Jakarta, majalahspektrum.com – IKATAN Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IP-KI) merupakan organisasi kebangsaan tertua yang berdiri sejak 20 Mei 1954. Para tokoh pemrakarsa IP-KI di antaranya adalah; Jenderal Besar TNI A.H Nasution dan Pahlawan Revolusi Mayjend (Anumerta) Gatot Soebroto.
IP-KI didirikan dengan tujuan mengamalkan dan menerapkan falsafah dan ideologi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya tujuan nasional. Program partai adalah mengembalikan kedaulatan di tangan rakyat.
Pada Musyawarah Nasional (MUNAS) ke-20 Tahun 2023, IP-KI telah menetapkan arah perjuangan organisasi kebangsaan ini untuk dapat berperan, berkontribusi dan memberikan andil yang lebih strategis lagi bagi Bangsa dan Negara.
“Tidak hanya sebatas sebagai think tank, namun juga perlu memberikan aksi nyata yang berkelanjutan,” kata Ketua Umum DPP IP-KI yang baru terpilih secara aklamasi untuk periode 2023-2028, H. Baskara Harimukti Sukarya di Hotel Milenium, Jakarta, Sabtu (16/09/2023).
Mewujudkan 100 Tahun Indonesia Emas, kata Baskara, perlu mempersiapkan generasi muda Bangsa. Untuk itulah IP-KI hadir kembali untuk mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa dan turut ambil bagian dalam proses mewujudkan 100 tahun Indonesia Emas. Bonus Demografi (kelebihan generasi muda) yang dialami Bangsa Indonesia saat ini, menyongsong 100 tahun Indonesia Emas, patut dipersiapkan secara matang, strategis dan berkesinambungan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, Penduduk Indonesia dalam usia produktif berada pada angka 69,25% atau sejumlah 190,83 juta jiwa dari keseluruhan penduduk Indonesia. Angka ini menjadi penting untuk dapat membangun Negeri, melesat jauh dalam bersaing pada tatanan Global Dunia.
“Indonesia sedang menerima bonus demografi sebagai suatu momentum dan peluang untuk dapat menentukan harkat dan martabat bangsa menjadi Indonesia yang utuh dengan makna warna Emas itu sendiri. Menempatkan generasi muda Bangsa dalam skala prioritas. Hal tersebut sangat bijak untuk dilakukan saat ini.” terang Baskara.
Baskara Sukarya kembali menegaskan bahwa strategi transformasi kelembagaan IP-KI sebagaimana dulu didirikan oleh para pendiri, adalah transformasi yang bukan sekedar optimalisasi fungsi, melainkan juga penyesuaian metodologi yang beriringan dengan perkembangan zaman. Di era digitalisasi, teknologi menjadi alat utama dalam menyampaikan pesan moral kebangsaan dengan bentuk yang lebih efektif, optimal dan merata kepada seluruh individu masyarakat, khususnya generasi muda Bangsa.
“IP-KI akan terus berusaha untuk mengoptimalisasi teknologi dalam menginspirasi masyarakat, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Pancasila, hal ini menjadi fokus utama IP-KI tatkala penelitian dari Setara Institut menyajikan data kurang lebih 57% generasi muda, tidak keberatan bila ideologi Pancasila diganti,” ungkapnya.
Menurut Baskara, hal itu menjadi kekuatiran sekaligus perhatian khusus dari Baskara Harimukti Sukarya melihat kondisi generasi muda saat ini. “Atas kondisi tersebut, peran IP-KI bukanlah sebagai entitas yang dapat berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian integral dari masyarakat dan pemerintah membangun sinergitas,” tukasnya.
IP-KI, lanjut Baskara, akan terus berusaha hadir di tengah-tengah masyarakat, berbagi ruang dan pandangan, serta menjadi penjaga api Nasionalisme dan Cinta Tanah Air sekaligus berupaya secara konsisten dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Kami berharap masyarakat dapat bersatu dan memandang masa depan yang lebih baik sebagai satu kesatuan bangsa yang kuat dan solid dalam segala situasi dan kondisi, terlebih menjelang pesta demokrasi 2023,” ajaknya.
Melalui pidatonya, Baskara menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat, khususnya dalam rangka giat dan proses pemilihan umum negara Indonesia, agar tetap bersatu, mengedepankan demokrasi yang kondusif dan saling menghargai juga menghormati serta bersama-sama berkomitmen untuk menjaga kedaulatan Indonesia yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dan setiap hak-hak warga negara serta tegas dalam mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sementara, Ketua Dewan Pembina IP-KI, Drs, Bambang Sulistomo, SIP mengingatkan bahaya feodalisme di tengah maraknya kelompok radikal, intoleran yang anti Pancasila. “Saya ini juga orang Radikal, radikal Pancasila,” tegas putra Pahlawan Nasional Bung Tomo ini.
Bambang mengaku keprihatinannya saat ini dimana pengamalan nilai-nilai Pancasila tidak lagi menjadi perhatian pasca era Reformasi. Di sekolah-sekolah Pancasila tidak lagi membumi dalam kehidupan pembelajaran.
Terkait tahun Pemilu 2024, Bambang menegaskan bahwa IP-KI tidak berafiliasi dengan partai politik tertentu.
“IP-KI tidak berpolitik tetapi melahirkan tokoh negarawan bukan politisi. Para pendukung Capres jangan berkelahi, Presiden terpilih hendaknya menjalankan mandat rakyat bukan mandat kepentingan Parpol. Karena uang yang mereka pakai dalam menjalankan tugas adalah uang kita rakyat,” tandasnya. (ARP)
Be the first to comment