Apa Pasal, Usai Dideklarasikan PDIP Elektabilitas Ganjar Malah Turun

Jakarta, majalahspektrum.com – TINGGINYA Elektabilitas Gubernur Jawa tengah, Ganjar Pranowo sebagai Capres potensial berdasarkan hasil survey membuat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) resmi mengusung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Pengumuman Ganjar capres PDIP itu disampaikan oleh Ketuam PDIP Megawati Sukarnoputri di Istana Batutulis, Bogor, pada 21 April 2023.

“Menetapkan saudara Ganjar Pranowo, sekarang Gubernur Jawa Tengah, sebagai kader dan petugas partai untuk ditingkatkan penugasannya sebagai calon Presiden Republik Indonesia dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,” kata Megawati.

Banyak insan dan pengamat akan hal itu. Pasalnya, bukan kebiasaan Megawati mengumumkan bakal capres jauh-jauh hari.

Namun sayangnya, usai dideklarasikan PDIP sebagai Bacapres 2024 elektabilitas Ganjar Pranowo berdasarkan hasil poling berbagai lembaga survey terpercaya malah turun. Elektabilitas Ganjar yang tadinya terus teratas, di atas Prabowo kini tertinggal oleh Prabowo.

Hasil Survey LSI Denny JA

Hasil survei yang dilakukanLSI Denny JA secara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia, dengan margin of error sebesar 2,9%. pada tanggal 3-15 Juli 2023 menempatkan Prabowo Subianto mengungguli Ganjar dengan selisih 10,4%.

LSI Denny JA merilis hasil survei head to head bakal capres Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Prabowo dan Ganjar berjarak 10,4%.

“Bulan Januari 2023, elektabilitas Prabowo 38,5%. Bulan Mei naik menjadi 44,5%. Bulan Juni naik kembali menjadi 50,4%, dan Bulan Juli juga naik menjadi 52%,” ujar peneliti LSI Hanggoro Doso Pamungkas saat memaparkan rilis di Kantor LSI Denny JA, Jakarta, Senin (31/7/2023).

Pada bulan Januari 2023, Elektabilitas Ganjar sebesar 43,1% namun setelah dideklarasikan PDIP pada bulan April turun menjadi 38,1% di bulan Mei 2023. Bulan Juni berhasil rebound menjadi 43,2%. Akan tetapi bulan Juli turun menjadi 41,6%.

Berikut hasil survei head to head Prabowo Vs Ganjar di LSI Denny JA:
Prabowo Subianto: 52%
Ganjar Pranowo: 41,6%
Tidak tahu/tidak jawab: 6,4%.

LSI Denny JA juga menyatakan Ganjar unggul hanya di pemilih PDIP. Sementara, Prabowo unggul di semua pemilih partai selain PDIP.

Lembaga Survei Indonesia (LSI)

LSI merilis hasil survei terkait Pilpres 2024. Hasilnya, Prabowo Subianto mengungguli Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di survei bakal capres 2024.

Hasil survei LSI dirilis pada Selasa (11/7/2023), target populasi survei LSI adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon/cellphone, sekitar 83% dari total populasi nasional. Survei dilakukan pada 1-8 Juli 2023.

Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.

Dengan teknik RDD sampel sebanyak 1.242 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei diperkirakan ±2.8% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.

Pada simulasi 3 nama, Responden diberikan pertanyaan: Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai presiden di antara nama-nama berikut?… (%) hasilnya;

Prabowo Subianto 35,8%
Ganjar Pranowo 32,2%
Anies Baswedan 21,4%

“Prabowo unggul 3,6%. Sudah cukup bagus tapi belum mencapai dua kali margin of error,” ucapnya.

Berdasarkan tren, nama Prabowo mengalami peningkatan dari sebelumnya 30,3% pada April lalu menjadi 35,8% pada Juli. Nama Ganjar juga mengalami peningkatan dari April lalu 26,9% menjadi 32,2% pada Juli. Sedangkan nama Anies mengalami penurunan dibanding April lalu 25,3% menjadi 21,4% pada Juli.

Apa pasal elektabilitas Ganjar menurun hingga dikalahkan oleh Prabowo?. Dihimpun dari berbagai sumber, menurunnya elektabilitas Ganjar hingga dikalahkan Prabowo disebabkan beberapa hal, diantaranya;

  1. Penolakan Timnas Israel di Piala Dunia U-20

Jajak pendapat Litbang Kompas Mei 2023 menunjukkan, elektabilitas calon presiden (capres) Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengalami penurunan sebesar 2,5 persen. Saat ini, tingkat elektoral Ganjar berada di angka 22,8 persen dan berada di peringkat kedua, tersusul oleh elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan elektabilitas 24,5 persen. Margin of error dari survei 2,83 persen.

“Bagaimana pun, pernyataan Ganjar yang menolak tim sepak bola Israel main di Piala Dunia U20, yang kemudian dikaitkan dengan kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah pergelaran internasional tersebut, berpengaruh pada laju elektabilitasnya,” ujar peneliti Litbang Kompas Bambang Setiawan dikutip dari Harian Kompas edisi Rabu (24/5/2023).

Baca Juga : ( Mengingatkan PDIP dan Ganjar Dengan Nats Kejadian 12 : 2-3 )

  1. PDIP Dianggap Arogan dan Sombong

Youtuber yang juga Dosen UI, Ade Armando, menyebut Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) arogan atau sombong setelah mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (Capres) 2024.

Ade mengungkapkan PDIP hanya menyebut Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) sebagai pendukung Ganjar sebagai Capres. Sementara PSI, kata Ade, yang sejak Oktober 2022 mendeklarasikan Ganjar sebagai Capres tak dianggap oleh PDIP.

“Terus terang saya merasa ada masalah serius dengan PDIP, maaf ya tapi mereka itu sombong dan kesombongannya bisa berharga sangat mahal,” kata Ade dalam kanal YouTube COKRO TV pada Selasa, 2 Mei 2023.

Ganjar, kata Ade, belum tentu menang di Pilpres 2024, karena setiap waktu konstelasi dukungan bisa berpindah arah, dalam hal ini koalisi sangat diperlukan.

“Setiap saat konstelasi dukungan bisa berubah, proses pemilihan presiden masih sangat dinamis, tidak ada sesuatu yang definitif karena itu kesediaan untuk bekerja sama dengan kelompok-kelompok lain sangat diperlukan,” tuturnya.

Baca Juga : (Setelah Relawan dan Keluarga Jokowi, Giliran PSI Diserang Gaya “Emak-emak Rempong” Ala PDIP Untuk Menekan)

  1. Kontrak Politik Ganjar Dengan PDIP Sebagai Petugas Partai

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menduga alasan Presiden Joko Widodo atau Jokowi lebih condong menunjukkan dukungannya kepada Prabowo Subianto dibanding Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024, karena adanya kontrak politik antara Gubernur Jawa Tengah itu dengan PDIP. Jokowi menunjukkan dukungan kepada Prabowo terlihat dari seringnya kedua tokoh tersebut bertemu empat mata dalam berbagai kesempatan.

Menurut Ujang, secara psikologis Jokowi menginginkan sosok presiden yang bisa loyal kepada dirinya pasca lengser nanti. Namun dengan adanya kontrak politik, nantinya Ganjar bakal patuh kepada PDIP.

“Ketika Jokowi sudah tidak jadi presiden lagi, ditinggalkan. Sedangkan PDIP itu dipegang di bawah kendali Megawati dan Puan, sehingga Ganjar itu sebagai petugas partai tunduk dan patuh pada Megawati dan Puan, bukan pada Jokowi. Itu ketakutan Jokowi salah satunya seperti itu,” ujar Ujang saat dihubungi Tempo, Rabu, 21 Juni 2023.

Gelagat berpaling dari Ganjar, kata Ujang, juga ditunjukkan beberapa organ relawan Jokowi. Ia menyebut banyak pendukung Jokowi yang awalnya bakal mendukung Ganjar, kini beralih mendukung Prabowo. (JH)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan