Renungan, majalahspektrum.com – LAGU hymn “Nearer my God to Thee” atau dikenal dalam Kidung Jemaat No. 401, “Makin Dekat Tuhan” adalah sebuah lagu yang dilantunkan oleh grup musik kapal Titanic sebelum mereka menemui ajalnya masing-masing akibat tenggelamnya kapal Titanic. Tentu sebagian besar kita tidak asing dengan sebuah film romansa yang diangkat dari sebuah kisah nyata yang terjadi pada tahun 1912 yakni “Titanic”.
Film “Titanic” menceritakan tentang sebuah kapal yang karam disebabkan oleh benturan hebat antara kapal dan gunung es, yang kemudian memakan korban yang tidak sedikit. Adegan demi adegan di dalam film ini mencoba menggambarkan kembali detil setiap kejadian di masa itu sehingga penonton ikut larut dan merasakan betapa peristiwa itu begitu dahsyat nan mengerikan.
Lagu “Makin Dekat Tuhan begitu popular, dinyanyikan sebagai kekuatan dan menjadi harapan dikala hidup mengalami kesusahan. Hampir seluruh gereja di dunia memasukkan lagu ini ke dalam puji-pujian mereka. Tetapi tahukah kita, siapa pribadi yang menciptakan lagu ini?. Dia adalah seorang wanita penderita penyakit TBC bernama Sarah Flower Adam.
Sarah Flower Adam adalah seorang wanita pemain teater atau Artis di jamannya berkebangsaan Inggris. Ia mulai berfokus untuk menulis dan menciptakan karya sastra ketika karir keartisannya terhalangi oleh kesehatan dirinya yang semakin hari semakin menurun akibat dari Tuberculosis (TBC).
Kemampuan menulis Sarah diturunkan oleh ayahnya yang adalah politikus garis ‘kiri” yang terus memperjuangkan hak-hak rakyat yang ditindas pada saat itu. Karena situasi dan kondisi yang demikian, sarah juga dilatih untuk semakin kritis menuang pemikirannya dalam tulisan-tulisan sebagai bentuk protes terhadap pemerintah. Tidak tanggung-tanggung tulisan-tulisan Sarah ini menjadi headline di surat kabar-surat kabar Inggris. Tetapi tidak hanya itu, ia adalah seorang Kristen yang taat dan juga senang menulis lirik dan sastra yang berbau rohani.
Lirik “Nearer my God to Thee” dituliskan Sarah ketika suatu saat ia di datangi oleh seorang Pendeta yang berbagi pergumulannya bahwa ia kesulitan untuk mendapatkan lagu pujian yang berhubungan dengan tema khotbahnya yang diambil dari Kejadian 28:11-19, yang bercerita tentang mimpi Yakub ketika ia tidur berbantalkan batu yang kemudian melihat tangga turun dari sorga. Sarah begitu semangat menawarkan diri untuk menuliskan lagu bagi pendeta ini. Pada akhirnya ia benar-benar menggumuli kisah Yakub ini dan seminggu kemudian terciptalah lagu Nearer my God to Thee. Hanya saja melodi yang digunakan waktu itu bukan yang kita kenal saat ini, karena ia menggunakan melodi dari seorang wanita yakni penggubah lainnya yang adalah kakak perempuannya sendiri yakni Eliza Flower.
Melihat kepada Kisah Yakub, sekalipun Yakub gemetar karena ancaman Esau, tetapi kehadiran Tuhan menjadi kekuatan tersendiri baginya. Kehadiran-Nya menegaskan bahwa janji-Nya itu ya dan amin! Sarah mengintepretasikan dalam lagunya bahwa kekuatan dari pergumulan yang di simbolkan dengan salib tentu merujuk kepada Salib yang merupakan simbol Karya Agung Kristus sebagai kekuatan mengangkat kita dari setiap keterpurukan (Bait I). Itulah harapan terbesar dalam hidup. Sekalipun salib harus kita pikul, tetapi kita juga diingatkan bahwa Kristus dulu pernah menanggung salib yang lebih berat dari apapun juga.
Baca Juga : (Lagu “It Is Well With My Soul” Diangkat Dari Rentetan Kisah Tragis Yang Dialami Penciptanya)
Seiring dengan perjalanan waktu, lagu ini mengalami beberapa penggubahan dalam pemelodiannya. Salah satunya adalah versi Methodist Church karya Komposer Arthur Sulivan (1872) dari melodi “Propior Deo”. Konon katanya melodi inilah yang dimainkan di peristiwa Titanic karena pemimpin grup musik adalah anggota gereja Metodis.
Pergumulan dan perenungan Sarah berdasarkan Kisah Yakub ini juga erat hubungannya dengan situasi dan kondisi hidupnya saat itu. Sebagai penderita TBC tentunya ia harus berjuang dengan pergumulan antara iman dan kenyataan. Walaupun pada akhirnya ia meninggal karena penyakit ini. Akan tetapi, kisah hidup dan perjuangannya menginspirasi Lowell Masson, seorang komposer untuk meletakkan not demi not disetiap lirik lagu ini sehingga terciptalah melodi yang apik nan menggetarkan hati yang ia namakan “Bethany”. Perjodohan antara lirik Sarah dan Melodi “Bethany”melahirkan satu karya besar yang seakan tak lekang oleh waktu. Hingga kini lagu ini tetap menjadi lagu yang berkesan bagi banyak orang.
Nearer my God to Thee, Nearer to Thee
(Makin Dekat Tuhan, Kepada-Mu)
Even though it be a cross, that raiseth me
(Walaupun salib-lah mengangkatku)
Still all my song shall be, Nearer my God to Thee
(Inilah Laguku, dekat kepada-Mu)
Nearer my God to Thee, Nearer to Thee
(Makin dekat Tuhan, kepada-Mu)
By: (RED/DBS)
Be the first to comment