KGM 2019 PGI Usung Semangat Gereja Memperkokoh NKRI

Sulut, majalahspektrum.com – PERSEKUTUAN Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) kembali menggelar Konferensi Gereja dan Masyarakat (KGM). KGM merupakan kegiatan 5 tahunan PGI. Pada Tahun 2019 kali ini PGI bekerja sama dengan Sinode Am Gereja-Gereja di Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo (SAG Suluteng).

Di bawah tema “Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir” (bdk. Wahyu 22:12-13), dan Sub Tema “Bersama Seluruh Warga Bangsa, Gereja Memperkokoh NKRI yang Demokratis, Adil dan Sejahtera bagi Semua Ciptaan Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”, KGM dibuka pada Kamis hingga Sabtu (28-30 Maret 2019) di Hotel Sutanraja, Jl. Manado-Bitung, Watutumou II, Kalawat, Sulawesi Utara.

Didukung oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Sulawesi Utara, kegiatan ini dihadiri pimpinan Gereja-Gereja di Indonesia, pimpinan ormas kristen, pimpinan organisasi sosial kemasyarakatan Kristen, pimpinan perguruan tinggi kristen dan tokoh-tokoh Kristiani. Ibadah pembukaan dipimpin oleh Pdt. DR. Hein Arina Ketua BPMS Sinode GMIM.

Adapun Tema dan subtema KGM adalah juga akan menjadi fokus pada Sidang Raya PGI XVII di Sumba, 8-13 November 2019, merefleksikan Pengakuan iman gereja-gereja di Indonesia bahwa Allah, di dalam Yesus Kristus, terus bekerja dan bergumul dalam kegelisahan, ketakutan dan penderitaan umat manusia. Dia adalah Allah yang mengendalikan sejarah dan terus bekerja untuk menguatkan umatNya.

Tema dan subtema ini juga menggambarkan keprihatinan PGI akan situasi masyarakat, bangsa  dan negara yang menghadapi tantangan seperti bencana, konflik antarkelompok yang berbasis sentimen identitas, ketimpangan (di wilayah ekonomi, geografis, gender, urban dan rural), ketenagakerjaan (gender wage gap),  proses politik dan ekonomi di era Otonomi Daerah (Otda) yang masih menyimpan praktik-praktik yang bias gender, korupsi, supremasi hukum yang masih jauh dari harapan, kerusakan lingkungan hidup, masalah hukum dan hak asasi manusia sampai perkembangan teknologi dan generasi milenial.

Bagi PGI, tantangan-tantangan tersebut bukan saja merupakan tanggung jawab pemerintah, namun juga tanggung jawab gereja-gereja untuk menjalankan fungsi kritis dan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, bangsa dan negara.

“Dalam konteks inilah, Gereja-Gereja di Indonesia menyelenggarakan KGM sebagai upaya bersama menyikapi proses demokratisasi, kemiskinan, perdangan manusia, politik identitas dan ketidakadilan di hadapan hukum serta kerusakan lingkungan,” tulis siaran pers yang diterima redaksi, Kamis (28/3/2019).

Menurut rilis tersebut, KGM merupakan tempat bagi gereja-gereja untuk; Melakukan dialog dan refleksi mengenai sejumlah isu yang menjadi pergumulan umat,  Memahami kondisi sosial-politik masa kini, di level internasional, nasional dan lokal, dengan analisis dari perspektif demokrasi, Memetakan masalah-masalah yang ada dan menerjemahkan gerakan moral umat Kristiani dalam bentuk respons terhadap tantangan yang ada.

Selain itu, di KGM juga merumuskan pilihan-pilihan pelayanan gereja dalam rangka keadilan dan kesejahteraan bagi semua ciptaan, Ruang bagi gereja-gereja untuk melakukan pembaruan Dokumen Keesaan Gereja yang berfungsi sebagai arah missional gereja-gereja di Indonesia. (ARP)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan