Jakarta, majalahspektrum.com – MALAM Pagelaran Opera Budaya Nusantara menandai semaraknya perayaan puncak HUT ke-50 Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir (GYK OSZA) di Balai Sarbini, Semanggi, Jakarta, Sabtu (26/10/2019). Hampir dari seluruh budaya yang ada di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke ditampilkan dalam bentuk drama dan tarian diiringi musik dan lagu daerahnya (opera).
Hadir sebagai tamu undangan dalam malam perayaan puncak HUT tersebut mantan Menteri Menkokesra yang juga mantan Ketum partai PKB, Alwi Shihab, ibu Negara Presiden Ke-4 RI Sinta Nuriyah Wahid (isteri Gus Dur) tokoh lintas agama dan gereja serta mitra kerjasama kemanusiaan GYK OSZA.
Bersamaan dengan Malam Pagelaran Opera Budaya Nusantara tersebut, GYK OSZA menerbitkan buku 50 Tahun di Indonesia Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir “Bangkit dan Bersinar”. Dalam buku yang berisi tentang perjalanan dan pelayanan gereja GYK OSZA di Indonesia tersebut, terdapat juga kata sambutan dan ucapan selamat dari Ketua PBNU Said Aqil Siradj dan Sekum PGI Pdt, Gomar Gultom.
Baca Juga : ( Sejarah dan Pengabdian GYK OSZA di Indonesia Dalam Buku “Bangkit dan Bersinar” )
Dalam kesempatannya di acara puncak perayaan HUT ke-50 GYK OSZA, Alwi Shihab mengatakan perjalanan 50 tahun GYK OSZA di Indonesia menjadi salah satu bukti bahwa keberagaman terawat dengan baik di Indonesia.
“Telah 50 tahun GYK OSZA tumbuh dan berkontribusi aktif dalam berbagai sektor kemanusiaan, bergotongroyong, bahu-membahu dengan masyarakat dalam berbagai bidang, salah satunya kepedulian terhadap penanganan kebencanaan alam,” kata Alwi di Balai Sarbini, Jakarta, Sabtu (26/10/2019) malam.
Alwi mengaku akrab dengan GYK OSZA karena kerab berhubungan dan kerjasama program kemanusiaan dengan LDS Charities yang merupakan organ dari GYK OSZA.
“Yang saya pahami, pengajaran GYK OSZA yang kalau di negeri asalnya Amerika bernama The Church Of Jesus Christ of Later-Day Saints disingkat LDS menekankan pengajaran menempatkan keluarga sebagai unit utama kehidupan dalam rangka mencapai peradaban yang lebih luas,” ungkapnya.
Yang dikatakan Alwi selaras dengan isi buku “Bangkit dan Bersinar”, dimana GYK OSZA memang menekankan pengajaran inti pada keluarga. Menurut buku tersebut, pembangunan karakter keluarga akan berdampak pada pembangunan kualitas karakter suatu bangsa. Hal ini selaras dengan ungkapan “Jika Ingin Menghancurkan suatu Bangsa, hancurkanlah tiap keluarga di bangsa tersebut” begitu pula sebaliknya.
Sementara, Sekretaris Umum (Sekum) Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pdt, Gomar Gultom dalam kata pengantarnya di buku tersebut mengatakan dirinya mewakili MPH PGI mengapresiasi pelayanan gereja OSZA dalam aksi kemanusiaan. Hal itu, kata dia, sebagai wujud pewartaan kabar baik di tengah masyarakat dan bangsa Indonesia.
“Saya mengapresiasi kesediaan gereja OSZA untuk bersinergi bersama Gereja-gereja di sekitarnya dalam setiap kegiatan merespon setiap peristiwa bencana yang terjadi di Indonesia,” kata Gomar.
“Penampilan opera budaya nusantara di malam perayaan puncak HUT ke-50 tahun gereja OSZA sebagai bentuk penghargaan atas keberagaman Indonesia yang majemuk yang harus terus dirawat dan dipelihara sebagai karunia Tuhan atas bangsa ini,” tambah calon kuat Ketum PGI mendatang ini.
Tampak dalam malam perayaan puncak HUT ke-50 tahun GYK OSZA di Indonesia penampilan aneka budaya tarian dan lagu daerah yang ada di Indonesia dari Sabang sampai Merauke diiringi musik dan lagu (Paduan suara). Ditampilkan juga cuplikan video berbagai kegiatan kemanusiaan gereja OSZA di setiap peristiwa bencana alam yang terjadi di Indonesia dan aksi sosial lainnya yang pernah dilakukan. (ARP)
Be the first to comment