Kaesang Pangarep Ajak Ratusan Organ Relawan Jokowi-Gibran Gabung PSI

Jakarta, majalahspektrum.com – SEBANYAK 200 organ relawan Jokowi dan Gibran hadir di acara Kopdarnas Partai Solideritas Indonesia (PSI) di Jakarta Teather, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (25/9/2023). Dalam Kopdarnas tersebut, putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep diangkat menjadi Ketum DPP PSI yang baru periode 2023-2028.

Dalam pidato pertamanya sebagai Ketum PSI, Kaesang mengharapkan dukungan para relawan dan pendukung Jokowi kepada PSI. Kaesang mengajak para organ relawan untuk menjadikan PSI sebagai  rumah perjuangan bersama.

“Dengan kerendahan hati, saya minta bantuan, kerja sama, dan dukungan para relawan dan pendukung Pak Jokowi yang belum berafiliasi kepada partai tertentu, agar menjadikan PSI sebagai rumah perjuangan bersama, rumah yang ramah bagi para nasionalis muda, demi Indonesia lebih maju,” kata Kaesang dalam pidato di Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) PSI, Senin (25/9).

Adapun organ relawan tersebut antaralain; Bara JP, Projo, Arus Bawah Jokowi, Posraya Indonesia, Alap-alap Jokowi, KCI, LCI, We Love Jokowi, Pujakesuma, Gerakan Rakyat Nusantara, Sekber Jokowi Nusantara, Senyum Penuh Damai, Gibran Maju, Jiwa Muda Indonesia, Trisakti untuk Indonesia, Pertiwi Indonesia, Timbul Sehati, Kornas Jokowi, Rejo, dan organisasi-organisasi lainnya.

“Simbol lahirnya gerakan relawan dalam peta politik indonesia. Simbol persatuan antar kelas sosial. Sederhana tapi menyatukan, penuh warna tanda riang gembira. Harapan saya, untuk relawan yang hadir bisa merasakan kegembiraan yang saya rasakan di PSI bersama-sama,” ujar alumni Singapore University of Social Sciences itu.

Kaesang berujar, Salah satu kelompok yang akan memilih PSI adalah pendukung sejati Presiden Jokowi alias Jokower. Mereka percaya pembangunan lima tahun terakhir harus dilanjutkan, bahkan ditingkatkan.

Baca Juga : ( PSI Satu-satunya Parpol Terbukti Nyata Lawan Korupsi dan Intoleransi )

Menanggapi fenomena masuknya Kaesang ke PSI dan menjadi Ketum DPP, peneliti SMRC, Saidiman Ahmad mengatakan takdir alam semesta menyatakan bahwa Kaesang hanyalah seorang bocah cilik, bocah ingusan dalam lanskap politik, atau dipertimbangkan semata karena ikatan darah dengan presiden.

“Menurut saya, terlalu simplistis dan cenderung merendahkan. Pandangan itu menganggap seolah-olah Kaesang tidak memiliki kualitas lain selain sebagai anak biologis presiden. Jauh sebelum Kaesang bergabung dan menjadi ketua umum PSI, dia sudah menarik perhatian public,” kata Saidiman di akun twitternya.

Menurut Saidiman, di usia belia, Kaesang sudah membangun usaha mandiri. Dia tampil sebagai sosok khas anak muda cemerlang dengan banyak ide bisnis. Karakternya yang sederhana, sopan, dan ceplas-ceplos membuatnya menarik perhatian. Postingan-postingan media sosialnya ditunggu banyak netizen karena hampir selalu muncul dengan gaya kocak.

“Di kalangan anak muda, Kaesang adalah salah satu ikon besar, seorang trendsetter. Salah satu karakter Kaesang yang menarik adalah sikapnya yang sangat sopan dan bersahaja. Tahun 2019, ketika Ibu Ani Yudhoyono wafat di Singapura, Kaesang datang melayat dan ikut menyalatkan ibu negara tersebut. Peristiwa itu dikenang SBY sebagai satu hal yang tak terlupakan,” ungkap Saidiman.

SBY bahkan, lanjut Saidiman, menyatakan kekaguman atas sikap Kaesang yang begitu sopan. Sikap sopan itu pula yang ditunjukkan Kaesang ketika bertemu Ganjar di konser Sheila on 7 beberapa malam lalu. Ketika bersalaman dengan Ganjar, dia berusaha mencium tangan mantan gubernur Jawa Tengah tersebut.

“Sikap tawadhu ini menunjukkan karakter personal yang penting untuk publik. Kaesang, dengan caranya sendiri, sudah lama terlibat dalam urusan public,” katanya.

Lagi menurut Saidiman, tanpa secara resmi ikut dalam partai politik, Kaesang sudah terlibat dalam politik. Untuk para politikus konvensional, cara berpolitik Kaesang mungkin akan dianggap aneh dan asing. Kualitas personal Kaesang sedikit banyak ditunjukkan dalam pidato perdananya sebagai Ketua Umum PSI, 25 September 2023. Setidaknya ada tiga hal yang menarik dari pidato perdana Kaesang tersebut.

Pertama, dia ingin membangun optimisme dalam politik praktis. Ini jelas ditujukan pada para anak muda apatis dan idealis bahwa idealisme bisa diwujudkan dalam politik. Kedua, dia ingin menawarkan cara berpolitik yang gembira. Lebih banyak membangun gagasan dibanding saling tuding dan fitnah.

Ketiga, dengan tegas dia mengidentifikasi ceruk PSI adalah kaum nasionalis muda atau nasionalis dengan pikiran dan semangat muda.

“Identifikasi diri sebagai partai dengan warna nasionalis yang lebih jelas ini penting di tengah kecenderungan partai yang rela mengaburkan warna ideologinya untuk menarik massa intoleran,” terang Saidiman.

Di luar dari materi yang bagus itu, kata Saidiman, gaya berpidato Kaesang juga menarik. Kaesang tidak berpretensi menjadi seorang orator atau singa podium pembakar semangat. tetapi tampil dengan kebersahajaannya. “Pidato yang sudah tersusun sistematis dia improvisasi dengan sangat baik,” ujar Saidiman.

Di sana sini, lanjut Saidiman, Kaesang menambahkan komentar spontan yang umumnya mengundang tawa. Dia memanggil audiens PSI bukan hanya dengan panggilan bro and sis, tapi juga akang dan teteh, juga uni dan uda. (ARP)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan