Jakarta, majalahspektrum.com – PENGAMAT Militer yang juga Ketua ARDIN (Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor Indonesia), Dr, John N Palinggi, MM, M.BA meminta Negara meningkatkan Kesejahteraan Prajurit dan keluarga. Hal itu untuk mewujudkan TNI yang Prima, kuat sehat lahir dan bathin.
“Ini sesuai dengan UU TNI No.34 Tahun 2004 yang diperbaharui dengan UU No.3 tahun 2024, pada Pasal 49.,” kata Jhon Palinggi di Grha Mandiri, Menteng, Jakarta, kemarin.
HUT TNI Ke-80 yang jatuh pada, Minggu, 05 Oktober 2025, mengangkat tema; “TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju.
Menurut John, tema HUT Ke-80 TNI mengandung makna; TNI yang Prima berarti dalam keadaan baik, yang dalam konteks kesehatan berarti sejahteta kualitas hidup baik akan maksimal menjaga kedaulatan negara, menjaga keamanan, persatuan dan kesatuan bangsa, bersama rakyat menciptakan Indonesia maju.
“Pasal 2 UU TNI jelas mengatakan bahwa TNI dari rakyat atau WNI dengan Sapta Marga sumpah prajurit menjaga NKRI. Negara aman Indonesia maju,” John.
Dari moto 3 matra TNI beserta turunannya, kata John, dapat dinilai makna mendalam tentang jiwa TNI.
“Masyarakat harus tahu Moto-moto itu agar memahami peran penting TNI dalam kedaulatan negara, jiwa idealisme nasional dan kesetiaan pada Pancasila, UUD ‘45, Bhineka Tunggal Ika “ ujar Ketua Assosiasi Mediator Indonesia yang pernah menjadi pengajar ahli LEMHANAS ini.
Dijelaskan John, adapun Moto-moto itu yakni; TNI AD memiliki moto, “Kartika Eka Paksi” yang berarti Burung gagah perkasa tanpa tanding, menjunjung Cita-cita tinggi melambangkan kekuatan dan kejujuran.
“Di bawah TNI AD ada Korps Kopasus (Pasukan elite TNI AF) yang memiliki moto; Berani, Benar dan Berhasil bermakna lebih baik pulang nama daripada gagal di medan laga. lalu ada Kostrad; ‘Yuda Nirbaya Bakti’ yang bermakna pengabdian dengan perang tanpa marabahaya,” terang John.
Lanjut John, moto TNI AL; “Jares Veva Jaya Mane” yang artinya “Kejayaan kita ada di Laut. turunan TNI AL Marinir (pasukan elite TNI AL) memiliki moto; “Jalesu Bhumyamca Jaya Mate” yang artinya “Di Darat dan Laut kita jaya”.
Lalu TNI AU memiliki moto; “Swa Bhuwana Paksa” memiliki maksa “Saya Pelindung Tanah Air”. Sementara pasukan elite TNI AU Kopasgat memiliki moto: “Karmanye Vadikaraste Mafelesu Kadatjana” memiliki arti “Menunaikan tugas tanpa menghitung untung dan rugi.
“Sementara Paspampres yang berasal dari orang pilihan 3 matra memiliki moto; ‘Setia Waspada’ yang bermakna Setia pada tugas, setia pada negara, kepala negara dan lambang negara dengan kewaspadaan tinggi,” papar John.
Melihat situasi saat ini, John mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak mencurigai TNI. Adu domba dan mengjina TNI.
“Melemahkan TNI sama dengan Melemahkan Negara. Jangan takut TNI akan membuat militeristik atau diktator. TNI itu sangat taat Sapta Marga, Sumpaj Prajurit dan 8 wajib TNI,” pungkasnya.
Terkait UU TNI No.3 Tahun 2024 (perubahan UU TNI sebelumnya) dimana TNI makin merambah ke kedudukan dan jabatan sipil. John menilai hal itu baik dalam rangka TNI ikut serta dalam memberikan pokok pikiran, Stimulasi dan stabilitas terhadap ancaman disintegrasi bangsa melalui sektor ekonomi, politik dan kemasyarakatan.
“TNI dapat mendeteksi dini ancaman dan berpikiran panjang,” tukasnya.
Menurut John, lahirnya UU TNI No.34 Tahun 2004 adalah akibat krisis ekonomi 1998 dimana negara dirugikan ratusan triliun rupiah akibat dari BLBI dan Bantuan penyehatan perbankan.
“Menkeu Sri Mulyani pernah mengatakan bahwa kasus BLBI akan membebani negara hingga Tahun 2043,” tandasnya. (ARP)