Dibutuhkan Sinergisitas Wujudkan “Hari Ulos Nasional” dan Warisan Budaya Dunia UNESCO

Jakarta, majalahspektrum.com – KETUA Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) BATAK CENTER, Ir, Sintong M Tampubolon mengatakan memang saat ini secara Defacto (faktanya) “Hari Ulos Nasional” sudah diperingati dalam 6 tahun belakangan setiap tahunnya sejak Tahun 2015, namun secara Dejure 17 Oktober belum ditetapkan sebagai “Hari Ulos Nasional” seperti Batik.

“Untuk itu, Batak Center akan mengusulkan kepada  Presiden Joko Widodo untuk menetapkan tanggal 17 Oktober sebagai Hari Ulos Nasional seperti Batik. Sebagaimana kita ketahui, Pemerintah telah menetapkan Hari Batik Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Hari Batik Nasional,” kata Sintong Tampubolon dalam konferensi Pers memperingati “Hari Ulos” di Kantor DPN Batak Centre, Jl. Tanah Abang II, Jakarta, Selasa (18/10/2022).

Didampingi Sekjend Jerry Sirait, Bendahara Lambok Sianipar, Wakil Sekjend Freddy F.M. Pandiangan dan Ketua Departemen Pelestarian Warisan Budaya  Jhohannes Marbun, Sintong Tampubolon mengajak seluruh elemen Batak, baik Ormas Batak dan Pemerintah Daerah di kawasan “Bona Pasogit” (kampong halaman Orang Batak) di Sumatera Utara untuk bersinergi mewujudkan “Hari Ulos Nasional” dan menjadikan ulos sebagai Warisan Budaya Dunia melalui UNESCO.

“Perlu sinergisitas dari seluruh elemen dan masyarakat Batak untuk mepromosikan Ulos agar setiap tahunnya diperingati ‘Hari Ulos Nasional” secara resmi dan juga menjadi salah satu Warisan Budaya takbenda Dunia melalui UNESCO,” imbau Sintong.

Baca Juga : (Bukan Sekedar Tenun, Ini Alasan Ulos  Layak Jadi Warisan Budaya Nasional dan Dunia)

Untuk diketahui, Pemerintah RI menetapkan Ulos Batak Toba sebagai warisan budaya takbenda Indonesia dengan kategori Kain Tradisional melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 270/P/2014 tentang Penetapan Warisan Budaya TakBenda Indonesia Tahun 2014 tertanggal 8 Oktober 2014.

Selanjutnya, penyerahan sertifikat Ulos sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang ditandatangani Mendikbud RI, diserahkan oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Bidang Kebudayaan kepada Wakil Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 17 Oktober 2014 di Museum Nasional, Jakarta.

Lebih lanjut, kata Sintong, beberapa kegiatan pelestarian Ulos telah dilaksanakan, diantaranya penyelenggaraan “ULOS FEST” pada awal bulan Nopember 2019 di Museum Nasional, Jakarta; mengusulkan kepada pemerintah untuk mengajukan Ulos sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia kepada UNESCO.

“Batak Center telah mempresentasikan usulan tersebut di hadapan dewan juri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI tanggal 15 Februari 2022. Pemerintah mengapresiasi presentasi dari tim BATAK CENTER dan memutuskan menerima Ulos untuk diusulkan sebagai warisan dunia dengan catatan dan berbagai pertimbangan digabung dengan Tenun Ikat Sumba dalam satu kelompok “Budaya Tenun Nusantara“ untuk diusulkan kepada UNESCO sebagai warisan budaya takbenda dunia dalam masa sidang setelah tahun 2023,” jelasnya.

Untuk diketahui, Batak Center adalah organisasi masyarakat yang memiliki visi terwujudnya masyarakat Batak Raya yang mampu melestarikan dan mengembangkan budaya dan peradaban Batak yang modern demi kemajuan dan martabat suku Batak sebagai bagian integral dari bangsa Indonesia maupun masyarakat dunia.

“Batak Center adalah yang utama dan terutama yang memperjuangkan Ulos untuk menjadi warisan budaya takbenda nasional dan dunia. Kita sedang fokus di situ,” kata Sintong.

Merayakan “Hari Ulos Nasional” masyarakat Batak Arak Ulos sepanjang 700 Meter Keliling Pusukbuhit, 17 Okt’22

Kata Sintong lagi, Batak Center secara berkala melakukan edukasi melalui kegiatan seminar via webinar maupun kampanye publik melalui media-media sosial untuk membuka cakrawala masyarakat Indonesia, terutama masyarakat di kawasan Danau Toba maupun Pemerintah Daerah untuk melestarikan ulos sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia. Mendorong pemerintah daerah untuk melakukan pendampingan dan dukungan terhadap penenun di Kawasan Danau Toba agar dapat berkarya dengan baik dan profesional dengan memastikan ketersediaan bahan baku, pewarnaan alami dari lokasi setempat.

Agenda lain yang sedang dijajagi oleh Batak Center yaitu “ULOS HUB” (sentra ulos: memadukan tempat tenun sebagai koneksi antar destinasi wisata), kampanye pelestarian ulos kepada masyarakat diaspora, dan Pembuatan Museum ULOS dalam menguatkan dukungan atas usulan Ulos sebagai bagian “Budaya Tenun Nusantara“ ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Takbenda. (ARP)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan