Jakarta, majalahspektrum.com – DIKETAHUI, sepanjang tahun 2025, sebanyak 80 pengurus Majelis Pendidikan Kristen (MPK) Indonesia, pusat dan 550 pengurus MPK-Wilayah telah mengerjakan pelayanan mereka dengan tema; “Duc In Altum”. MPK dan MPKW berani berlayar ke tempat yang lebih dalam. Pelayanan ini dijalani dengan landasan Compassion digerakkan oleh semangat Collaboration yang diarahkan oleh strategi Creativity.. Melalui ketiga nilai ini, MPK rindu menghadirkan transformasi sekolah Kristen di Indonesia.
Sepanjang tahun 2025, Injil Lukas 5:1–8 menjadi Firman Tuhan yang paling sering didengar dan renungkan. Kisah tentang Simon Petrus yang taat ketika Tuhan memintanya berlayar lebih dalam dan menebarkan jala menjadi cermin perjalanan pelayanan MPK.
MPK belajar tentang ketaatan iman, bahkan ketika transformasi sekolah Kristen terasa sangat sulit dan sering terlintas kemustahilan dalam benak kita. Seperti Simon Petrus, kita tidak asing dengan kegagalan di masa lalu bekerja keras, hasilnya nihil. Namun, ketaatan kepada Firman Tuhan tetap menjadi titik balik.
Apa Berkat Yang MPK Syukuri Sepanjang Tahun 2025?. Jika dilihat dari perspektif strategi “7 Strong MPK”,
“Saya pribadi bersyukur karena banyak aspek telah bergerak lebih dalam; Strong MPKW, Strong Staff Strong Financial Strong Partner, Strong Pray,” kata Ketum MPK. Handi Irawan dalam rilis yang diterima, Rabu (31/12/2025).
Kelima aspek strategi ini telah mencapai sekitar 50% kedalaman perjalanan kita. Sementara itu, dua aspek lainnya; Strong Product dan Strong Brand yang baru mencapai sekitar 30%.
“Jika pantai saya ibaratkan sebagai titik 0%, maka kita patut bersyukur karena MPK dan MPKW tidak lagi berada di tepi. Kita telah berlayar ke tempat yang lebih dalam. Namun, kita juga menyadari bahwa perjalanan transformasi masih panjang. Perahu pelayanan kita belum sampai pada kedalaman yang transformatif,” ujar Handi.
Karena itu, lanjut Handi, MPK perlu terus berlayar semakin dalam agar pelayanan MPK semakin berdampak dan semakin berbuah.
Makna Duc In Altum
Duc In Altum berbicara tentang: Ketaatan iman, Keberanian meninggalkan zona aman, Jepercayaan pada Firman Tuhan, bukan pada pengalaman manusia semata.
Tema pelayanan “Duc In Altum” djlanjutkan secara utuh dan progresif dengan tema “Fructus In Altum” di Tahun 2026. Ini adalah perjalanan yang berkesinambungan dari “Ketaatan” menuju “Keberbuahan”.
MPK percaya Tuhan akan menolong MPK untuk berbuah dalam kedalaman. Mazmur mengingatkan kita: “Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya.” (Mazmur 1:3).
Yesus sendiri berkata: “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.” (Yohanes 15:1).
Pernyataan itu adalah koreksi keras terhadap Israel yang gagal menjadi anggur yang benar. Injil Yohanes 15:1–8 akan menjadi dasar Firman Tuhan yang melandasi perjalanan pelayanan MPK sepanjang tahun 2026.
Pada hari pertama tahun 2026, biarlah Firman ini menjadi ayat hafalan kita bersama. Setidaknya ada tiga hal penting yang perlu kita renungkan:
Pertama, kata “tinggal” disebutkan sebanyak 11 kali dalam perumpamaan. Ini menegaskan bahwa keberbuahan hanya mungkin terjadi melalui relasi yang intim dengan Yesus Kristus.“Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak.” (Yohanes 15:5).
Kedua, perumpamaan ini disampaikan setelah Yudas Iskariot pergi. Firman ini adalah refleksi khusus bagi murid sejati ranting yang memang akan berbuah.
Ketiga, perumpamaan ini hanya dicatat dalam Injil Yohanes. Injil Yohanes bersifat teologis kontemplatif, bukan kronikal seperti tiga Injil lainnya.
Karena itu, lanjut Handi, pesan tentang keberbuahan ini sangat konsisten dengan roh Injil Yohanes.
Sepanjang tahun 2026, MPK juga dapat belajar dari tokoh-tokoh Alkitab yang mengalami perjalanan dari Duc In Altum menuju Fructus In Altum :
– Abraham, taat pada panggilan tanpa peta hingga menjadi bangsa yang besar;
– Musa, dibentuk di padang gurun hingga membebaskan umat;
– Daud, setia dalam perkara kecil hingga menjadi raja terbesar Israel; serta
– Yusuf, Daniel, dan Paulus, yang buah pelayanannya berdampak lintas generasi dan bangsa.
“Rekan-rekan MPK dan MPKW yang terkasih, mari kita melanjutkan layar pelayanan kita sambil saling mengingatkan: “Buah lahir dari akar yang dalam, bukan dari daun yang rimbun.” tutup Handi.
Kemudian, Relasi yang dalam dengan Tuhan lebih penting daripada puluhan aktivitas pelayanan. Transformasi sekolah Kristen hanya akan terjadi ketika ranting-ranting pelayanan kita benar-benar menancap kuat pada Pokok Anggur yang benar. Fructus In Altum. (ARP)


Be the first to comment