Kesaksian, majalahspektrum.com – SAAT dijumpai di kantor hukumnya di Jl. Raya Klp. Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (18/10/2022), wajah advokat senior, Jhon SE Panggabean SH.,MH tampak rasa berseri-seri sukacita. Spontan dia berkata; “Tuhan luar biasa dalam hidupku, kurasakan berkat damai sukacita-Nya setiap hari,” katanya.
Siapa yang tak kenal advokat senior yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum di Dewan Pimpinan Nasional PERADI (Perhimpunan Advokat Indonesia) SAI ini. Oleh rekan-rekan sejawatnya ia kini dijuluki advokat Pendeta. Dijuluki advokat pendeta karena Jhon Panggabean kini berprinsip setia hidup di jalan Tuhan dan mengandalkan Tuhan setelah ia mengalami perjalanan hidup Dihajar, Dididk dan Diberkati TUhan. Dia kerap berkhotbah di berbagai gereja dan kesaksian dimana-mana termasuk di stasiun televisi.
Perjalanan hidup Jhon Panggabean dipenuhi jatuh-bangun rohani dan jatuh-bangun ekonomi. “Kini saya tak berani lagi melupakan Tuhan. Sudah sangat besar berkat Tuhan yang saya rasa saat ini apalagi sejak jadi upong (kakek),” kata Jhon Panggabean yang kini mendapat nama panggilan baru di kalangan masyarakat Batak yakni; Opung Celine.
Jhon lantas bercerita kembali tentang pengalaman hidupnya yang jatuh-bangun dalam kuasa kegelapan dan dosa hingga akhirnya total hidup mengandalkan Tuhan dan berkomitmen bertobat penuh.
Seperti yang pernah ditulis (Kesaksian Hidup Jhon Panggabean) di media ini, Jhon Panggabean pernah selama 2 tahun menderita sakit parah. 10 kali opname bolak-balik ke berbagai Rumah Sakit, hingga ke Penang, Malaysia, seluruh tabungannya habis. Pengeluaran uang terus menerus tetapi tak ada pemasukan akibat tak bisa bekerja karena sakit yang dideritanya. Saat sembuh, ratusan juta rupiah hutang menanti untuk dibayar.
Sebelumnya, mengalami musibah penyakit misterius itu, Jhon Panggabean yang sejak SMP dirinya sudah hidup dalam okultisme (kuasa kegelapan) yaitu memegang jimat dan hanyut dalam kehidupan malam; begadang dan minum-minuman keras, sehingga harus berpindah sekolah dari Tarutung ke Barus sampai ke Medan.
Hingga meniti karir sebagai seorang Pengacara (advokat) dan menikah dengan Hartaty Tiurma Pakpahan, Jhon masih akrab dengan okultisme dan mabuk-mabukan dunia malam hingga ia mengalami Penyakit siksaan akibat jimat-jimat yang dipegangnya sampai akhirnya ia dipulihkan oleh kuasa dan mukjizat Tuhan.
Baca Juga : (Kuasa Doa Jauhkan Siksa Jimat Dekatkan Mukjizat)
Selepas sembuh dari sakit akibat kuasa okultisme tersebut, Jhon memulai hidup di jalan Tuhan dan bernazar akan selalu melayani Tuhan dan berkat-berkat Tuhan turun atas dia. Jhon memiliki banyak klien yang tak dia cari-cari tetapi datang sendiri yang banyak diantaranya adalah klien besar kelas kakap. Akibatnya, pundi-pundi keuangan Jhon pun melimpah.
“Setiap hari sebelum bekerja saya selalu berlutut berdoa kepada Tuhan memohon berkat-Nya. Banyak masalah klien yang saya selesaikan dengan baik dan saya mulai sibuk karena banyaknya klien yang datang membutuhkan jasa hukum saya saat itu,” kenang Jhon bercerita.
Hidup sangat berkecukupan saat itu ternyata membuat Jhon Panggabean mulai melupakan nazarnya kepada TUhan bahkan mulai melupakan Tuhan dengan kehidupan malam dari bar ke bar. Pulang larut malam bahkan pagi dini hari dalam keadaan mabuk minuman beralkohol, ditambah pekerjaan yang tak ada habis-habisnya membuat pola hidup Jhon tak teratur.
“Saya minum obat-obatan agar tubuh terus fit karena harus menyelesaikan pekerjaan yang dari klien-klien saya. Pagi di Jakarta, siang di kota lain, sore atau sampai malam kembali lagi di Jakarta membuat waktu istirahat terbatas, tidurpun hanya beberapa jam saja,” tuturnya.
Lalu Tuhan menegur Jhon dengan kecelakan tunggal. Mobil yang ditungganginya berguling-guling namun ia selamat dari maut. “Saat berguling dalam mobil saya sempat berteriak ‘Tuhan Yesus tolong saya’. Tuhan benar tolong saya hingga nyawa saya selamat. Semua orang yang melihat kejadian dan kondisi mobil saya saat itu pasti berkesimpulan pengemudi mobil pasti meninggal dunia,” ujarnya.
Setelah diselamatkan dari kecelakaan mobil, Jhon tidak menyadarai bahwa itu bagian dari teguran Tuhan terhadap dirinya hingga kemudian Tuhan menghajar dia dengan suatu penyakit yang misterius. Dikatakan misterius karena jenis penyakit datang beruntun dimana medis pun tak punya kesimpulan tentang penyakit apa yang dideritanya. “Seorang dokter prodesor pun menyerah mendiaknosa penyakit saya,” katanya.
Tidak tanggung-tangung teguran Tuhan yang diterima Jhon saat itu. Penyakit yang dialaminya selama 2 Tahun itu membuat dirinya benar-benar habis. Uang habis, tubuh habis (berat badan turun hingga 47 Kg) dan obat dan penanganan dokter habis karena tak punya lagi uang sampai akhirnya, isteri tercintanya menggigatkan dia untuk percaya mengandalkan Tuhan saja.
“Papi khan pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, kata isteri saya saat itu. Itulah akhirnya saya berdoa saja kepada Tuhan meminta kesembuhan. Saya sungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan meminta ampun atas dosa-dosa dan kesalahan saya melupakan Tuhan, khususnya nazar saya. Lalu saya memohon dalam doa-doa saya untuk diberikan kesempatan sekali lagi kepada Tuhan untuk bertobat dan kembali ke jalan-Nya serta memenuhi nazar yang pernah saya buat,” beber Jhon panjang lebar.
Setelah doanya dikabulkan Tuhan dengan mukjizat kesembuhan (tanpa pengobatan medis), Jhon mulai menjalani hidupnya dengan setia hidup di jalan Tuhan dan menjalankan nazarnya. Pelan tapi pasti, berkat-berkat Tuhan kembali mengalir dalam hidupnya. Kini kesehatannya prima, keuangan (perekonomian)-nya prima dan sukacitanya pun prima penuh.
“Sekarang sukacita saya penuh, apalagi semenjak ada cucu. Saya tidak mau lagi jauh dari Tuhan, saya tak sentuh minum-minuman keras dan kehidupan malam, kini kehidupan yang saya jalani yakni; melayani Tuhan- Bekerja dan Keluarga,” kata penyanyi dan pencipta lagu-lagu rohani ini.
Dalam masyarakat suku Batak dikenal istilah 3 H dalam menilai kesuksesan seseorang yakni; Hamoraon (Kekayaan), Hagabeon (Kebahagiaan) dan Hasangapon (kehormatan). Ketiga ukuran sukses orang Batak itu kini sudah dalam genggaman Jhon Panggabean.
Hagabeon (Kebahagiaan) misalnya, Ukuran umum hagabeon dalam masyarakat Batak adalah bila mempunyai keturunan baoa (laki-laki) dan boru (perempuan) yang juga kemudian mempunyai keturunan lagi. Jadi bila seseorang dalam hidupnya sudah mempunyai cucu dari anak laki-laki yang merupakan “Panggoaran” (cucu pembawa nama).
Kehadiran cucu Pertama; Celine Felicya Panggabean dari anak laki-lakinya, Pdt, Samuel Panggabean, S.Th merupakan kebahagiaan tersendiri bagi Jhon Panggabean. Ia bahkan mengaku lebih sayang kepada cucunya daripada anak-anaknya. Dalam satu minggu saja cucunya tidak datang ke rumahnya, Jhon bisa kesal dan bahkan marah kepada orangtuanya.
“Anak-anak saya sampai bilang ‘semenjak punya cucu papi seperti tidak perduli lagi kepada kami anak-anaknya, semua perhatian diberikan ke cucu’. Hehehe… mereka cemburu. Bahkan kalau rasa rindu saya tak tertahan, saya datang ke rumah cucu saya usai kerja sidang di pengadilan,” ungkap Jhon terkekeh dengan wajah berseri-seri.
Diakui ayah dari penyanyi Clara Panggabean ini, dia menyadari bahwa Tuhan telah Menghajar atau menghukum dirinya dengan berbagai penderitaan, namun dibalik penderitaan itu Tuhan seperti mau mendidik dirinya agar lebih teguh hidup setia dalam Tuhan.
“Saya sangat bersyukur masih diberi kesempatan oleh Tuhan. Memang hidup ini adalah kesempatan maka jangan disia-siakan. Pakailah kesempatan hidup ini untuk melayani Tuhan,” pesannya.
“Tuhan sangat baik. Dia masih memberikan kesempatan kepada saya untuk bertobat. Saya telah mengabaikan Tuhan karena merasa sudah mapan dan bahagia. Sekarang saya tidak mau kembali lagi, saya berkomitmen untuk hidup melayanai dan mengandalkan-Nya,” sambung Jhon lagi menegaskan.
Jhon kemudian membagikan beberapa nats firman Tuhan yang selama ini menjadi pegangan dan menguatkannya yakni; Yakobus 5 : 16 “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya”. Demikian juga Filipi 4: 19; “Allahku akan memenuhi segala keperluanmku menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus,”.
“Jadi, jangan takut menghadapi kesusahan dalam hidup kita terlebih di situasi pandemik Corona saat ini. Firman Tuhan kita imani, Tuhan Yesus pasti menolong dan memberkati kita. Saya sudah mengalami hal yang paling sulit, berkali-kali lebih sulit dari masa pandemi corona saat ini. Rahasianya, saya mengandalkan doa. Menyerahkan diri sepenuhnya, sujud berdoa menyembah Dia sang empunya hidup kita,” tutup Jhon yang sampai saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Keluarga Besar Panggabean Se-Jabodetabek. ‘
Baca Juga : ( Rahasia Jhon Panggabean Merasakan Sukacita Natal Meski di Masa Pandemi)
Terakhir sebagai pengingat kepada saudara-saudara seiman, Jhon Panggabean membagikan nats firman Tuhan dari Matius 6:33 yakni; “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semua akan ditambahkan kepadamu”. (ARP)
Be the first to comment