Toraja Utara, Sulsel, majalahspektrum.com – DALAM sambutannya di acara Sidang Raya ke-18 Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Ketua Umum Majelis Pekerja Harian (MPH) PGI, Pdt. Gomar Gultom, M.Th mengungkapkan bahwa dalam beberapa dekade terakhir ini. PGI sengaja memilih lokasi persidangan di daerah-daerah terpencil dimana fasilitas sangat terbatas dan tidak mudah yang akibatnya memang menimbulkan biaya yang sangat mahal.
“Namun demikian Kami (PGI) tetap memilih di sini sama seperti 5, 10, 15 tahun yang lalu selalu tempat yang terpencil. hal itu sebagai ungkapan rasa solidaritas kami atas saudara-saudara kita yang jauh dari pusat kekuasaan jauh dari tempat Dimana kita bisa menikmati kenyamanan dengan mudah,” kata Gomar di Kate Kesu, Rantepao, Toraja Utara, Jumat (8/11/2024).
Secara khusus Gomar menyampaikan kepada Gubernur Sulawesi Selatan yang diwakili oleh Sekretaris provinsi bahwa Toraja menyimpan misteri dengan penduduk yang besar dan SDM yang luar biasa tetapi kurang diperhatikan.
“Saya berani mengatakan tampaknya Toraja kurang mendapat perhatian pemerintah bahkan sangat kurang sebagai contoh dari Makassar ke Toraja yang hanya berjarak 315 KM harus ditempuh 8 sampai 10 jam dan mulai dari Enrekang ke sini. yang jaraknya tersisa 84 KM ditempuh selama 3 jam. kondisi ini membawa implikasi terhadap masyarakat dimana produk dari Toraja akan kalah bersaing dengan produk dari luar karena transportasi sulit dan mahal. tidak heran kalau orang Toraja cenderung merantau. jangan-jangan Toraja diaspora lebih besar jumlahnya dari orang Toraja di sini,” ungkap Gomar.
Tetapi, lanjut Gomar. karunia Tuhan tidak kurang bagi masyarakat Toraja. Perantau Toraja sangat diberkati. Orang Toraja dimanapun mereka berada, mereka pekerja keras.
“Tetapi saya kira itu tidak menjadi alasan bagi pemerintah pusat. khususnya pemerintah Sulawesi Selatan untuk tidak memasukkan pembangunan Toraja dalam skala prioritas,” tukasnya.
Dalam kesempatan itu. atas nama PGI. Gomar mengucapkan selamat dan mensyukuri pemerintahan baru dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan wakil presiden Gibran rakabuming Raka.
“Melalui kesempatan ini saya juga sampaikan selamat kepada Prof. Dr. Nasaruddin Umar yang dipercaya sebagai Menteri Agama. Prof Nasaruddin. adalah sahabat lama. kami cukup lama k
bersama-sama mengayuh bahtera membangun bangsa,” ujar Gomar.
Gereja-gereja di Indonesia. lanjut Gomar. menaruh harapan besar kepada Menag Nazarudin dalam membangun kehidupan beragama yang toleran sehingga seluruh umat beragama dapat hidup berdampingan secara damai diikat oleh semangat toleransi yang kita tahu merupakan DNA dari bangsa dan masyarakat Indonesia.
“Pengalaman sebagai Imam besar Istiqlal sungguh menginspirasi kami semua umat beragama ketika Bapak menjadikan Masjid Istiqlal sebagai rumah bersama bagi umat beragama,” ungkapnya.
Gomar yakin dengan Nazarudin sebagai Menteri Agama (Menag) akan membuat kehidupan beragama lebih sejuk.
“Saya kira tidak mudah bagi pemerintahan baru untuk mengelola negeri kita yang besar ini di tengah tantangan Global sebagai akibat perlambatan ekonomi dan konflik yang terjadi di berbagai belahan bumi. kita semua harus bersatu padu mendukung pemerintahan baru ini apapun pilihan politik kita di masa Pemilu lalu. Bapak Menteri yang kami hormati, PGI selalu menganggap diri sebagai bagian dari bangsa dan dengan demikian terpanggil berpartisipasi aktif positif, kritis, kreatif dan realistis dalam ikut serta membangun negeri ini sebagai Mitra strategis sebagai Mitra kritis dari pemerintah,” ujatnya.
“Pkerjaan rumah kita sepertinya tidak habis-habisnya, kita masih berhadapan dengan beragam masalah kemanusiaan dan perusakan lingkungan yang begitu masih termasuk penegakan HAM di Papua aksi-aksi intoleran,” sambung Gomar.
Maraknya Penutupan gereja dan larangan ibadah terhadsp umat kridtiani, kata Gomar. menjadi tantangan semangat oikumene gereja-gereja di PGI.
“Kami menaruh harapan besar kepada Bapak menteri Bapak menteri dan Pemprov Sulawesi Selatan. dimana dalam prosesi pembukaan sidang rsya PGI tadi mengungkapkan cerita penderitaan tetapi sekaligus juga apa komitmen kolektif kami untuk bergerak secara baru membangun negeri ini. 1000 orang lebih yang terlibat dalam prosesi berasal dari beragam latar belakang, mulai dari balita.remaja’pemuda yang datang dari ragam profesi termasuk penyandang disabilitas. bagi Iman kami semua orang sama dihadapan Tuhan dan tidak boleh ada yang terpinggirkan tidak boleh ada seorangpun yang hak-haknya atau diabaikan,” beber Gomar.
Lanjut Gomar. dalam Tri bacaan PGI juga tersirat harapan umat kristiani di negeri ini mendapatkan hak yang sama dalam beribadah dan mendirikan rumah ibadah dimanapun di pelosok Indonesia. (ARP)
Be the first to comment