Buku “God Is Energy” Sebagai Jawaban Terhadap Kaum Atheis dan Teori Stephen Hawking Tentang Tuhan

Jakarta, majalahspektrum.com – SEJAK mendengar pernyataan fisikawan teoretis dan peneliti dari Cambridge University, Stephen William Hawking yang mengatakan bahwa alam semesta ada bukan karya ciptaan Tuhan tetapi karena teori fisika tentang lobang hitam atau “Big Bang”, Mantan Bupati Talaud, Dr, dr, Elly E Lasut, ME menerbitkan buku “God Is Energy”. Buku itu ditulisnya menghabiskan waktu 7 Tahun.

“Saat ada kesempatan untuk bertemu dengan Stephen Hawking untuk menjawab teorinya, ia keburu meninggal dunia,” kata Elly Lasut, di STTIJA, Ciangsana, Jakarta Timur, Rabu (12/03/2025).

Untuk diketahui, Stephen Hawking secara terbuka menyatakan bahwa ia adalah seorang ateis, menolak gagasan adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Ia berpendapat bahwa sains, khususnya teori-teori fisika, memberikan penjelasan yang lebih meyakinkan tentang asal-usul dan mekanisme alam semesta daripada konsep-konsep agama yang melibatkan Tuhan.

Dalam bukunya “The Grand Design”, Hawking menyatakan bahwa alam semesta dapat dijelaskan melalui teori Big Bang dan hukum-hukum fisika, tanpa perlu melibatkan campur tangan Tuhan.

Konsep Keajaiban/Mukjizat. ia menolak konsep keajaiban atau mukjizat yang sering dikaitkan dengan Tuhan, karena ia percaya bahwa sains dapat menjelaskan segala hal yang terjadi.

Dalam buku “God Is Energy”, Elly Lasut melakukan penelitian tentang siapakah Tuhan itu dari perspektif ilmu pengetahuan.

“Dan ternyata, pendekatan ilmiah mampu menjelaskan tentang kebenaran teologis. Dimana ilmu pengetahuan yang jujur, ikhlas dan tulus hasilnya sangat sejalan dengan kebenaran-kebenaran teologis.

Pada buku ini, saya memberikan penjelasan secara ilmiah tentang kebenaran teologis kepada para intelektual dan para ilmuwan yang selama ini atheis atau tidak percaya Tuhan, akibat pemahaman ilmu pengetahuan yang tidak sejalan dengan kebenaran-kebenaran teologis,” terang Elly Lasut di hadapan mahasiswa dan skademisi STT Injili Jakarta, dalam acara bedah buku “God Is Energy” itu.

Elly Lasut berharap melalui buku God Is Energy, para intelektual dan ilmuwan yang atheis mendapatkan pedoman ilmiah tentang kebenaran Tuhan dengan menyelaraskan pengertian dan cara kerja Tuhan didalam kebenaran-kebenaran ilmiah.

“Sebagaimana cara kerja energy. Dalam hal ini energy potensial yang menyelenggarakan kehidupan.

Dan yang terutama, saya berharap para ilmuwan, scientist dan kaum intelektual dapat menyadari bahwa benar Tuhan itu ada,” ujarnya.

Melalui berbagai riset ilmiah, di buku itu Elly menuliskan keberadaan Tuhan itu secara ilmiah, ilmu fisika untuk menjawab kaum Atheis.

Menurut Pria lulusan kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado itu, sebelum alam semesta ini diciptakan, Roh Tuhan telah bekerja secara energies untuk menyelenggarakan proses awal yang berkaitan dengan penciptaaan. Allah dalam bentuk Roh-Nya bekerja secara energis dalam melakukan penciptaan, pengadaan, penataan, pengaturan dalam proses penciptaan tersebut. Dalam melakukan karya-Nya, Dia melakukan-Nya sendiri sebagai Roh Allah.

“Bisa kita membayangkan, Roh Allah yang ada pada kita adalah Roh-Nya sendiri yang berfungsi sebagai roh kehidupan yang diberikan Allah. Denyut nadi, detak jantung, helaan nafas yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia, semuanya terjadi secara refleks dan merupakan dampak dari roh kehidupan yang diberikan Allah. Jika Roh-Nya itu ditarik atau diambil kembali oleh Allah, maka kehidupan akan berakhir, yang ditandai dengan jantung tidak lagi berdetak, paru-paru tidak lagi dapat berkembang atatidak lagi dapat bernapas, denyut nadi tidak lagi teraba dan refleks saraf berhenti, artinya adalah kematian,” jelasnya.

Ketika manusia mati, lanjut Elly. maka energi yang mengelola kehidupan setiap sel dan yang kemudian membentuk organ-organ kehidupan, akan hilang lenyap disaat Roh pergi meninggalkan tubuh yang sudah mati. Dengan demikian, setiap sel yang terikat dari partikel yang membentuk sel, demikian pula sel yang diikat oleh roh membentuk organ, kemudian organ yang dikelola oleh Roh membentuk sistem tersebut, kesemuanya itu akan terlepas menjadi partikel awal atau dengan kalimat sederhana akan kembali menjadi hilang tak terlihat. (ARP)

 

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan