Sumba Timur, NTT, majalahspektrum.com – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP Muhammadiyah, Prof, Abdul Mu’ti mengajak gereja-gereja untuk bekerjasama dalam berbagai hal untuk kebaikan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ajakan itu dikatakan Abdul Mu’ti dalam kesempatannya sebagai pematik diskusi panel di acara Sidang Raya XVII Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (SR XVII PGI) Sumba, NTT, Sabtu (9/11/2019).
“Dalam misi-misi kemanusiaan misalnya, setiap agama memiliki sisi kemanusiaan yang mampu melampaui batasan perbedaan agama,” kata Mu’ti.
Menurut Mu’ti, kerjasama lintas agama dapat menjadi kunci utama membangun masa depan bangsa dan negara.
“Ini harus menjadi komitmen. Sebab itu penting adanya kedekatan antara tokoh agama dan jemaat untuk membangun karakter yang berakhlak mulia. Memang ada wilayah yang berbeda, namun ada hal-hal yang bisa dikerjakan bersama-sama. Yang penting kita harus punya arah dan visi yang sama,” jelasnya.
Baca Juga : ( Luhut Panjaitan : “Gereja Harus Upgrade dan Redresh Pendetanya )
Terkait masalah toleransi dan kebebasan beragama, Mu’ti menegaskan memang banyak hal yang belum tercapai. Namun hal itu harus menjadi perjuangan bersama dengan terus dikembangkan relasi antar kelompok moderat guna melakukan inkulturasi sosial.
“Toleransi yang sekarang ini terjadi adalah teloransi formal. Padahal yang kita butuhkan adalah toleransi otentik. Mengutip Pendeta Yewangoe kita harus mengedepankan culture of hospitality. Toleransi tidak cukup tapi perlu pula inkulturasi sosial,” tuturnya.
Persoalan-persoalan bangsa saat ini, seperti; radikalisme – terorisme, korupsi, perdagangan manusia, lingkungan hidup dan menjaga Pancasila dan NKRI adalaj pekerjaan rumah kita bersama.
“Lembaga keumatan lintas agama bisa berperan dalam hal itu. Tentunya didasari visi – misi yang sama soal kemasyarakatan dan kebangsaan, untuk kebaikan bersama,” tandasnya.
SR XVII PGI 2019 berlangsung sejak tanggal 3 hingga 14 November 2019 di pulau Sumba, provinsi Nusa Tengara Timur (NTT). Tema yang diangkat dalam SR PGI kali ini yakni “Akulah Yang Awal dan Yang Akhir (Alfa dan Omega” (Wahyu 22: 12-13). Sejumlah tokoh gereja, pemerintah dan lintas agama turut hadir memberikan materi dalam kegiatan ini. (ARP)
Be the first to comment