Bagaimana Memaknai dan Mengisi HUT Kemerdekaan RI kata John Palinggi

Jakarta, majalahspektrum.com – SEBENTAR lagi kita akan memperingati perayaan Kemerdekaan RI ke-78 Tahun (17 Agustus 1945-2023). Bagaimanakah sikap kita dalam memaknai dan mengisi Kemerdekaan?.

Ketua Harian Badan Interaksi Sosial Masyarakat (BISMA)–wadah kerukunan antar-umat beragama, Dr, John N Palinggi, MBA mengatakan Perayaan hari Kemerdekaan RI hendaknya bukan sekedar perayaan tetapi harus bersumber dari hati warga Negara yang terdalam dengan mengusap syukur, berterimakasih kepada para pejuang kemerdekaan dan mereka yang mendeklarasikan kemerdekaan Republik Indonesia, mulai dari mempersiapkan hingga memproklamasikan kemerdekaan dan bagaimana bersyukur kita masih bisa bebas.

“Saat ini kita masih bebas berkarya, beba mencari makan, bebas membangun persaudaraan bahkan bebas saling caci mencaci,” kata John Palinggi saat ditemui di kantornya, Wisma Mandiri, Menteng, Jakarta, Senin (7/8/2023).

Di kehidupan dunia ini, kata John Palinggi, tidak ada yang sempurna. Ada suka-duka, pahit-manis tidak ada yang sempurna yang baik-baik saja.

“Jangan berharap orang bersikap seperti malaikat karena itu tidak ada di dunia ini. Berpikirlah positif yang penting sehat. Sehat badan dan pikiran biar bisa cari makan. Kalau orang kenyang tidak mau ribut-ribut,” terangnya.

Mediator resmi Negara ini lantas mengajak kita berterimakasih kepada pendahulu bangsa yang telah berjuang untuk kemerdekaan, mulai kepada mereka yang gugur berperang memperjuangkan kemerdekaan, yang merencanakan hingga yang mendeklarasikan kemerdekaan RI.

“Berterimakasih kepada mereka yang merencanakan Proklamasi kemerdekaan, yang terdiri dari berbagai suku, agama dan ras, dimana ada 2 orang etnis Tionghoa juga di situ. Berterima kasih kepada orang-orang yang telah mati memperjuangkan kemerdekaan kita yang ada di makam Pahlawan Kalibata itu dan tentunya Proklamator kita Soekarno-Hatta. Kita doakan keluarganya agar hidup damai sejahtera dan supaya tetap dipelihara oleh Tuhan,” ajak John Palinggi.

Menurut John Palinggi, ada nilai kebersamaan, persatuan dan kerukunan dalam perbedaan dalam perjuangan Kemerdekaan RI itu. “Dengan Kebrsamaan dan Persatuan tanpa membedakan suku, ras dan agama, lahirlah kemerdekaan itu,” ujarnya.

John Palinggi menyayangkan adanya orang-orang yang mati di kubur di makam pahlawan Kalibata padahal tidak mati dalam perjuangan Kemerdekaan.

“Saya sangat tidak setuju ada orang-orang yang dikubur di makam Pahlawan Kalibata bukan mati di perjuangan kemerdekaan tetapi mati di kursi empuk. Asal ada duit bisa dimakamkan di situ sekalipun dia koruptor,” tukasnya.

Dalam mengisi Kemerdekaan, kata John Palinggi, sesama anak bangsa harus hidup rukun dalam perbedaan, bersatu tanpa melihat suku, agama dan golongan dalam membangun Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera.

“Hindari caci maki dan saling hina, apalagi hanya karena dengan tujuan kepentingan politik. Sikap seperti Itu meracuni masyarakat, bangsa dan Negara. Orang seperti itu seperti yang paling benar aja,” tukas Konsultan Investor Asing yang sudah 29 kali diundang ke istana Negara mengikuti upaca Kemerdekaan RI ini.

Baca Juga : ( Bagaimana Membangun Persaudaraan Antar Umat Beragama Kata John Palinggi )

Sebagai orang yang mencintai negaranya, kata John Palinggi, harusnya menciptakan karya bukan perkara.

“Harusnya gila berkarya, jangan gila kekuasaan, gila kehormatan. Ada orang gila hormat dengan lencana-lencana berjibun di bajunya agar dihormati bahkan ditakuti. Harusnya tuh gila berkarya, gila melayani untuk kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Dalam mengisi Kemerdekaan, John Palinggi berharap setiap kita mau berusaha di kehidupan yang sulit seperti sekarang ini. Berusaha untuk berprestasi.

“Berprestasi secara individual saja tidak usah ikut-ikutan kehebohan yang tidak membawa manfaat. Jadi usahakan berprestasi secara individual, jangan kerjanya bikin gaduh, cari makan lewat bikin kegaduhan, caci maki dan menghina orang, apalagi yang dihina itu pejabat Negara,” ungkap John Palinggi.

Lanjut John Palinggi, dengan bertani, atau apapun yang dapat dikerjakan agar menghasilkan uang untuk dapat makan. Dan lakukanlah hal itu dengan tulus ikhlas, berusahalah untuk keluar dari kesulitan jangan mengharapkan belaskasihan orang lain.

“Selama itu menghasilkan uang buat beli nasi lakukan itu. Jangan berharap ada orang lain yang akan membantu kita utnuk dapat makan. Berusahalah keluar dari kesulitan dengan cara berprestasi menciptakan uang buat beli beras. Jangan sampai seperti sekarang ini banyak orang di jalanan Triad reformasi apa segala pasal tetapi masih repot nasi, jadi mereka ini semua penipu ulung,” tandasnya. (ARP)

1 Comment

  1. Apresiasi himbauan Pak John : Mengisi 78 Thn Kemerdekaan KNRI dg Berprestasi dan Berkontribusi 🙏🤝

Tinggalkan Balasan