Jakarta, majalahspektrum.com – MISI menjadikan sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI) “Mantap” telah usai, kini GBI akan menuju Digitalisasi pelayanan gereja yang GREAT. GREAT merupakan singkatan dari gereja yang G=Growing, R=Relevansi, E=Excelent Service, A=Acountable dan T=Transformation.
Hal itu dikatakan Ketua Umum Badan Pengurus Harian (BPH) sinode GBI, Pdt, Dr, Japarlin Marbun dalam acara silahturahmi keterbukaan informasi publik kepada awak media kristen di Graha Bethel, Jl.Jend.A.Yani, Jakarta Pusat, Senin (8/7/2019).
Di awal kepemimpinannya menahkodai sinode GBI, Japarlin meluncurkan tagline “GBI Mantap”. Hal itu didasari keinginannya yang memprioritaskan Pemantapan organisasi, Pemantapan Database dan Pemantapan pelayanan GBI melalui bidang-bidang pelayanan yang ada.
“Bagaimana setiap organ dapat bersinergi dan satu visi. Saat ini kita sudah bisa tahu berapa Pendeta di GBI termasuk Pendeta Muda, berapa jumlah gereja GBI dan jemaatnya melalui pemantapan database yang dahulu tidak diketahui,” terangnya.
Selain keterbukaan informasi publik, saat ini GBI di bawah kepmimpinan Japarlin telah berhasil melakukan kerjasama dengan 2 Bank nasional guna transfaransi keuangan gereja melalui virtual account.
“Contoh kasus, seorang pendeta melaporkan nihil pembayaran pajaknya tetapi ternyata di rekening banknya ada uang 3 Miliar, padahal uang tersebut adalah uang untuk pembangunan gereja,” jelasnya.
Sejak awal kepemimpinannya di GBI, Japarlin Marbun dikenal akrab dengan awak media. Setiap kegiatan besar GBI selalu dipublikasikan, begitupun bila ada persoalan. Hampir setiap tahun, GBI selalu mengundang wartawan guna menginformasikan hasil kinerja tahunan sebagai wujud transparansi publik. Menurutnya, gereja harus bersinergi dengan media agar kegiatan-kegiatan diketahui khalayak umum.
“Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban BPH ke publik, juga agar apa-apa yang baik yang dikerjakan GBI bisa juga menjadi inspirasi gereja lain. Intinya, lewat media kita ingin memberkati banyak orang,” kata calon kuat Ketum BPH GBI periode selanjutnya ini.
Selain itu, lanjut Japarlin, hubungan baik antara GBI dengan wartawan berguna untuk hal saling bertukar informasi.
“Banyak informasi atau kabar di luar sana yang tidak kami (GBI) ketahui yang bisa kami tanyakan kepada rekan wartawan. Begitupun bagi wartawan yang ingin mengetahui informasi yang GBI punya atau ketahui,” jelasnya.
Ke depan, ungkap Japarlin, jika dia dipercaya kembali memimpin (periode kedua) BPH GBI pada sidang sinode GBI pada 27-30 Agustus 2019 yang akan datang, dirinya akan melakukan digitalisasi pelayanan gereja yang GREAT.
Baca Juga: ( Penuhi Quorum, Sidang Sinode GBI Jadi Digelar Tahun Ini )
“Saat ini ada 20.000 gereja GBI yang tersebar di wilayah Indonesia dan luar negeri, dengan jumlah jemaat 3 juta jiwa. Untuk mensinergikan pelayanan dan koordinasi dibutuhkan digitalisasi. Ini khan era digitalisasi,” ungkap ayah yiga anak yang dipercaya oleh Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia (PERWAMKI) menjadi penasehat DPP ini.
“Kalau kita tidak tahu kekuatan kita, bagaimana kita bisa melakukan sesuatu. Saya ingin GBI bukan cuman berdampak kepada gereja dan jemaatnya tetapi juga berdampak bagi lingkungan sekitar, bangsa dan negara,” sambungnya. (ARP)
Be the first to comment