Sinode Godang HKBP 2024 Dinodai Aksi Tidak Simpatik Panitia Lapangan

Sipaholon, Taput, majalahspektrum.com – PERHRLATAN Sinode Godang ke-67 HKBP Tahun 2024 Dinodai aksi tidak simpatik panitia lapangan. Oknum panitia yang bertugas di belakang area parkiran mobil itu melakukan aksi berlebihan di luar Tupoksinya terhadap sejumlah wartawan dari Jakarta.

“Kami diperlakukan seperti penjahat atau teroris yang dicurigai, padahal sudah tergantung memblep atau tanda pengenal peserta Sinode Godang,” kata Junior Nainggolan, wartawan dari Jakarta.

Untuk diketahui, 6 kru wartawan mengunakan mobil pribadi dari Jakarta tiba di lokasi seminary sipaholon pada Selasa, 3 Desember 2024 sekitar pukul 10:00 WIB. Diminta parkir di area paling belakang, mereka berjalan kaki sejauh 150 m hendak menuju ruang sekretariat panitia untuk lapor diri guna peliputan meminta memblep /tanda pengenal, namun baru hendak ke kantor sekretariat panitia di gedung auditorium Sipaholon, oleh panitia lapangan, yang belakangan diketahui Seksi Keamanan Parkir marga Simanungkalit mencegat tidak memperbolehkan masuk area Sinode Godang HKBP di gedung Auditorium Sipaholon (berjarak 150 M) dengan alasan tidak memakai memblep.

“Lah ini saya mau minta memblep, pun mau temui Ephorus lapor sudah hadir untuk meliput. namun oleh oknum panitia tersebut tetap tidak diijinkan lalu berkata jangankan ephorus, presiden sekalipun kalau tidak ada memblep tidak boleh masuk,” terang Ariyanto Panjaitan wartawan lainnya.

Tak kehilangan akal. Panjaitan lalu mengambil jalan memutar lewat tanah becek masuk lewat pintu gerbang utama ke gedung auditorium Sipaholon agar bisa ke sekretatiat panitia meminta memblep.

“Beruntung penjaga pintu gerbang utama mengerti dan membolehkan kami masuk bahkan mengantarkan saya ke ruang sekretariat panitia,” terang Panjaitan.

Setelah mendapatkan memblep untuk 4 orang wartawan, Panjaitan berjalan lewat jalur dalam sejauh 150 m menuju area parkir belakang untuk memberikan memblep kepada 3 orang wartawan lainnya.

Simanungkalit, Seksi Keamanan Parkir Panitia SG HKBP 2024

“Namun memblep sudah terpasang, bergantung di leher masih dicegat oknum panitia tersebut sambil minta KTP dan tanya dari media mana dan mau ngecehk media kami apakah benar ada,” jelasnya.

Besoknya, lanjut Panjaitan, karena memang mobil tamu harus parpir di area belakang lapangan bola, kembali dicegat oknum panitia tersebut sambil memfoto menggunakan smartphonenya.

“Teman saya junior kesal lalu memfoto balik. saat saya tanya apakah ini tupoksi dia, oknum panitia Simanungkalit itu bilang iya. lalu saya check memblep dia lewat foto yang ternyata seksi keamanan parkir,” bebernya.

Tidak cukup sampai di situ. besoknya, terjadi lagi perlakuan tidak menyenangkan bahkan kelewatan. salah seorang dari mereka meminta kaca mata dari salah seorang rombongan wartawan tersebut.

“Karena dianggap orang Jakarta lalu minta kaca mata teman saya. dan diberikan, karena takut mobil kami dikerjai,” ujar Panjaitan.

Panitia Sinode Godang kali ini dianggap oleh Panjaitan paling tidak Ramah dan menghargai wartawan. akses peliputan dibatasi. tidak ada fasilitas akomodasi, transportasi, apalagi ruangan khusus pers dan akses internet.

Di SG 67 HKBP tidak ada pers rilis, konperensi pers, bahkan sekedar ingin mewawancara narasumber penting tertutup aksesnya. padahal datang jauh-jauh dari Jakarta dengan biaya sendiri.

Para wartawan tidak diijinkan masuk ruangan untuk liput proses penghitungan. bahkan memblep ditarik panitia penjaga pintu untuk membaca identitas wartawan. tidak ada sopan santun bahasa yang ramah.

Beruntung ada Ephorus Robinson Butarbutar. yang oleh para awak media dari jakarta sebagai sosok yang sangat baik, ramah dan peduli.

“Opung Ephorus RBB mudah untuk diwawancara, menyediakan kita tempat menginap yang sangat nyaman dan membantu transportasi,” ungkap Panjaitan.

“Untuk selanjutnya, kami kapok datang ke Sinode Godang HKBP. Pantas saja pariwisata Danau Toba tidak bisa menjadi primadona wisata nusantara, masyarakatnya tidak ramah kepada pendatang. panitia lokal itu contohnya, sok jago dan sipanggaron,” ketusnya. (RED)

 

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan