Jakarta, majalahspektrum.com – LAHIR besar di kota Medan, Sumatera Utara, Edy Wagino dikenal sebagai seorang preman yang kerap Berkelahi, Judi, mabuk-mabukan dan narkoba. Ia kerap keluar-masuk penjara. Saat ingin bertobat, orang yang mengenalnya tak percaya dan mustahil.
“Orang-orang menganggap mustahil, mereka mengibaratkan seperti ‘Ikan Asin Hidup Kembali,” kata Pdt, Edy Wagino, M.Th menceritakan kisahnya kepada majalahspektrum.com saat dijumpai di sebuah café kawasan Rawamangun, Jakarta beberapa hari lalu.
Memiliki nama alias “Aho Medan”, Edy ini tidak pernah mengenyam manisnya kasih sayang dari kedua orangtuanya. Bahkan Aho mengaku sejak lahir hingga usianya dewasa, belum pernah melihat kedua orang tua kandungnya.
Kemudian Aho kecil diangkat sebagai anak oleh Bapak Wagino dan tinggal Jalan Mabar, Medan, dengan lingkungan yang dikeliligi oleh 150 kuil tempat pemujaan. Aho dididik dan dibesarkan oleh papa angkatnya secara keras dengan gaya preman, dan dilatih ilmu beladiri. Bahkan Papa angkatnya berharap kelak, Aho harus tumbuh menjadi orang pemberani dan tidak boleh kalah terlibat perkelahian. Hingga akhirnya Aho harus keluar masuk penjara dengan terlibat berbagai kasus kejahatan yang dilakukan.
Didikan keras sang Papa angkat inilah menjadikan Edy terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Edy tumbuh dan besar dengan perangai yang kasar dan ditakuti di lingkungannya. Edy menjadi suka berkelahi, berjudi dan mengonsumsi obat-obatan terlarang. Dengan bekal ilmu beladiri yang mumpuni, Edy mulai merasa sombong dan ingin menjajal ilmunya kepada orang lain. Suatu ketika, Edy berpapasan dengan orang di jalan, kemudian menantangnya berkelahi. Dengan beberapa jurus mematikan, tak butuh waktu lama, Edy pun sanggup mengalahkan setiap orang yang ditemuinya.
Pria kelahiran Medan, 15 Februari 1968 ini bertobat sungguh-sungguh dijamah Roh Kudus pada tahun 1996 saat di penjara Karawang. Keluar dari penjara ia menunjukan pertobatannya dengan sungguh-sungguh melayani Tuhan hingga menjadi Gembala Sidang jemaat GBI Sinona Karawang, Jawa Barat. Buah dari pertobatannya pun diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Edy bertumbuh menjadi pribadi yang rendah hati, penuh kasih sayang terhadap keluarga dan jemaat serta terbeban melayani maupun berbagi kasih kepada orang yang membutuhkan uluran tangan di sejumlah Lembaga Pemasyarakatan (LP).
Baca Juga : ( Pdt, Edy Wagino, Dari Penjara Kembali ke Penjara )
“Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Bila kita sudah ditangkap Tuhan untuk menjadi hambaNya, kita tak bias menghindar,” tukas Pdt, Edy Wagino yakin. (ARP)
Be the first to comment