Jakarta, majalahspektrum.com – MENTERI Perhubungan (Menhub), Ir, Budi Karya Sumadi memaparkan pembangunan infrastruktur transportasi nasional yang menyatukan Indonesia di Sekolah Tinggi Teologi Rahmat Emmanuel (STT REM), Kamis (9/5/2019).
Menhub mengatakan cirri sebuah Negara maju adalah dilihat dari infrastruktur dan alat transportasi yang baik. Pasalnya, dengan roda transportasi yang baik akan membuka dan memperlancar jalur distribusi ekonomi.
“Jalur distribusi barang menjadi lancar dan efisien. Dengan adanya akses transportasi akan membuka peluang peningkatan ekonomi masyarakat hingga pedalaman,” kata Menhub dalam kuliah umumnya di STT REM tersebut.
Diceritakan Menhub, pemerintah telah membuka 11 bandara penerbagangan baru, jalan raya hingga pedalaman, jalan told dan pelabuhan.
“Di Miangas yang berpenduduk 400 KK sudah kita bangun bandara penerbagan. Presiden Jokowi ingin dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia tersambung, tersedia transportasi yang menyatukan dengan biaya terjangkau,” jelasnya.
Budi mengemukakan keprihatinannya terhadap jalur transportasi terkait logistic yang selama ini harus singgah di Singapura. karena Singapura merupakan jalur “hub”, tetapi kini kementerian perhubungan, mempunyai target menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai jalur “hub”, agar distribusi logistik tidak lagi berbiaya mahal karena harus ke Singapura, sehingga harga-harga komoditas khususnya, dapat lebih terjangkau, dan merata sama diseluruh wilayah.
Menurut Menhub, pemerintah akan menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan bisnis internasional, dimana jalur pengiriman barang ekspor atau impor dapat langsung ke negara tujuan.
“Jadi tidak perlu lagi lewat Singapura. Masak Negara kecil yang selama ini mengatur jalur distribusi barang ekspor-impor. Dengan demikian kita akan langsung mendapatkan manfaat ekonominya,” ungkapnya.
Menurut Budi, pembangunan infrastruktur transportasi merupakan bagian dari Visi-Misi kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang tertuang dalam Nawacita.
“Dulu founding fathers kita, menyatukan kita secara konseptual, tetapi kita kini, menyatukan secara jarak dan fisik, melalui konektivitas” ujar Budi.
Selain komitmen menyatukan Indonesia, melalui berbagai proyek infrastruktur sebagai jalur konektivitas nasional, Budi juga mengemukakan bahwa dirinyapun berkomitmen melakukan perubahan mental karakter aparat, memberantas pungutan liar, maupun praktek-praktek ilegal lainnya.
Budi sebelum mengakhiri paparannya, mengimbau, agar mahasiswa STT REM sebagai generasi milenial, dapat turut mengalami berbagai kemajuan infrastruktur dan moda transportasi yang ada, seperti akses jalan tol lintas Jawa, MRT, LRT, dan lainnya, untuk itu Budi bersedia memfasilitasi mahasiswa STT REM bila menghendakinya, diharapkan nantinya, mahasiswa tersebut dapat memviralkan pengalamannya melalui jejaring media sosial.
Untuk diketahui, kuliah umum kepemimpinan yang rutin diadakan STT REM, bekerjasama dengan Conrad Supit Center, mengahdirkan tokoh-tokoh nasional yang berkompeten. Telah belasan menteri kabinet kerja pernah memeberikan kuliah umum di kampus tersebut. Kuliah umum dipandu oleh Direktur Eksekutif Conrad Supit Center Johan Tumanduk.
Budi Karya Sumadi (65), lahir di Palembang 18 Desember 1956, sebelum menjadi Menteri Perhubungan, pernah memimpin dua BUMD DKI Jakarta, yakni PT. Pembangunan Jaya, Tbk, dan Direktur Utama PT. Jakarta Propertindo (Jakpro) pada masa Gubernur DKI Joko Widodo. Saat Jokowi Presiden, alumni Universitas Gajah Mada ini dipercaya menjadi Menteri Perhubungan menggantikan Ignatius Jonan meninggalkan pos kerjannya sebagi Direktur Utama PT. Angkasa Pura II. (ARP)
Be the first to comment