Persaudaraan Indonesia Wujudkan Perdamaian Melalui Pendekatan Budaya

Jakarta, majalahspektrum.com – BERBAGAI konflik yang muncul di tanah air, khususnya terkait agama, menjadi keresahan masyarakat yang cinta akan NKRI. Puncaknya, saat Pilkada DKI Jakarta dan Pileg-Pilpres 2019 membuat masyarakat Indonesia terpecah dua antara kelompok nasionalis dengan kelompok fundamentalis. Hal ini menjadi kekhawatiran akan terpecah belahnya masyarakat Indonesia.

Turut peduli akan hal itu, sejumlah tokoh masyarakat membentuk organisasi atau lembaga Persaudaraan Indonesia (PI). Lembaga yang didirikan dan diketuai oleh Ompu Sri Paduka Daulat Raja Agung Panuturi Hasadaon Dr. Joonner Rambe, SE, MM ini memiliki misi mewujudkan perdamaian dan keharmonisan masyarakat Indonesia melalui pendekatan budaya.

“Ada 2 hal yang selalu menempel dalam kehidupan kita sehari-hari yakni agama dan budaya. Kalau agama memiliki kekhususan dan sensitifitas tetapi budaya tidak. Berbicara agama kita harus hati-hati tetapi kalau bicara budaya kita satu tak ada sekat,” kata Raja Tapanuli Selatan yang diangkat oleh 48 marga di Tapsel ini di Aula Gereja GPIB Paulus, Menteng, Jakarta, Jumat (21/2/2020).

Daulat Raja Agung Panuturi Jooner Rambe diangkat menjadi baginda di Tantom adalah atas dasar musyawarah raja-raja, hatobangan, tokoh agama, masyarakat, pemangku adat kepala desa se-Tantom. Mendapatkan pengakuan dari sejumlah sultan dan raja di Nusantara.

Sebagai pribadi, Jooner telah membuktikan indahnya toleransi dan harmonisasi kehidupan dalam perbedaan agama. Pasalnya, masyarakat Tapanuli Selatan yang mayoritas (80 persen) beragama Islam mau mengangkat Jooner yang beragama kristen sebagai Raja mereka. Mengikuti pengajian dan memberikan Tausiah merupakan hal biasa yang sering dilakukan Jooner.

Berdasarkan pengalamannya itulah Jooner lantas mendirikan lembaga Persaudaraan Indonesia (PI) berbabis pendekatan budaya. Kepengurusan dan keanggotaan PI terdiri dari berbagai tokoh lintas agama dan budaya.

“Tidak harus pintar dan punya kedudukan untuk bergabung dengan Persaudaraan Indonesia, saya hanya ingin orang-orang yang tulus ikhlas toleran yang ingin mewujudkan Indonesia yang damai, aman sejahtera sekalipun dia tukang becak bias bergabung di organisasi ini,” terang Jooner.

Meski telah berdiri pada 5 tahun lalu (2015), PI bakal dideklarasikan pada 21 Maret 2020 yang akan datang di Gedung Kebangkitan Nasional (STOVIA). “Baru tahun 2019 lalu Persaudaraan Indonesia ini terdaftar di Kemenkumham sebagai organisasi resmi,” jelasnya

Sementara, menurut Pdt, Sheapard Supit, yang juga pendiri PI, berbagai kegiatan kebangsaan sebenarnya sudah dilakukan organisasi ini, salah satunya doa lintas agama bagi bangsa di Tugu Proklamasi pada 2018 lalu.

“Kita mau merangkul dan bersahabat dengan siapa saja, bukan hanya kepada yang sepandangan, yang dikatakan orang radikal pun kita rangkul dan jadikan sahabat. Kalau yang radikal itu selalu dianggap lawan dan dimusuhi, sangat kecil kemungkinannya diajak hidup damai, maka dari itu kita rangkul mereka dengan pendekatan persahabatan. Salah satu caranya dengan pendekatan budaya,” kata Sheapard.

Dalam rapat pengurus PI, dibentuk Panitia launchimg dan deklarasi PI, dimana Ustad Ferry Iswan, SH, MH terpilih sebagai Ketuanya. Ditambahkan Sheapard, dalam acara launching PI nanti aka nada parade budaya. Kepada pengurus PI dan panitia juga diharapkan memakai pakaian budaya dari daerah asalnya masing-masing.

“Aka nada tarian daerah dari Batak, Betawi dan Papua, ini mewakili Indonesia dari ujung Barat, tengah dan Timur,” kata Sheapard. (ARP)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan