Rantepao, Toraja, Sulsel – SEKOLAH Menengah Atas Kristen (SMAK ) Barana adalah salah satu sekolah unggulan di Sulawesi Selatan yang terletak di Tampak Tanete, Toraja. Awalnya sekolah sebuah tempat kursus dan tempat tinggal (posko pelayanan) zending misionaris Belanda bernama, Aris Van de Loosdrecht dari Gereformede Zendings Bond (GZB) 1913.
Kemudian tempat itu dirubah menjadi Sekolah Pendidikan Guru Kristen (SPG). kemudian, pada Tahun 1993, hasil sidang sinode Gereja Toraja, seiring dihapuskannya oleh pemerintah SPG, didirikanlah SMA Kristen Barana dibawah naungan Yayasan Perguruan Kristen Toraja (YPKT). Dr, Jonathan Parapak (Rektor UPH) adalah salah satu pendiri atau inisiator sekolah ini.
Barana adalah nama suatu kampung di Toraja yang artinya Pohon Beringin. “Pohon Beringin itu rindang tempat orang-orang bernaung,” kata Kepala Sekolah (Kepsek} SMA Barana saat ini, Marthen Kala Lembang, S.Th, M.Pd.
Di SMA Barana, semua siswa wajib tinggal di asrama. Mereka berasal dari berbagai daerah di seluruh pelosok Indonesia, bukan hanya masyarakat Tana Toraja.
“Ada seleksi ketat untuk masuk sekolah ini. Kita bikin mereka tinggal di asrama agar fokus dalam menjalani pendidikan, terutama pendidikan karakter kristen seperti yang tertulis dalam motto sekolah ini. Diasramakan guna menjaga Anak didik terhindar dari pergaulan yang kurang baik yang ada di luar sana,” terang Kepsek Marthen Lembang ditemui di kantornya, Sabtu (9/11/2024).
Baca Juga : ( 200 Siswa SMA Unggul Barana, Toraja Antusias Ikuti Pelatihan Jurnalistik dari PERWAMKI )
Etika sopan santun dan keramahan tampak jelas pada setiap siswa di SMA Barana. Berbagai prestasi akaddemik dan non akademik (ekstrakulikuler) sudah diraih sekolah ini.
“OSN (Olimpiade Sains Nasional) tingkat provinsi dan Indonesia sudah kita ikuti. Baru-baru ini siswa kita ikut lomba paduan suara etnik di Philipina, lalu ikut presentasi budaya di Australia,” kata Wakil Kepsek Bidang Kesiswaan, Marthen Payung Langi, S.Pd, M.Pd.
“Saya pernah studi banding ke sekolah Unggul DEL di Balige. Hal itu untuk terus melakukan upaya peningkatan sekolah ini,” ungkap Marthen Payung.
Menurut Marthen Payung, ada 653 siswa sekarang ini di SMA Barana. Banyaknya minat siswa di sekolah itu, Marthen Payung berharap pihak Yayasan dan sinode Gereja meningkatkan sarana-prasarana di sekolah itu.
“Mereka siswa pilihan dari berbagai daerah bukan cuman warga Toraja. Malahan orang Toraja yang ada di sekolah ini sekitar 30% saja. Ada juga yang datang tidak kuat tinggal di asrama minta pulang, ya kita pulangkan. Mungkin anak itu sudah terbiasa dan lebih suka kebiasaan hidup di luar sana,” jelasnya.
Baca Juga : ( Unsur Kekuatan Pengurus Harian MPK Indonesia Wujudkan Sekolah dan Siswa Kristen Unggul )
SMAK Barana oleh masyarakat di sana sering disebut sebagai sekolah “Mewah” = Mepet Sawah. Karena pada kenyataannya, sekolah tersebut dikelilingi persawahan tanaman padi. (ARP)
Be the first to comment