Jakarta, majalhspektrum.com – SETELAH 72 Tahun berdiri, Majelis Pendidikan Kristen menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pertama pada, 18-20 November 2022 di Hotel Santika Kelapa Gading, Jakarta Utara. Tema yang diangkat dalam Rakernas tersebut adalah “MPKW Tumbuh, Sekolah Kristen Tangguh. Dalam Rakernas pertama MPK ini tersirat semangat “Growing Together” (Tumbuh Bersama).
Seperti diketahui MPK adalah lembaga yang mewadahi sekolah-sekolah Kristen yang merupakan mitra kerja Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan diakui oleh pemerintah.
Sidang Rakernas MPK diawali dengan ibadah dengan pembawa firman (Khotbah) oleh Badan Pengawas MPK, Pdt Ir Daniel Dianto, MM dengan mengangkat, nats 1 Kor 12:12 tentang satu tubuh dalam Kristus. Agar dapat tumbuh bersama, kata Pdt, Daniel, sekolah-sekolah Kristen haruslah saling mendukung, Saling memuji, menghargai, saling menghibur dan menguatkan dan menasehati.
“Perlu ada sinergisitas sekolah-sekolah Kristen dengan gereja, lembaga-lembaga Kristen dan perusahaan-perusahaan agar berkualitas,” kata Pdt Daniel.
Pdt, Daniel mengajak agar semua anggota MPK senantiasa berbuah bukan hanya disaat Rakernas ini tetapi mensinergikan tugas dan tanggung jawab dari Tuhan.
Dalam sambutannya, Ketua Panitia Rakernas, Wahidin Wardiman, ST mengungkapkan saat ini ada 18 MPKWilayah di Indonesia. Selain itu, beberapa Yayasan yang difungsikan sebagai MPKW, yaitu: YAPMAS Sumba, YPK GKE Banjarmasin, Kalimantan SelatanYPK GMIH – Halmahera, Maluku Utara. Ke depan Rakernas MPK akan digelar secara bergiliran oleh MPKW.
Sementara, Ketua Umum MPK, Hardi Irawan, M.BA, M.Com mengatakan bahwa sekolah-sekolah Kristen saat ini mengalami kemunduran, baik secara kuantitas maupun kualitas. Banyak anak jemaat Kristen yang menyekolahkan anaknya di sekolah negeri atau umum bukan di sekolah Kristen.
Menurut Hardi, MPK bukanlah sebuah organisasi namun ladang pelayanan. Oleh sebab dia bersyukur ada beberapa orang yang tergabung dalam wadah MPK terbeban untuk memikirkan kemajuan pendidikan di Indonesia.
“Kita seharusnya tidak perlu memikirkan sekolah, dan guru sebab itu adalah tugas sebuah yayasan dan yayasan sendiri sejatinya adalah tugas gereja,” ujar Handi dalam sambutannya.
Baca Juga : ( Ini Upaya Majelis Pendidikan Kristen Ciptakan Sekolah-sekolah Kristen Unggul 2030 )
Dalam kesempatannya, Dewan Kehormatan MPK, Letjend TNI (purn) Cristian Zebua mengingatkan kepada semua peserta Rakernas agar jangan memikirkan yang tinggi dan mengarahkan pikiran dengan perkara sederhana saja, sesuai tuntunan Alkitab.
“Saya prihatina melihat lulusan sekolah Kristen sudah jadi anggota DPR, Menteri atau pejabat tinggi meninggalkan keimanan. Seharusnya, ujar dia, saat keluar atau lulus dari sekolah Kristen dia sudah paham bahwa hidupnya untuk Kristus. Oleh sebab itu dia mengingatkan tugas dan panggilan sekolah Kristen agar senantiasa membangun keimanan anak didiknya termasuk anggota MPK,” ungkapnya.
Hadir sebagai peninjau di acara Rakernas itu; Ketua Umum PGLII, Pdt, DR, Ronny Mandang, Para Tokoh Kristen pemerhati Pendidikan dan PGI yang dalam sambutannya diwakili oleh Sekum PGI, Pdt, Jacklyn Manuputy secara online.
“Kita tidak perlu lagi memikirkan sekolah yang tertinggal karena itu tugasnya pemerintah, yaitu: mencerdaskan kehidupan bangsa,” lanjutnya.
Dalam Pemaparan Materi sesudah Acara Pembukaan Rakernas, Ketum MPK Hardi Irawan memaparkan tentang visi MPK 2030, yaitu: Membangun kolaborasi dan sinergitas antar stakeholder, mempercepat transformasi digitalisasi di sekolah Kristen, membantu sekolah Kristen yang tertinggal dengan kompetensi guru-gurunya, mendorong dunia usaha untuk membantu sekolah Kristen, serta menciptakan budaya inovatif dan kreasi untuk membangun jejaring sekolah Kristen.
Hardi juga memaparkan strategi pelayanan guna mencapai visi dan misi MPK 2030 yang dikenal dengan 7 Strong yang meliputi, strong pray, strong partnership, strong MPK, strong finalcial, strong staff, strong brand dan strong strategy. (ARP)
Be the first to comment