Kata Ketum MP GPdI Soal Gereja Metaverse

Jakarta, majalahspektrum.com – GEREJA Metaverse (dunia virtual) bisa jadi opsi saat menghadapi persekusi yang tiada habisnya di area tertentu di negeri ini. Dengan Gereja Metaversa maka nggak butuh lagi SKB 2 Menteri. Fleksibel, dan bisa dengan mudah diakses.

Presiden Jokowi sendiri sudah pernah sharing mengenai Oculus dan mencicipi pengalaman ‘metaverse’ bersama Mark Zuckerberg beberapa tahun lalu. Pak Jokowi langsung gercep untuk menggenjot infrastruktur digital. Tak lama lagi pengalaman ber-metaverse ria semakin mendekati kenyataan.

Metaverse dari kata Meta alias beyond atau melampaui dan universe atau dunia. Metarvese adalah dunia virtual secara 3D yang saling terkoneksi, orang-orang dapat bekerja, bertemu, berinteraksi dan menggunakan headset realitas virtual, kacamata augmented reality (AR), aplikasi smartphone dan atau perangkat lainnya.

Metaverse bisa menjadi game-changer untuk sistem shift kerja dari rumah atau work from home di tengah kondisi pandemi Covid-19. Akan ada interaksi, relasi dan transaksi di Metaverse. Wow, Ini bukan lagi sesuatu yang sifatnya jauh din depan atau masih mimpi jangka panjang. Ini adalah reralitas baru. Tak akan terhindarkan kita akan mengalami disrupsi ini.

Berikut pendapat Ketua Umum Majelis Pusat (Ketum MP) sinode Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), Pdt, Dr, Johnny Weol, MM, M.Th saat menerima kunjungan kasih Pengurus Pusat dan Pengurus Daerah DKI Jakarta Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia (PERWAMKI) di kantornya, gedung Sentra GPdI, Jl, Danau Sunter Selatan, Jakarta Utara, Jumat (11/2/2022).

“Gereja Metaverse bukan lagi gereja karena tidak ada salah Tri Tugas gereja di situ, utamanya yakni Koinonia (Bersekutu). Banyak nats Alkitab yang menjelaskan tentang hal ini yaitu pentingnya persekutuan, berkumpulnya orang-orang percaya (Eklesia=Gereja). Ini harus dipahami orang-orang Kristen atau jemaat,” kata Pdt, Dr, Jhonny Weol.

Pdt, Johnny Weol lantas mengutip salah satu nats Alkitab dalam Injil Matius 18:20 yang berbunyi; “Sebab Dimana Dua atau Tiga Orang Berkumpul Dalam Nama-Ku, Disitu Aku Ada diTengah – Tengah Mereka.”

“Ini jadinya tantangan bagi kita hamba-hamba Tuhan untuk menerangkan arti gereja sebenarnya yakni berkumpulnya orang-orang percaya untuk bersekutu dan saling menguatkan,” jelasnya.

Baca Juga : ( Dibawah  Kepemimpinan Jhonny Weol GPdI Tumbuh 300 Gereja Permanen )

Sebelumya, PERWAMKI dalam kunjungannya ke Gembala Sidang  GSPDI Jemaat Fila delfia, yang juga salah satu Dewan Penasehat DPP PERWAMKI, Pdt, Sr (HC) Mulyadi Sulaeman juga membahas tentang Gereja Metaverse. Beranjak dari obrolan itu, PERWAMKI berencana akan menggelar diskusi tentang Gereja Metaverse.

Dalam pandangannya, Pdt, Mulyadi Sulaeman mengatakan, selain dampak pandemic Covid-19, keberadaan Metaverse Church (Gereja Virtual) juga menjadi ancaman dan tantangan baru bagi gereja.

“Sekarang saja, karena sudah terbiasa beribadah online, jemaat sudah enggan datang ke gereja yang sudah menggelar ibadah offline. Apalagi dengan keberadaan gereja metaverse nantinya. Di Indonesia sudah ada gereja metaverse ini,” ungkap Pdt, Mulyadi, Rabu (20/1/2022) lalu di kediamannya, Jl. Kenanga, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta. (ARP)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan