang bernama asli Muhammmad Kosman Kosasih Bin Suned, disangkakan telah menistakan agama Islam dengan pernyataannya di akun youtube bahwa Nabi Muhammad S.A.W bersahabat dengan Jin. Yang menurut Kamaruddin pernyataan tersebut sebagai balasan atau jawaban dari pernyataan Uztads Abdul Somad (UAS) yang mengatakan pada salib ada Jin Kafir. UAS sendiri hingga saat ini tidak diproses secara hukum.
Dalam kesaksiannya di acara tersebut, Kamaruddin menceritakan bagaimana MKC diperlakukan secara tidak adil dan mendapat perlakuan yang tidak baik dari aparat hukum sejak mulai proses penangkapan, di penjara di Mabes Polri hingga proses persidangan perkara.
“Saat ini sidangnya di Pengadilan Ciamis sedang istirahat karena MKC sedang sakit,” kata Kamaruddin.
- Pencipta Lagu Tahun Pelayanan HKBP
Gereja Huria Kristen Batak Protestan adalah salah satu dari 3 lembaga keumatan terbesar di Indonesia setelah NU dan Muhamadiyah atau gereja dengan jumlah jemaat terbesar di Indonesia. Setiap tahunnya, HKBP menetapkan tahun pelayanan. Tahun 2021, HKBP menetapkan “Kesehatan” menjadi tema tahun pelayanan HKBP. Untuk itu, HKBP menggelar lomba cipta lagu bertema Kesehatan. Tema kesehatan berkaitan dengan Pandemi virus Corona (Covid-19) yang melanda Indonesia saat ini, dan HKBP terpanggil untuk membantu pemerintah dalam menanggulangi wabah tersebut.
Adapun pengumuman sayembara lomba cipta lagu tersebut digelar pada, 23 Juli 2021 lalu. Lirik atau syair lagu tidak terlepas dari penilaian bertema “Berjuang Bersama Melawan Covid-19”. Ephorus HKBP, Pdt, Dr, Robinson Butarbutar berpesan penilaian sayembara cipta lagu itu menyebut “syair lagu sesuai dengan tema itu dan dapat mengajak iman pendengar untuk aktif, bukan hanya pasrah menerima keadaan.
Adalah Dr. Pantas H. Silaban, SE, MBA (HKBP Teladan, Medan) sebagai juara 1 sayembara cipta lagu tersebut, dengan judul lagunya; “Diondingi Do Ho”.
Setelah menerima penghargaan sebagai tokoh kristiani pilihan majalah NARWASTU, Pantas Silaban diberikan kesempatan menceritakan proses dari terciptanya lagu tersebut. Bukan cuman menceritakan bagaimana lagu tersebut tercipta, dating jauh-jauh dari Kota Medan, Sumut, Pantas Silaban juga berkesempatan menyanyikan lagu tersebut bersama mantan teman Sekolah Minggunya dahulu.
5. 49 Tahun Pelayanan Pdt, Nus Reimas
Tepat 1 minggu kedepan, Pdt, Dr, Nus Reimas memasuki 49 Tahun pelayanannya sebagai Hamba Tuhan. Meski tak digaji, Pdt. Nus bersedia mengawali pelayanannya di Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia (LPMI) hingga kini. Kuncinya, setiap hari ia berlutut berdoa mengucap syukur akan hari ini yang Tuhan beri.
“Dalam situasi dan kondisi apapun mengucap syukur,” kata Pdt. Nus terisak dalam kesaksiannya mengawali khotbahnya di acara NARWASTU tersebut.
Satu kata yang menginspirasi dari Pendeta senior yang juga Penasehat majalah NARWASTU ini ialah bahwa “Tuhan tidak pernah Salah Memimpin Jalan Hidup Kita”.
“Berdirilah teguh di dalam Tugan, jangan goyah,” pesannya.
Lalu dalam khotbahnya, Pdt. Nus mencontohkan kisah nabi Abraham, Nuh dan Yusuf yang tunduk dan percaya saja kepada perintah Tuhan.
“Abraham percaya saat Tuhan akan memberikan anak (Ishsk) di usia lansia dan nurut saja ketika Tuhan meminta Abraham mempersembahkan Ishak sebagai kurban. Nuh nurut disuruh Tuhan bikin Kapal di atas bukit meski ditertawakan orang, dan Yusuf harus mengalami penderitaan dijual saudaramya hingga di penjara sampai pada akhirnya diangkat menjadi Perdana Menteri,” jelasnya.
Adapun Nama tokoh Kristiani pilihan majalah NARWASTU Tahun 2020 diantaranya; Mayjen TNI (Purn.) Jan Pieter Ate, M.Bus, M.A., (Mantan petinggi di Kementerian Pertahanan RI), Pdt. Dr. Victor Tinambunan, MST (Sekjend HKBP), Pdt. Wilhelmus Latumahina/alm. (Pencipta lagu “Hidup ini Adalah Kesempatan”), Kamaruddin Simanjuntak, S.H. (Pengacara MKC), Hulman Panjaitan, S.H., M.H. (Pakar hokum /Dekan FH-UKI),
Sedangkan Tokoh Kristiani Pilihan Majalah NARWASTU di Tahun 2021 Ke-21 diantaranya; Arist Merdeka Sirait (Penggiat Anak), Pdt. I Nyoman Agus, Maria Shandi (Penyanyi Rohani), Dr. Pantas Silaban (Pemenang Pencipta Lagu HKBP) dan Charles D. Sirait, S.Si (Politisi) Kristiani tahun 2021.
“Kiranya mereka terus menginspirasi, memotivasi dan menularkan nilai-nilai juang dan solidaritas di tengah Indonesia yang majemuk dan berdasarkan Pancasila,” harap Jonro. (ARP)
Be the first to comment