
Jakarta, majalahspektrum.com – TIDAK banyak orang yang tidak membalas dendam karena dijahati atau diperlakukan kurang baik oleh orang lain.
Biasanya, ketika seseorang melakukan balas dendam kepada orang yang menjahatinya dengan “Mata Ganti Mata” atau paling ringan. enggan menegur atau menolong orang itu.
Namun ada cara Balas Dendam yang unik Ala Ketua Umum Majelis Pusat Gereja Pentakosta di Indonesia (Ketum MP GPdI), Pdt, Dr, Johnny Weol, MM, M.Th terhadap orang yang menjahatinya yaitu; Dengan Tidak Berprilaku Jahat Seperti Orang yang Menyakitinya.
“Bagi saya, Cara balas dendam yang paling Bijaksana adalah tidak menjadi jahat seperti orang yang menyakiti kita,” tutur Pdt, Johnny Weol saat ditemui di kantornya di Centra GPdI. Jl. Sunter Selatan, Blok E No. 1, Jakarta Utara.
Menurut Ketum MP GPdI Dua Periode itu, dirinya kerap diserang isu-isu miring. terutama menjelang Mubes Sinode GPdI.
Bukan itu saja. jika ada persoalan yang menyangkut MP GPdI. selalu disangkutkan ke dirinya secara personal. biasanya dilakukan oleh orang-orang yang merasa dirugikan akibat kebijakan atau keputusan MP GPdI, dimana ia sebagai Ketum.
Oleh karena itu, Pdt, Johnny Weol mengingatkan kembali kepada insan di GPdI akan identitas GPdI yang mengandalkan Firman dan Roh Kudus.
“Untuk ke depan, siapa saja yang ingin mencalonkan diri untuk menjadi Ketum MP GPdI sah-sah saja, yang pasti memenuhi persyaratan sesusi ART. Harapan saya untuk seluruh warga GPdI. tidak perlulah harus menggoncang organisasi gereja kita sendiri, hanya dengan tujuan di Mubes,” harapnya.
Kata Pdt, Johnny Weol lagi, di lingkungan GPdI, apakah dia itu seorang Gembala Pendetakah, Penginjilkah, Guru atau Jabatan di Organisasi itu tidak digaji, murni pengabdian pelayanan.
“Mungkin ya, ini seperti yang dikatakan seorang Filsuf, Abraham Maslow, ini kebutuhan Prestise,” katanya. (ARP)
Be the first to comment