Yang Inspiratif di Pesta Gotilon HKBP Rest. Tg. Priok, Bagai “Kacang Tak Lupa Kulit”

Jakarta, majalahspektrum.com – ADA Dua sosok yang dapat dijadikan inspirasi pada Pesta Gotilon gereja HKBP Ressort (Rest) Tanjung (Tg.) Priok, Jl. Swasembada Timur II, No.4, Jakarta Utara. Kedua sosok itu ibarat ungkapan “Bagai Kacang Tak Lupa Kulit”.

Adalah Ketua Panitia dan Penasehat Pesta Gotilon, Ir, Fardo Theodosius Sinaga dan Laksamana Pertama Situmeang (Suami dari Rini br. Sinaga). Keduanya adalah Putra-putri dari Alm. Pdt, F.H Sinaga yang pernah melayanai sebagai Pendeta Ressort HKBP Tg.Priok pada Tahun 1983 hingga 1985.

Pdt, F H Sinaga mulai bertugas di gereja HKBP tertua kedua di Jakarta, bahkan pulau Jawa tersebut pada Tahun 1983. Namun, di Tengah masa tugasnya, usai melayani khotbah Minggu, beliau meninggal dunia.

Untuk diketahui, di sinode gereja HKBP, pendeta yang ditugaskan melayani di sebuah gereja HKBP, umumnya memiliki masa tugas 5 tahun. Usai memenuhi masa tugasnya, pendeta tersebut akan dipindah tugaskan ke gereja HKBP yang lain yang ada di seluruh Indonesia dan luar negeri. Kepindahan tugas atau pensiun, seorang pendeta akan diikuti keluarganya (Isteri dan anak-anak) pindah dari wilayah gereja tempat awal bertugas.

Sepeninggal ayahanda, Pdt, F H Sinaga karena dipanggil Bapa ke surga, isteri (Br. Sihombing) dan anak-anak beliau tidak meninggalkan gereja HKBP Tg.Priok. mereka tinggal menetap di wilayah sektor (wijk) Bakti di Swasembada Barat XIX.

Isteri Pdt, F H Sinaga bahkan aktif melayani di gereja HKBP Tg.Priok sebagai pengajar dan pemimpin koor (Paduan Suara) Kumpulan Ibu-ibu, Jemaat Wilayah sektor (Wijk) Bakti hingga Ina Hanna (para Janda) hingga akhir hayatnya. Begitupun putra-putri beliau, mereka aktif melayani di HKBP Tg.Priok pada Kumpulan pemuda (NHKBP). Tercatat, John Sinaga dan Rini br.Sinaga aktif mengajar dan dirigend koor.

Selain sebagai Ketua Panitia Pesta Gotilon HKBP Tg.Priok, anak bungsu Pdt, F H Sinaga yakni akrab disapa, Theo Sinaga saat ini adalah Ketua Ikatan Alumni (IKA) NHKBP Tg.Priok yang merupakan Kumpulan dari para mantan aktivis pemuda gereja di HKBP Tg.Priok sejak Tahun 1970-an hingga saat ini.

Sosok Inspiratif berikut yang terlihat di pesta gotilon tersebut adalah kehadiran Kumpulan IKA NHKBP Tg.Priok. anggota IKA NHKBP Tg.Priok kebanyakan bukan lagi anggota jemaat HKBP Tg.Priok. hal itu disebabkan mereka sudah berpindah tempat tinggal dan berpindah warga jemaat dari berbagai denominasi gereja.

Meski bukan lagi anggota jemaat HKBP Tg.Priok, para mantan aktivis pelayanan pemuda tersebut tidak melupakan gereja tempat mereka dahulu dididik secara Rohani. Kenangan saat aktif dipelayanan NHKBP lah yang membuat mereka Bersatu dalam wadah IKA NHKBP Tg.Priok yang salah satu misi organisasinya adalah menjadi berkat bagi gereja asal yakni HKBP Tg.priok.

Rombongan Tor-tor IKA NHKBP Tg.Priok membawa sakti-sakti (sumbangan ke gereja) dipimpin Pendiri yang juga Ketua IKA NHKBP Tg.Priok pertama, Togar R Tobing, S.H, M.H

Baca Juga : ( Semarak Pesta Gotilon HKBP Tg.Priok Yang Membuat Jemaat Betah )

Meski tak memiliki garis organisasi langsung dengan struktur gereja HKBP Tg.Priok, IKA NHKBP Tg.Priok dalam berbagai kesempatan bersumbangsih kepada HKBP Tg.Priok, salah satunya hadir hampir di setiap pesta gotilon yang digelar HKBP Tg.Priok, termasuk pada pesta Gotilon HKBP Tg.Priok kali ini (15 Oktober 2023).

Umumnya, gereja HKBP menggelar pesta gotilon dengan tujuan mengumpulkan dana untuk kebutuhan mendesak Pembangunan pisik Gedung ruang ibadah dan sarana-prasarana gereja.

Para anggota IKA NHKBP Tg.priok urunan mengumpulkan uang untuk dipersembahkan acara Pesta Gotilon. Beberapa anggota secara pribadi turut menjadi donator.

Togar Tobing dan Ramos Tampubolon diulosi oleh Pendeta HKBP Tg.Priok sebagai tanda ucapan terimakasih atas sumbangsih mereka

Bukan hanya memberikan sumbangan dana, IKA NHKBP Tg.priok juga aktif membantu hal lain yang dibutuhkan unit pelayanan HKBP Tg.Priok. pembinaan dan pemberdayaan kepada NHKBP Tg.Priok, mengisi pujian saat ibadah minggu maupun hari raya besar pun pernah dilakukan.

Semoga dua sosok inspiratif ini dapat menjadi contoh dan teladan buat mantan pelayan di gereja HKBP lainnya untuk tidak melupakan tempat dimana dahulu kita pernah dididik, digembleng dan kenangan saat aktif melayani. Ya Bagai “Kacang Tak Lupa Kulitnya”. Semoga!. (ARP)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan