Jakarta, majalahspektrum.com – TIDAK terasa hampir satu tahun sudah semenjak pandemi global COVID-19 yang dipicu oleh Virus SARS-CoV-2 melanda bumi tempat kita semua berada menjalani kehidupan fana ini. Selain konsekuensi kesehatan yang ditimbulkan, pandemi ini telah membawa perubahan dan adaptasi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Beberapa adaptasi yang barangkali sebelumnya di luar kebiasaan kita namun kini nampak secara kasat mata misalnya perubahan perilaku kesehatan dan pola hidup terkait, penyesuaian dalam interaksi sosial, meningkatnya kebutuhan dan ketergantungan terhadap teknologi digital untuk pendidikan hingga pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari. Tetapi yang paling menarik adalah penyesuaian yang terjadi di bidang kerohanian seolah-olah belum pernah terjadi sebelumnya dimana teknologi aplikasi daring kini memiliki peranan penting dalam kebutuhan manusia untuk tetap dapat menjalankan ibadah secara berkelompok.
Sebagai sebuah gereja global yang tersebar di 160 negara di seluruh dunia, jemaat Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir (GYK OSZA)tidak luput dari dampak yang ditimbulkan oleh pandemi ini. Ibadah sekali seminggu yang biasanya dilangsungkan di gedung-gedung pertemuan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir di seluruh Indonesia telah berganti menjadi ibadah mandiri bersama keluarga dan memanfaatkan aplikasi daring untuk Sekolah Minggu dan kelas-kelas lainnya.
Namun kondisi ini tetaplah patut untuk disyukuri oleh jemaat Gereja seperti yang dinasihatkan oleh Pimpinan dan Presiden Gereja Yesus Kristus dari Orang Orang Suci Zaman Akhir, Russell M. Nelson, melalui sebuah pesan khusus kepada jemaat Gereja pada bulan November lalu.
Presiden Nelson, demikian dia biasanya disapa oleh jemaatnya, lebih lanjut menceritakan pengalaman rohaninya ketika ia terbangun di suatu tengah malam dan benaknya dipenuhi dengan pikiran untuk memanjatkan “doa syukur” kepada Allah bagi semua anak–anak-Nya di seluruh dunia.
“Benakku dipenuhi dengan semua hal yang mana kita sepatutnya mengucap syukur dan ungkapan rasa syukur inilah yang dapat menjadi Roh Penyembuh dalam kehidupan kita,” kata Presiden Nelson melalui siaran pers yang diterima majalahspektrum.com, Rabu (30/12/2020).
Tonton Vidio : ( Pesan dari Presiden Russell M Nelson )
Presiden Nelson kemudian mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam sebagai seorang ilmuwan, dan sebagai orang beriman, terhadap pandemi di seluruh dunia saat ini. Sebagai ilmuwan, ia mengapresiasi kebutuhan kritis untuk mencegah penyebaran infeksi.
Beliau menghormati pelayanan penuh dedikasi para profesional kesehatan dan berduka bagi banyak orang yang kehidupannya terganggu oleh COVID-19. Namun, sebagai orang beriman, ia melihat pandemi saat ini hanya sebagai salah satu dari banyak penyakit yang mewabahi dunia saat ini, termasuk kebencian, kerusuhan sipil, rasisme, kekerasan, ketidakjujuran, dan kurangnya kesantunan.
“Para ilmuwan dan peneliti terampil bekerja keras untuk mengembangkan dan mendistribusikan vaksin terhadap virus corona, namun tidak ada pengobatan atau operasi yang dapat memperbaiki banyak kesengsaraan dan penyakit rohani yang kita hadapi. Tetapi, ada obat yang mungkin tampak mencengangkan karena itu bertentangan dengan intuisi alami kita. Meski demikian, pengaruhnya telah divalidasi oleh para ilmuwan juga pria dan wanita beriman. Saya mengacu pada kuasa penyembuhan dari rasa syukur,” pesannya.
Kitab Mazmur sarat dengan nasihat untuk mengungkapkan rasa syukur. Berikut tiga di antaranya: “Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada Tuhan.”, “Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik.”, “Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur.”
Yesus Kristus sering mengungkapkan rasa syukur. Sebelum membangkitkan Lazarus dari kematian, sebelum secara menakjubkan melipatgandakan roti dan ikan, dan sebelum mengedarkan cawan kepada para murid-Nya di Perjamuan Malam Terakhir, Juruselamat berdoa. (RED)
Be the first to comment