Jakarta, majalahspektrum.com – SAAT acara Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Investasi Tahun 2022 di The Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (30/11/2022) lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, awal 2023 mendatang diperkirakan dunia sudah memasuki situasi resesi global. Situasi tersebut akan menjadi lebih sulit untuk semua negara.
“Tahun depan, tahun 2023, ini akan jauh lebih sulit lagi untuk semua negara, dan diperkirakan awal tahun depan sudah masuk pada resesi global,” kata Jokowi.
Menurut Presiden Jokowi, sejalan dengan kondisi tersebut, diperkirakan investasi menjadi rebutan semua negara. Pasalnya, arus modal yang masuk ke negara akan tersendat tanpa masukan investasi. Sehingga, nantinya perputaran uang di suatu negara tidak akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Tentang resesi global 2023, Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati juga mengingatkan bahwa ancaman resesi dan perlambatan ekonomi global pada 2023 bukanlah tantangan yang mudah. Dia lantas membandingkan resesi 2023 dengan krisis ekonomi pada 1998 dan 2008.
“Kita telah diuji dengan tangangan gejolak keuangan 1997–1998, gejolak naik turunnya harga komoditas, gejolak krisis global 2008–2009. Sekarang pandemi serta kondisi geopolitik dan tantangan resesi global. Ini bukan tantangan yang mudah, polanya berubah,” katanya dalam Upacara Peringatan Hari Oeang, Senin (31/10/2022) lalu.
Terkait hal itu, Pengamat Ekonomi, Bisnis dan Sosial Kemasyarakatan, Dr, Jhon N Palinggi, MM, M.BA berkeyakinan Indonesia dapat Survive (Bertahan Hidup) menghadapi resesi global yang diperkirakan akan terjadi pada Tahun 2023.
Keyakinan Pengusaha sukses dan Mediator Resmi Negara ini karena Indonesia adalah Negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) melimpah. Hanya saja, perilaku masyarakat, khususnya para politisi Indonesia yang kurang baik, serta system keuangan Negara yang amburadul dapat menjadi ancaman Indonesia akan terkena resesi global tersebut.
“Indonesia ini kaya SDA tetapi kenapa tidak maju? Ya karena perilaku masyarakat, khususnya politisi kita yang hanya memikirkan perutnya sendiri dan juga amburadulnya system keuangan kita, khususnya di Kementerian dan Lembaga Negara yang mengakibatkan bocornya uang Negara dikorupsi,” terang Jhon Palinggi saat dijumpai di kantornya, Grha Mandiri, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/12/2022).
“Saya sudah keliling ke 41 Negara di dunia, Indonesia masih beruntung, masih baik. lihat Ingris, banyak warganya yang kelaparan. kita jangan terkecoh melihat negara-negara maju enak, mereka itu sedang sangat susah sekarang ini. lihat sekarang kita masih bisa makan dan kerja, lihat jalanan makin macet karena banyak penambahan kendaraan,” kata Jhon menambahkan.
Menurut Ketua Harian Badan Interaksi Sosial Masyarakat (BISMA) ini, Indonesia beruntung saat ini memiliki Presiden seperti Jokowi. Jhon Palinggi menilai Jokowi adalah sosok Presiden yang mengutamakan kepentingan rakyat, bangsa dan Negara.
“Beliau (Jokowi) pekerja keras dan jujur. Kalau dia mau, dia bisa dapat Trilyunan Rupiah hanya dari pemberian ijin pertambangan SDA kita seperti Nikel misalnya. Tetapi pak Jokowi lebih mementingkan kepentingan bangsa dan negaranya. Dengan kebijakan dan kejujurannya, banyak Negara yang percaya dan mau memberi pinjaman hutang dan berinvestasi di Indonesia,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi mengeluarkan peraturan pelarangan ekspor biji mentah nikel ke Negara-negara Eropa yang selama puluhan Tahun berjalan. Kebijakan Jokowi tersebut membuat Negara-negara Eropa kebakaran jenggot lantas menggugat Indonesia ke WTO. Namun Jokowi tak gentar karena menurutnya Negara luar tidak berhak mengintervensi kebijakan pengolaan SDA Indonesia. Terbukti dengan kebijakan Jokowi tersebut, Indonesia kini meraup keuntungan berkali-kali lipat dari ekspor nikel yang tadinya hanya 15 Trilyun Rupiah per-Tahun.
Lebih lanjut kata Jhon Palinggi, orang sangat mudah mencuri uang Negara saat ini karena system keuangan kita yang rapuh. Belum lagi maraknya “Pencucian uang”, rapuhnya system keuangan kita membuat orang yang mempunyai posisi strategis berkeinginan untuk korupsi dan berkolusi untuk memperkaya diri sendiri.
“Lihat sajalah, darimana uang mereka yang hidup mewah, punya rumah dan mobil mewah padahal kita tahu berapa sih gaji atau pendapatannya sebagai Pegawai negeri atau pejabat Negara?. Korupsi itu ancaman terbesar yang dapat mempengaruhi keadaan suatu Negara,” terang Jhon Palinggi yang sudah 43 tahun berbisnis tanpa meninggalkan hutang dan sudah berkantor di Grha Mandiri, Menteng, Jakarta Pusat selama 23 Tahun 6 bulan ini.
Selain itu, kata Jhon Palinggi, banyak regulasi yang membuka celah buruknya system keuangan Negara kita. Jhon lantas menilai, DPR sebagai badan legislasi dalam membuat Undang-undang tidak terlihat mengedepankan kepentingan dan kebutuhan rakyat, bangsa dan Negara tetapi lebih kepada kepentingan dan kebutuhan pribadi dan partai politiknya.
“Partai politik dijadikan alat untuk menekan (pressure) Negara. Bikin partai politik agar ada alat yang digunakan untuk menekan Negara yang ujungnya minta bagian proyek-proyek pemerintah. LSM dan Ormas sudah lari dari tujuannya seperti yang tertulis dalam akta AD/ART mereka, Ormas dan LSM malah terseret politik, dukung-mendukung dan sama halnya dengan Parpol dipakai untuk kepentingan pribadi pendiri dan pengurusnya untuk dapat jatah proyek dan cari duit,” beber Jhon.
Jhon juga menyoroti para pensiunan politik yang terus menyerang pemerintah. Kata-kata kotor beracun bagai “Sianida” dan mengandung pesimisme serta Hoax sering dilakukan oleh para pensiunan politik atau mantan pejabat Negara karena sudah tidak kebagian “Kue” atau “jatah” proyek atau dana hibah.
“Memakai agama dalam politik dan untuk memprovokasi masyarakat, kata-kata kotor beracun sianida dilakukan oleh para pensiunan dan mereka yang sudah tidak memiliki jabatan di Negara karena sudah tidak kerja dan dapat uang. Mereka ini pengangguran yang hidupnya merasa sudah susah jadinya ganggu pemerintah terus dengan tujuan agar dikasih kerjaan. Saya banyak kenal mereka dan punya data korupsinya,” kecam Jhon.
Menurut Jhon Palinggi, kita harus berpikir positif dan kerjakan apa yang bisa dikerjakan tanpa putus asa agar Indonesia bertahan, tidak terimbas resesi global yang diperkirakan bakal terjadi di Tahun 2023.
Baca Juga : ( Pesan Natal Jhon Palinggi; “Berubahlah Lebih Baik dan Produktif )
“Saling menghormati dan menghargai perbedaan, jangan memperdebatkan agama terutama. Jika ingin memberikan kritik, berikanlah secara sopan dan memberikan solusi bukannya memaki-maki tanpa memberikan solusi jadi terkesan kebencian dan ini menjadi contoh tidak bagus bagi anak muda generasi penerus bangsa ini,” pesan Jhon yang banyak menerima gelar kehormatan Keraton dari berbagai Kesultanan yang ada di Indonesia ini. (ARP)
Be the first to comment