Masyarakat Lebih Kenal Prabowo dan Anies Tetapi Lebih Pilih Ganjar Sebagai Presiden

Jakarta, majalahspektrum.com – DARI sekian banyak nama yang digadang-gadang dicalonkan sebagai Capres 2024, berbagai lembaga Survey menempatkan 3 nama yang selalu menduduki peringkat teratas yakni; Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menhan atau Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Tingkat keterkenalan masyarakat terhadap ketiga nama Capres tersebut, Prabowo berada di posisi teratas, lalu diikuti Anies Baswedan dan terakhir Ganjar Pranowo. Namun Ganjar Pranowo memiliki tingkat keterpilihan tertinggi karena dianggap dapat meneruskan gaya dan visi kepemimpinan Presiden saat ini Joko Widodo (Jokowi).

Pendiri relawan Ganjar1st, Eko Kunthadi mengatakan, dilihat dari hasil survey MCRC, Kompas, Carta Politika dan RSI; Ganjar, Prabowo dan Anies. Elektabilitasnya cukup besar dari tokoh lainnya seperti; AHY, Puan, Sandiaga dan lainnya. Keberadaan Ganjar1st dan relawan pendukung Ganjar sama dengan apa yang dilakukan Puan, Anies dan Prabowo. Puan malahan sudah duluan kampanye Capres lewat baliho, pun dengan Anies, dan bahkan Prabowo sudah sejak 15 tahun kampanye sebagai capres.

“Wajarlah kalau pak Prabowo memiliki tingkat keterkenalan di masyarakat 99% karena sudah sejak 15 tahun lalu mendeklarasikan diri sebagai Capres, 2 kali Nyapres. Kalau dilihat dari data, tingkat keterkenalan Ganjar di masyarakat Indonesia itu baru 70 %, Prabowo 99%, Anies 90%-nan. tetapi yang memilih Ganjar dari 70% orang yang mengenal dia sebanyak 24%. Dari 90% orang yang kenal Anies Cuma 10% yang memilihnya, prabowo 20%. Ilustrasi sederhananya; dari 100 orang yang kenal Anies yang milih dia 10 orang, yang kenal Prabowo yang milih 20 orang, sedangkan yang kenal Ganjar yang memilih dia 24 orang,” terang Eko.

Menurut Mas Eko, panggilan akrab Eko Kunthadi, dari hasil survey dan data riset yang dilakukan oleh Ganjar1st, yang mendapat score paling tinggi adalah Ganjar Pranowo. Pak Ganjar menurut Ganjar1st memiliki kualifikasi sebagai pemimpin dengan kinerja bagus sebagai Gubernur Jawa Tengah saat ini.

“Cara komunikasinya, komitmenya kepada Pluralisme, menjaga NKRI, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika tidak diragukan,” kata Pendiri relawan Ganjar1st, Eko Kunthadi, seminggu lalu saat dijumpai di kantor pusat relawan Ganjar1st, Tebet Timur, Jakarta.

Menurut Eko, yang juga influenzer handal yang dikenal aktif di dunia media social, khususnya Youtuber ini, melalui Ganjar1st memutuskan untuk memberikan support kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dinilai cocok untuk menjadi Presiden RI menggantikan Jokowi di Pilpres 2024.

“Memang presiden dicalonkan melaui partai politik, tetapi kita tidak bisa menyerahkan nasib bangsa ini begitu saja ditentukan oleh segelintir elit parpol saja. Seorang presiden punya dampak untuk 270 juta lebih rakyat Indonesia. Kita tidak mau sodorkan cek kosong ke parpol, dengan elektabilitas tinggi pastilah parpol perhitungkan untuk mencalonkan Ganjar sebgai Presiden. Karena yang menentukan adalah rakyat, parpol akan rugi jika menolak aspirasi atau keinginan rakyat untuk seorang presiden,” jelasnya.

Terkait beredarnya wacana Jokowi 3 periode, menurut mas Eko hal tersebut tidak mudah dan beresiko. Langkah awalnya adalah dengan harus mengubah UUD yang saat ini membatasi 2 periode. Amandemen UUD merupakan sesuatu yang tidak sehat dalam hal bernegara apalagi hanya untuk memperpanjang batas masa periodeisasi presiden.

“Khan Jokowi ikut Pilpres lagi dan belum tentu juga Jokowi menang jadi presiden lagi. Ini beresiko buat bangsa ini,” ujarnya.

“Kami, Ganjar1st yakinlah memang Jokowi presiden terbaik yang dipunya bangsa ini sepanjang sejarah Indonesia. Namun ada 200 juta lebih orang Indonesia, masak sih hanya pak Jokowi yang mampu memimpin Indonesia, sayang sekali kalau hanya seorang Jokowi yang dinilai mampu memimpin bangsa ini,” tambah Eko.

Terkait Parpol yang akan mendukung Ganjar menjadi Capres 2024, Eko yakin semua partai akan mempertimbangkan calon yang memiliki elektabilitas, tingkat keterpilihannya tertinggi untuk dicalonkan karena akan menguntungkan parpol itu sendiri.

“Realitas saat ini pak Ganjar adalah kader partai PDI-P, masak sih PDI-P tdk dukung? Masak sih ada kader bagus tidak didukung, itu tidak rasional dan eugi sendiri,” kata Eko.

Diungkapkan Eko, saat ini Ganjar1st ada di 24 Provinsi se-Indonesia, 200 lebih kabupaten, dan sudah ada 380-an Satel (Satuan Relawan) dari target 1.500 Satel. Mereka mau jadi Ganjar1st karena melihat calon Presiden RI berikutnya yang paling tepat menggantikan Jokowi adalah Ganjar dibanding dengan calon lainnya yang beredar. Relawan Ganjar kebanyakan adalah relawan Jokowi, relawan Ganjar sama banyak dan masifnya dengan relawan Jokowi.

“Dari hasil lembaga survey khan ada 30% masyarakat belum mengenal pak Ganjar, nah tugas Ganjar1st adalah memperkenalkannya ke masyarakat itu, mensosialisasikan prestasi dan kemampuannya memimpin bangsa,” ungkap Eko.

Dengan filosofi ikut melakukan partisipasi politik, kata Eko, Ganjar1st sebagai organ relawan fukosnya adalah memberikan pendidikan politik ke mastarakat, bahwa nasib bangsa ditentukan bukan sekedar ada di meja-meja politisi atau di tangan elit-elit politik, tetapi politik adalah hak dan kewajiban kita semua rakyat Indonesia dengan manfaatkan politik ke jalan yang jauh lebih positif.

“Nah partisipasi politik itulah yang sekarang kita galang  agar masyarakat bisa melakukan proses pilihan politik secara rasional bukan emosional. Kemudian, mencoba memberikan pendidikan politik buat masyarakat banyak bahwa kita sebagai rakyat, kalaupun kita bukan di parpol dan sebagai politisi, kita bias loh melakukan dukungan-dukungan politik, dan itu sehat loh dalam demokerasi di suatu Negara yang menganut sistem pemilihan langsung. Sehingga masyarakat nanti bisa memanfaatkan hak politiknya dengan benar, baik dalam konteks pemilihan presiden, legislative atau pilkada-pilkada,” jelasnya.

Dengan pendidikan politik yang benar, masyarakat nantinya dapat meminimalisir cacat demokerasi, misalnya politik jual-beli suara, politik uang dan politik identitas khususnya yang menyeret-nyeret agama.

“Yuk, bagi masyarakat bisa memberikan aspirasi politiknya dari sekarang mendukung calon-calon yang bagus dengan poin pentingnya adalah calon yang setia kepada NKRI. Ukurannya satu, apakah orang ini (calon yang hendak dipilih) yakin komitmen kebangsaan dan ke-Indonesiaannya, tidak bersentuhan dengan politik garis keras atau kelompok-kelompok politik agama (harus diyakinkan), isu agama itu sangat bisa membuat bangsa ini terpuruk, mereka yang menggunakan isu agama sebagai tunggangan politiknya jangan dipilih karena dapat merusak bangsa ini, persatuan dan kesatuan dirusak,” imbau Eko.

Khusus terkait Pilpres, menurut Mas Eko, Pilpres itu adalah peristiwa 5 tahunan, sedangan Indonesia sebagai sebuah bangsa bukan peristiwa 5 tahunan tetapi sepanjang hayat.

“Jadi jangan sampai Indonesia itu rusak karena peristiwa 5 tahunan (Pilpres). Tujuan Politisi itu kan kekuasaan sedangkan kalau Orang yang berada di relawan mengajak masyarakat berpartisipasi aktif secara langsung,” serunya.

Ditegaskan mas Eko, Ganjar1st sendiri secara rutin atau secara langsung belum bertemu dengan pak Ganjar. Ganjar tidak tahu dan bersinggungan langsung dengan Ganjar1st, jadi murni partisipasi aspirasi masyarakat. (ARP)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan