Bukan Sekedar Pemilih, Ini Peran Pemuda di PEMILU 2024

Jakarta, majalahspektrum.com – BERDASARKAN data pemilih tetap (DPT) Komisi Pemilihan Umum (KPU), dari 204 juta pemilih pada Pemilu 2024, 56% adalah pemuda dalam usia 17-39 tahun. Dari jumlah tersebut, 33% adalah anak muda generasi milenial atau Gen “Z”.

“Bukan cuman menggunakan hak pilih tetapi turut mengawasi agar pemilu bukan sekedar terlaksana tetapi Legitimasi,” kata Komisioner Bawaslu RI, Dr, Herwyn JH Malonda, M.Pd di acara ‘Sosialisasi Pengawasan Pemilu 2024’ bekerjasama dengan Lembaga Advokasi Pendidikan Pemilu (LAPP) Gerakan Angkatan Muda Kristien (GAMKI) di Grha Oikumene PGI, Senin (4/7/2024).

Herwyn mengharapkan partisipasi generasi muda, khususnya pemuda gereja dibawah naungan GAMKI, guna menghasilkan pemilu yang Bersih, Damai dan Berintegritas.

“Pemilu sebenarnya adalah milik rakyat, kami (Bawaslu) ini hanyalah EO (Event Organizer). Oleh karenanya kepada seluruh masyarakat, khususnya anak muda yang energik turut mengawasi dan menjaga keamanan agar suasa kondusif,” jelasnya.

“Jangan para elite politiknya sudah berdamai tetapi pendukungnya masih bertengkar,” sambung Herwyn.

Menurut Herwyn, pihaknya mendorong terciptanya efektifitas pengawasan. “Laporkan kecurangan yang ada, sertakan juga bukti-buktinya ke kami melalui portal yang sudah kami siapkan,” ajaknya.

Herwyn berharap para Caleg yang terpilih nantinya sebagai anggota Legislatif (DPR, DPRD) menempatkan diri sebagai negarawan yang menyalurkan aspirasi rakyat bukan lagi perwakilan Parpol yang menyalurkan aspirasi ketua umum parpol.

“Apa yang terjadi di DPR saat ini justeru segala kebijakan dan keputusan ditentukan oleh ketua umum parpol mereka,” tukasnya.

Turut hadir memberikan pandangan dalam acara sosialisasi tersebut Ketum PGI Pdt, Gomar Gultom, M.Th, Mantan Komisioner Komnas HAM Jhony Nelson Simanjuntak, S.H, L.LM dan Dosen FISIPOL UKI Audra Jovani, S.Sos, M.Ps.

Dalam paparannya, Jhony Nelson Simanjuntak mengatakan, yang perlu diawasi oleh Bawaslu saat ini adalah “Politik Kontraktual” dimana rakyat tidak lagi bebas memilih tetapi sudah ditentukan siapa memilih siapa oleh oknum makelar suara.

“Temuan saya di lapangan ada suatu Desa sudah dikontrak oleh Parpol atau Caleg tertentu sehingga parpol lain atau Caleg tidak bias masuk ke desa tersebut. Setelah itu berapa suara yang didapat dikalikan sejumlah uang yang disepakati,” ungkap Jhony Nelson yang pada Pemilu 2024 maju sebagai Bacaleg DPR RI dari PSI Dapil Jateng 4.

Menurut Jhony, tidak semua generasi muda saat ini memiliki cara berpikir politik yang bersih dan berintegritas. Pasalnya, dari actor ke actor lain mentransfer cara politik kotor ke generasi muda, termasuk oleh actor gereja.

“Pengawasan terhadap politik uang belum maksimal oleh Bawaslu. Perlu sosialisasi ke pemuda gereja atau komunitas-komunitas pemuda untuk memberikan pendidikan politik cerdas berintegritas,” tukasnya.

Menurut Jhony, masih sedikit generasi muda yang memiliki jiwa kritis terhadap masalah politik. Padahal, lanjut dia, politik yang sesungguhnya suci tersebut adalah penentu masa depan bangsa.

“Anak muda menjadi apatis terhadap isu politik karena kelakuan oknum politisi kotor yang selama puluhan tahun tidak memberikan teladan malahan membudayakan politik transaksional,” beber Jhony Nelson.

“Banyak orang yang mencari makan memanfaatkan momentum pemilu,” tambah Jhony.

Kepada masyarakat, khususnya anak muda untuk tidak hanya focus pada Pilpres tetapi juga kepada Pileg karena Legislatif adalah salah satu Lembaga yang tidak kalah penting dengan Eksekutif (Presiden).

“Jangan pilih Caleg yang selama ini, duduk puluhan tahun di DPR tetapi tidak melakukan perubahan apapun, lebih mengedepankan kepentingan pribadi dan kepentingan Parpolnya,” imbaunya.

Sementara itu, Ketum GAMKI yang baru saja terpilih dalam kongres GAMKI XII di Ambon 2023, Sahat Philips Sinurat mengatakan, meski dirinya serta jajaran pengurus DPP GAMKI lainnya belum dilantik dan serah terima jabatan, sudah melakukan berbagai kegiatan dan program, salah satunya acara sosialisasi bawaslu ini yang diselenggarakan oleh LAPP GAMKI dengan Bawaslu RI.

“LAPP kita (GAMKI) bentuk secara atonom bagian GAMKI guna mebantu Bawaslu sebagai mitra turut berpastisipasi mengawasi Pemilu 2024,” kata Sahat dalam sambutannnya di acara itu.

Baca Juga : (Setelah GP Ansor dan PP Muhammadiyah, GAMKI Sumbang Sapi Kurban ke Masjid Istiqal)

Sebenarnya, sambung Sahat, GAMKI sudah sejak lama berpartisipasi aktif dalam kepemiluan.

“Anak muda gereja jangan hanya sebagai pemilih saja tetapi turut mengawasi Pemilu,” ajak Sahat.

Sahat berharap hasil Pemilu menghasilkan kegembiraan dengan berjalan damai. “Jangan elitenya sudah berdamai, pendukungnya masih gontok-gontokan,” katanya.

Ketum DPP GAMKI 2023-2026, Sahat Sinurat

Dalam kesempatannya, Ketum PGI mengatakan bahwa Demokrasi adalah system terbaik dalam mengatur sebuah Negara. Namun sayangnya kata dia, hingga era reformasi nilai-nilai demokrasi belum berjalan, demokrasi masih bersifat procedural belum menyentuh substansinya.

“Nilai demokrasi seperti; Kemanusiaan, Kejujuran, Kesetaraan dan Kegembiraan belum berjalan. Disinilah peran generasi muda. Kita jangan menyepelekan peran pemuda, ingat peristiwa 1928, 1945, 1966 dan 1998 adalah peran besar pemuda,” terang Gomar.

Terakhir Gomar Mengimbau agar warga kristiani dan gereja, khususnya anak muda untuk jangan memilih Caleg yang kampanyae atau memanfaatkan rumah ibadah atau Gereja. (ARP)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan