STT EKUMENE Siapkan Lulusan Generasi Indonesia Emas 2045 dan Era 5.O

Jakarta, majalahspektrum.com – GUNA mempersiapkan lulusan mahasiswa yang berkualitas sebagai bagian dari Bonus Demografi generasi emas Indonesia Emas 2045 dan siap menghadapi era digitalisasi 5.0, Sekolah Tinggi Teologia (STT) Ekumene menggelar Ekumene Conference di Fuction Hall Mall Artha Gading, Jakarta Utara sejak Selasa hingga Rabu (14-15 Maret 2023).

Hadir sebagai pemateri dalam acara itu Dirjend Bimas Kristen Kementerian Agama RI, Dr, Jeane Marie Tulung, S.Th, M.Pd, Guru Besar Sosiologi FISIP UI, Prof, Dr, Paulus Wirutpmo, M.Sc, Director of Digital Business Development and Marketing MNC Capital, Jessica H Tanoesoedibjo, B.Com, M.Th, M.Ad, Ketua STT Ekumene, Pdt, Dr, Erastus Sabdono dan Ronald Simanjuntak, S.H, M.H selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan Jalan Kebenaran.

Untuk diketahui, pada Tahun 2045 (Indonesia Emas) diperkirakan Indonesia akan mendapatkan lebih banyak usia produktif (bonus demografi). Guna mempersiapkan generasi emas yang berkulitas yang diharapkan dapat membawa bangsa Indonesia menjadi Negara maju, ada Empat Pilar yang dipersiapkan pemerintah dalam menuju Indonesia Emas 2045 yaitu :

  1. Manusia Indonesia yang unggul, berbudaya, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
  2. Ekonomi yang maju dan berkelanjutan
  3. Pembangunan yang merata dan inklusif
  4. Negara yang demokratis kuat dan bersih

Dalam paparannya, Ketua STT Ekumene yang juga Ketua Sinode Gereja Suara Kebenaran Injil (GSKI), Pdt, Dr, Erastus Sabdono memfokuskan kepada salah satu pilar Indonesia Emas 2045 yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) UNGGUL.

“Pertanyaannya adalah karakter manusia Indonesia semacam apakah yang menonjol saat Indonesia berada pada era tersebut,” kata Pdt, Eras, panggilan akrab Pdt, Erastus Sabdono, Rabu (15/3/2023).

Menurut Pdt, Eras, SDM unggul yang harus dimiliki oleh generasi emas Indonesia adalah SDM yang memiliki karakter Kristus. Pasalnya, tanpa karakter yang baik niscaya cita-cita Indonesia emas 2045 sulit tercapai karena penguasaan teknologi, pengetahuan dan keterampilan tanpa karakter SDM yang baik akan menjadi percuma.

“STT EKUMENE melakukan sesi strategis internal dengan fasilitator yang memang ahli dan berpengalaman dalam melakukan sesi strategis ini.  Tujuannya untuk menentukan 7 karakter Kristus yang dimiliki Generasi Emas Indonesia 2045,” papar Pdt, Eras.

Setelah itu, lanjut Pdt Eras, STT Ekumene membentuk tim khusus yang akan membuat program modul pelatihan tentang 7 karakter Kristus. Adapun ketujuh karakter Jristus tersebut adalah;  Kasih-Nya yang luar biasa, Rendah hati, Integritas, Sabar, Taat, Untuk Bapa saja hidup-Nya dan Selalu penuh pengampunan.

“STT Ekumene mulai melakukan trainer for trainer tentang modul pelatihan tersebut. Target utamanya adalah generasi muda sekarang dari kalangan Kristen secara luas dan dosen STT Ekumene sendiri,” jelasnya.

Baca Juga : ( Dirjend Bimas Kristen Buka STT National EKUMENE 2019 )

Sementara Guru Besar Sosiologi FISIP UI, Prof, Dr, Paulus Wirutpmo, M.Sc dalam paparannya bertajuk; “Iman Kristiani Menyambut Bonus Demografi” mengaitkan etika Kristen dengan etika Calvinisme yakni; Kerja Keras, Jujur dan Hemat (etos kerja) yang merupakan juga benih Kapitalisme.

“Tantangannya bagaimana orang Kristen merebut moralitas yang telah dirampas oleh kerakusan Kapitalisme Modern?,” kata Paulus.

Dikatakan Paulus, diprediksi bonus demografi Indonesia 2045 ada penduduk usia produktif 15-64 tahun lebih besar  usia nonproduktif (65 tahun ke atas). Pertanyaannya, apakah saat itu kita akan  memiliki generasi produktif sekaligus berkualitas?. Pada Tahun 2045 kita akan masuk dalam Era society 5.0 yang akan menghilangkan kesenjangan sosial dan memecahkan masalah social.

“Pekerjaan analisa dan teknis akan diganti robot. Sekarang perdagangan dan ilmu pengetahuan apa saja bisa diperoleh dari aplikasi dan mesin pencari google. Bahkan sekarang ada aplikasi intelegensia yang bisa membuat paper atau karya tulis,” terang Paulus.

Namun ada skill manusia yang tak bisa dilakukan oleh robot yakni; kemampuan Leadership dan pembentukan karakter yang baik mencakup literacy, emotional intelligence, enterpreneurship, Critical Thinking, Creative  Thinking, problem solving (Case-based Learning), team-working, empati, komunikasi, integritas, etos kerja. Semuanya tidak bisa diserobot oleh Robot tetapi dipercepat dan disempurnakan.

Selaras dengan apa yang dilakukan STT Ekumene, Dirjend Bimas Kristen Kemenag RI, Dr, Jeane M Tulung mengungkapkan saat ini pihaknya memiliki program 10.10. Program 10.10 adalah mendirikan 10 sekolah Kristen unggulan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Tinggi (ST) di 10 daerah kantong-kantong Kristen.

“Kita prioritaskan di daerah kantong Kristen yang Tertinggal, Terpemcil dan Terluar,” kata Jeane.

Menurut Jeane, program tersebut bekerjasama dengan kepala daerah setempat dan juga masyarakat.

“Saat ini baru teralisasi 1 daerah yaitu di Kepulauan Mentawai. Di sana kita mendapatkan tanah hibah 25 Hektare dari masyarakat. Masyarakat begitu antusias, rela memberikan tanahnya demi pendidikan generasi penerus anak-anak mereka,” jelasnya.

Director MNC Capital, Jessica H Tanoesoedibjo, Menerima Plakat

Sementara, Director of Digital Business Development and Marketing MNC Capital, Jessica H Tanoesoedibjo, B.Com, M.Th, M.Ad, menjelaskan tentang tantangan anak muda sekarang yang dimanjakan dengan teknologi namun tidak mampu memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas diri mereka.

“Generasi milineal atau generasi “Z” pintar-pintar tetapi tidak tangguh dan memiliki karakter yang baik. Oleh karena itu mereka harus dibentengi dengan firman Tuhan. Anak muda Kristen saat ini seperti ‘Berenang Melawan Arus’ jika tidak mampu maka akan hanyut dan digilas oleh jaman,” tutur Jessica.

Acara Ekumene Conference terselenggara atas kerja sama pihak sekolah dengan Ikatan Alumni STT Ekumene. Usai semua sesi selesai, Ketua IKA STT Ekumene, Adhitya R.H. Simanjuntak, S.E., MIH, M.Th. menyerahkan bantuan kepada STT dan SMK Ekumene. (ARP)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan