Manado, majalahspektrum.com – DALAM pidatonya saat menghadiri Konferensi Gereja dan Masyarakat (KGM) yang digelar oleh Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) 2019, Presiden Republik Indonesia, Ir, H, Joko Widodo (Jokowi) mengajak semua umat untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 17 April 2019.
“Pemilu ini membutuhkan biaya triliyunan dan Pemilu merupakan saat yang menentukan untuk arah negara yang kita cintai ini,” kata Presiden di Convention Center Hotel Sutan Raja Jalan Manado – Bitung Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Minggu (30/3/2019).
Di Acara yang dihadiri oleh 4000 peserta yang terdiri dari para pimpinan sinode gereja, pimpinan lembaga dan Ormas Kristen dan tokoh-tokoh agama se Sulawesi Utara tersebut, Presiden Jokowi mengingatkat bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dengan penduduk ratusan juta penduduk yang beraneka ragam.
“Tuhan menciptakannya dengan berbagai keragaman. Kita bangsa besar dan harus bangga. Bangga dan optimis mengelolanya karena negara ini memerlukan tahapan besar untuk menjadi negara maju,” terangnya.
Menurut Presiden, perubahan dunia telah terjadi ditandai dengan revolusi industri 4.0. Semua Negara-negara gagap menghadapinya.
“Dampak revolusi 4.0 adalah 3000 kali lebih cepat dari revolusi industri pertama. Kita harus siap dan merespon secara cepat karena akan ada perubahan terhadap landskap politik, ekonomi, sosial dan budaya secara global,” ajaknya.
Meski demikian, kata Jokowi, perubahan jaman tersebut harus disikapi tanpa kehilangan karakter diri sebagai bangsa Indonesia. Teknologi telah muncul di depan tetapi aturan regulasi belum ada. Keterbukaan informasi sudah sangat luas. Setiap individu sudah bisa membuat informasi apa saja bahkan tanpa kontrol.
“Jemaat harus tanggap terhadap perubahan ini. Jangan sampai ikut dalam pusaran politik ini yang memecah belah bangsa melalui konten tak bertanggungjawab,” imbau Jokowi.
Dalam kesempatannya, Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey mengucapakan terima kasih kepada Presiden Jokowi atas perhatiannya ke Sulawesi Utara.
“Pembangunan infrastruktur dan pengembangan wisata telah memajukan provinsi Sulut. Berharap besok akan meresmikan asrama mahasiswa IAIN dan UKIT Tomohon,” katanya.
Dalam laporannya, Ketua Umum MPH PGI, Pdt. DR. Henriette Hutabarat Lebang mengungkapkan ras terima kasihnya atas kesediaan Presiden Jokowi menghadiri KGM. Dilaporkan dia, KGM ini untuk menggumuli persoalan bangsa dan bagaimana gereja memahami kehadirannya dalam masyarakat majemuk.
“KGM membahas membahas 4 konteks pergumulan bangsa yaitu krisis kebangsaan, krisis ekologis, krisis keesaan gereja dan tantangan digital,” terangnya.
Dikatakan Henriette, Gereja harus mewujudnyatakan kehadirannya di Indonesia sebagai bagian dari bangsa Indonesia dalam merawat keutuhan bangsa berlandaskan Pancasila dan UUD 45. Gereja harus berpihak kepada kelompok rentan dan bersama pemerintah dan lintas iman, gereja harus berkolaborasi secara aktif, kritis dan realistis dan turut dalam menjaga keutuhan alam.
“Dalam menghadapi revolusi industri 4.0 gereja perlu menyiapkan diri agar tidak gagap. Gereja dituntut memberdayakan umat, melakukan pendidikan politik untuk merespon politik identitas,” tegasnya.
Menurut Ketum PGI, hasil KGM akan dibahas dalam Sidang Raya PGI di Sumba pada bulan November 2019 yang akan dating, dan berharap kembali Presiden Jokowi bisa hadir untuk membuka sidang. (ARP)
Be the first to comment