Presiden Beberkan Upaya Pemerintah Hadapi COVID-19 Kepada 8 Tokoh Lintas Agama

Jakarta, majalahspektrum.com – KEPADA 8 tokoh lintas agama, Presiden RI, H, Ir, Joko Widodo (Jokowi) memebeberkan segala upaya pemerintah dalam menangani pandemik Corona COVID-19. Presiden juga memebeberkan tentang kondisi Negara saat ini dan apa langkah-langkah pemerintah selanjutnya di tengah wabah virus corona yang belum juga hilang dari Indonesia.

“Kita sangat bersyukur bahwa masyarakat tidak panik dalam menghadapi pandemi covid 19 ini,” kata Presiden Jokowi mengawali percakapan dengan 8 tokoh lintas agama, Rabu (3/6/2020) sore di Istana Negara, Jakarta.

Dikatakan Jokowi, Pemerintah sangat berhati-hati dan mengumumkannya secara soft kepada masyarakat atas saran dari para pakar. Menurut para pakar, kepanikan masyarakat akan menurunkan 50% imunitas.

“Jadi bukan pemerintah tidak serius, tapi lebih karena kehati-hatian itu. Lihat saja, bahkan negara besar seperti USA pun mengalami kerusuhan berkepanjangan,” jelasnya.

Adapun kedelapan tokoh lintas agama yang hadir dalam pertemuan itu yakni; H  Helmy Faishal Zaini (PBNU), Abdul Mukti (PP Muhammadyah), KH. Muhyiddin Junaidi (MUI), Pdt. Gomar Gultom (PGI), Ignatius Kardinal Suharyo (KWI), Wisnu Tenaya (PHDI), Arief Harsono (Permabudhi) dan Xs Budi Santoso Tanuwibowo (Matakin) itu, Presiden juga menyampaikan bahwa kini alat-alat kesehatan menghadapi covid ini sudah dapat diatasi.

Kepada 8 tokoh lintas agama tersebut, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia telah mampu memproduksi sendiri APD, PCR dan ventilator. Lanjut Presiden, pada awalnya memang kita kesulitan karena harus mengimport, sementara berbagai negara berebut untuk memilikinya.

Presiden juga mensyukuri prediksi lembaga-lembaga keuangan dunia bahwa di tengah perlambatan ekonomi dan berbagai negara mengalami minus dalam pertumbuhan ekonomi, Indonesia termasuk di antara tiga negara yang pertumbuhan ekonominya positif, yakni India (1,9), China (1,2) dang Indonesia (0,5 yang sebelumnya 5 persen).

“Kini kita sedang mempersiapkan masyarakat untuk membuka kembali aktifitas perokonomian dan ibadah secara bertahap. Ada 120 kabupaten kota yang tidak ada kasus sama sekali. Di daerah ini bisa berlangsung kehidupan yang normal,” papar Presiden.

Sementara untuk pembukaan kembali sekolah dan pesantren, kata Presiden, belum ada keputusan. “Kita harus hati-hati akan nasib 54 juta siswa kita,” tukas presiden.

Presiden juga menyebutkan bahwa tahun ini Indonesia tidak akan memberangkatkan haji. Otoritas Saudi Arabia belum memberikan signal apakah akan menyelenggarakan haji tahun ini, dan berhubung hal ini membutuhkan persiapan, dan waktu untuk itu sudah tidak memadai, mak kita putuskan tidak akan memberangkatkan haji tahun ini.

Para pimpinan agama tersebut pada umumnya mengapresiasi langkah-langkah yang ditempuh oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.

Sekum PP Muhammadyah,  Abdul Mukti  berharap agar komunikasi para pejabat kepada masyarakat kiranya satu irama dan tidak bertentangan satu sama lain. Diperlukan juga counter narasi dari pemerintah menghadapi banyaknya penyesatan informasi di berbagai media selama pandemi ini, baik menyangkut isu konspirasi, China danlainnya.

“Kita di lapangan mengalami kesulitan menghadapi masyarakat kalau hal ini berlangsung terus menerus,” kata Mukti.

Sementara, Ketum PGI, Pdt, Gomar Gultom menyatakan perlunya semua elemen masyarakat membangun dan mengembangkan disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan dan berbagai habitus baru dalam memasuki masa kenormalan baru.

“Tanpa disiplin, apapun yang dikerjakan oleh pemerintah, akan sia-sia, dan masyarakat akan terus berada dalam bayang-bayang penularan covid ini.”

Menanggapi hal itu, Presiden Jokowi menyambut baik ajakan itu untuk meningkatkan disiplin nasional ini, di tengah kondisi masyarakat yang menurutnya memang masih kurang rasa disiplin. (ARP)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan