Quo Vadis Sekolah Kristen, Kolaborasi Menuju Solusi

Jakarta, Majakahspektrum.com – MAJELIS  Pendidikan Kristen (MPK) Indonesia menyelenggarakan Koordinasi Nasional Gereja – Pendidikan Indonesia, Selasa (1 Maret 2023) di kampus UPH, Karawaci, Tangerang, Banten.

Mengangkat tema; “Quo Vadis Sekolah Kristen?, Kolaborasi Menuju Solusi” didasari pada fakta saat ini dimana banyak sekolah-sekolah Kristen bernasib “Hidup Segan Mati Tak Mau”. Banyak sekolah Kristen yang didirikan atau bernaung pada suatu sinode gereja sekedar ada abai keinginan kuat berkualitas.

Quo vadis adalah sebuah kalimat dalam bahasa Latin yang terjemahannya secara harafiah berarti: “Ke mana engkau pergi?” Kalimat ini adalah terjemahan Latin dari petikan bagian apokrif Kisah Petrus. “Tuhan, ke mana Engkau pergi?”

“Perlu sinergisitas antara gereja dengan sekolah, sinergisitas dan kerjasama antar sekolah Kristen. Yang kuat menopang dan membantu yang lemah,” kata Ketua Umum MPK Indonesia, Handi Irawan D., MBA., MCom saat ditemui di sebuah mall, Jakarta, Senin (28/2/2023).

Menurut Handi yang merupakan Pembicara kunci pada Kornas tersebut, MPK melihat bahwa beberapa pilar dari Sekolah Kristen di Indonesia perlu melakukan kolaborasi. Sebagian besar Sekolah Kristen didirikan oleh gereja dan kemudian gereja ini membentuk yayasan yang terdiri dari pengurus yang diangkat oleh gereja.

“Oleh karena itu, melalui Koordinasi Nasional ini, gereja bersama pengurus yayasan diharapkan untuk terus memperkuat manajemen sekolah. Selain itu, gereja juga perlu mendorong jemaatnya agar banyak yang mau menjadi guru,” kata Pengusaha, pencipta “Top Brand” dan Penulis Buku ini.

Handi Irawan Menyerahkan Penghargaan ‘Top Brand”

Handi menilai, berbagai langkah dari gereja ini, perlu juga didukung oleh Perguruan Tinggai Kristen di Indonesia. Saat ini, ada 21 Perguruan Tinggi Kristen yang memiliki FKIP. MPK berharap bahwa FKIP dari Perguruan Tinggi Kristen (PTK) ini bisa memperbesar kapasitas atau jumlah mahasiswanya. Tentunya,  PTK ini juga harus menyediakan beasiswa kepada mahasiswa FKIP nya.

“Dengan adanya Tri Dharma perguruan tinggi, maka dosen dan mahasiswa juga bisa melakukan pengabdian kepada Sekolah Kristen. Baik dalam bentuk pembinaan guru, perbaikan kurikulum atau peningkatan manajemen sekolah. Semua gerakan ini juga sesuai dengan visi dan misi MPK untuk mentransformasi Sekolah Kristen di Indonesia untuk menghasilkan siswa Kristen yang unggul, adaptif, mampu memberi dampak positif, berjiwa pemimpin dan berkarakter Kristiani,” terang Founder “Bilangan Research Center (BRC)” ini.

Untuk diketahui, MPK berdiri tahun 1950 dan saat ini menaungi sekitar 400 yayasan dan 7000 unit Sekolah Kristen di Indonesia.  Bagi MPK, kemajuan Sekolah Kristen juga sebagai bagian upaya untuk membantu pemerintah dalam upaya mencerdaskan bangsa.

Baca Juga : ( Ini Upaya MPK Ciptakan Sekolah-sekolah Kristen Unggul 2030 )

Handi berharap, sekolah-sekolah Kristen menerapkan nilai-nilai kristiani dalam proses pengajarannya. “Karena hal itulah yang membuat sekolah-sekolah Kristen seperti BPK PENABUR menjadi unggul. Memang kita perlu bayar harga yang tidak murah untuk menciptakan sekolah yang berkualitas namun hal itu bias dibantu dengan adanya kolaborasi dengan gereja dan pengusaha Kristen yang memiliki beban dan visi yang sama,” ungkapnya.

Seperti penegasan Rasul Paulus yang tertulis dalam Roma 12:2 “Janganlah menjadi serupa dengan dunia ini”. Lebih lagi, Tuhan Yesus juga menyerukan: “Kamu adalah terang dunia” (Mat 5:14). Perhatikan kata “adalah” (bukan “jadilah”), yang berarti menyatakan identitas Kristen yang sejati. Terang memang berbeda dengan gelap. Terang tidak boleh berubah menjadi gelap. Akan tetapi, terang harus menghalaukan kegelapan (Yoh 1:5). (ARP)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan