Jakarta, majalahspektrum.com – PERAYAAN Hari Ulang Tahun (HUT) ke-34 sinode Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) berlangsung semarak penuh kebersamaan dan kekeluargaan. Bertempat di Restauran Bandar Djakarta, Taman Rekreasi Ancol, Jakarta Utara, Perayaan tersebut mengusung semangat gereja yang terus bertumbuh dan harus berbuah.
Perayaan HUT dilakukan usai Rakernas I sinode GSKI Rekonsiliasi di Jl. Kerja Bakti, Jakarta Timur. dari tempat Rakernas, seluruh peserta rakernas dan pengurus pusat sinode GSKI berangkat menuju Restauran Bandar Djakarta, Taman Rekreasi Ancol, Jakarta Utara.
Baca Juga : ( Ada Kejutan Bagi Para Pendeta di Rakernas I Sinode GSKI Rekonsiliasi )
Untuk diketahui, GKSI didirikan oleh Mahasiswa dan dosen STT Paulus dan SETIA pada 21 November 1988 di Jakarta Utara. Berdasarkan akta pendirian dan AD /ART sinode GKSI didirikan oleh 5 orang tokoh yang mana seorang di antaranya telah mendahului ke surge dan 2 orang memilih ke GKSI versi Daan Mogot dan 2 orang pendiri berada di GKSI Jl. Kerja Bakti yang biasa disebut sebagai GKSI Rekonsiliasi.
GKSI yang berkantor pusat di Jl.Kerja Bakti, Kp.Makasar, Jakarta Timur, dikatakan sinode GKSI Rekonsiliasi karena sejak terjadi dualisme kepemimpinan GKSI pada Tahun 2014, GKSI Jl.Kerja Bakti membuka diri untuk dialakukan rekonsiliasi perdamaian sesuai dengan arahan PGI dan Dirjend Bimas Kristen Kemenag RI, sedangkan GKSI versi Daan Mogot sejak awal menolak dan tidak menginginkan adanya rekonsiliasi perdamaian penyatuan GKSI.
Acara HUT yang digelar oleh GKSI Rekonsiliasi diawali dengan ibadah. Dalam khotbahnya yang mengambil dari nats Injil Matius 13;18-23 (Perumpamaan Tentang Seorang Penabur), Pdt, Lazarus dari DPW GKSI Sampit, Kalbar mengingatkan bahwa yang terpenting dari suatu gereja bukan sekedar “Bertumbuh” tetapi harus “Berbuah”.
Tonton Vidio : (Semarak HUT Ke-37 Sinode GSKI di Restauran Bandar Djakarta, Ancol )
“Jangan sampai Benih yang ditabur oleh GKSI jatuh di bebatuan pinggir jalan atau di semak duri tetapi harus tumbuh di tanah yang subur. Bukan sekedar tumbuh tetapi harus dapat berbuah. Tidak penting berapa banyak Buah yang dihasilkan 100, 60 atau 30 yang terpenting harus berbuah,” kata Pdt Lazarus, 21 November 2022 petang.
Pdt, Lazarus mengimbau kepada seluruh hamba Tuhan yang bernaung di sinode GKSI di seluruh daerah yang ada di Indonesia jangan pantang menyerah dalam memberitakan kabar baik menarik banyak jiwa meski berkekurangan ekonomi.
“Tetap setia hidup di ladang Tuhan menghasilkan buah,” katanya. Lalu Pdt, Lazarus mengajak bernyanyi bersama lagu “Kerja Buat Tuhan selalu Manise, biar tanpa Gaji selalu manise….”.
Dalam ibadah tersebut sekelompok hamba Tuhan GKSI berkesempatan memberikan persembahan pujian berjudul “Penolong Yang Setia”. Usai ibadah, panitia Rakernas dan HUT GKSI memberikan penghargaan kepada 2 orang tokoh pendiri sinode GKSI yakni; Willem Frans Ansanay, S.H, M.Pd dan Pdt, Paul Amirullah.
Dalam sambutannya, Ketua Umum Sinode GKSI Rekonsiliasi, Pdt, Dr, Iwan Tangka berharap GKSI jangan kering tetapi terus tumbuh.
“Saya ingin lihat nanti Rakernas Tahun depan dan HUT ke-35 GKSI bertumbuh tambah 10 Provinsi. Maju, Maju, Maju, Pantang mundur,” katanya bersemangat.
Sementara, Ketua Majelis Tinggi yang juga Bendum GKSI, Frans Ansanay kembali mengingatkan spirit GKSI yang kuat berakar, terus bertumbuh dan harus berbuah dalam Kristus.
“Jangan berkata kepada Tuhan apa yang akan Tuhan berikan kepada mu tetapi berkatalah apa yang dapat saya berikan untuk Tuhan. Kita yakin GKSI tetap eksis sampai Maranatha,” kata Frans.
Kejutan bagi Elisabeth Aritonang yang berulang tahun ke-49 tahun hari itu juga bertepatan dengan HUT GKSI. Lantunan lagu selamat ulang tahun, ucapan selamat dan kue tart pun diterima Elisabeth yang kelihatan bahagia dengan kejutan tersebut.
Usai ibadah dan perayaan HUT, hadirin bersantap bersama dan beramah tamah. Setelah itu dipersilahkan berekreasi di Ancol. Para peserta Rakernas yang umunnya dari luar daerah Jakarta lalu melanjutkan rekreasi mereka ke Taman Monumen Nasional (Monas) pukul 15;30 WIB. (ARP)
Be the first to comment