7 Poin Tahapan dan 7 Deklarasi Pernyataan Kolaborasi Menuju Transformasi Sekolah Kristen

Jakarta, majalahspektrum.com – MAJELIS Pendidikan Kristen (MPK) sangat serius melakukan upaya mengatasi kesenjangan mutu pendidikan sekolah-sekolah Kristen di Indonesia. Hal itu terlihat dalam  Konferensi Nasional tentang Gereja dan Pendidikan yang digelar pada, Selasa hingga  Rabu (25-26/7/2023) di Penabur International School, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Konferensi yang mengangkat tema: “Kolaborasi Menuju Transformasi Sekolah Kristen di Indonesia” itu menghasilkan 7 poin tahapan dan 7 poin Pernyataan Kolaborasi Menuju Transformasi Sekolah Kristen Unggul dan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan 28 lembaga mitra. Lembaga-lembaga yang merupakan pemangku kepentingan pendidikan Kristen itu adalah dari perguruan tinggi, STT, yayasan, Lembaga Perlayanan, dan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Ketua Panitia konferensi, Johan Tumanduk, S.H., M.M., M.Min, M.Pdk mengatakan MPK serius mengadakan transformasi sekolah Kristen, dimana perbincangan yang terjadi di konferensi ini lebih baik dari koordinasi nasional yang diadakan MPK pada Maret 2023 lalu.

“Ada 555 orang dan 252 institusi yang hadir di konferensi ini. Terbuka jaringan (Match making) dimana sekolah Kristen yang kuat membantu sekolah yang lemah,” kata Johan Tumanduk.

Lanjut Johan, ada 7 tahapan yang telah dan akan dilakukan MPK guna mewujudkan transformasi sekolah-sekolah Kristen yang di Indonesia yakni: Arahan, Diskusi Pilar, Match making, Penandatangan MoU, Pernyataan Deklarasi, Menyampaikan hasil Konferensi ke Lembaga Pemerintah serta pihak lain dan Ketujuh adalah tindaklanjut dengan membentuk Dewan Pemantau.

“Kita akan menyampaikan deklarasi hasil konferensi ke Komisi X DPR RI melalui Kemendikbud Ristek. Kita juga akan membentuk Dewan Pemantau yang bertugas memantau apakah program guna meningkatkan mutu pendidikan di sekolah Kristen, khususnya yang lemah sudah berkualitas baik,” terang Johan.

Tonton Vidio : ( Sekjend PERWAMKI Jadi Caleg DPR RI Ingin Masuk Komisi X )

Secara khusus MPK lebih fokus memperhatikan sekolah-sekolah Kristen yang berada di Daerah Tertinggal kantong-kantong Kristen di Indonesia. Diketahui, lebih dari 50% Daerah Tertinggal di Indonesia adalah kantong-kantong Kristen.

Baca Juga : ( Kolaborasi Menuju Transformasi, Atasi Kesenjangan Kualitas Pendidikan Sekolah Kristen di Indonesia )

Sementara, menurut Sekjend MPK, Pdt, Jopie Rory, diadakannya konferensi dengan tema tersebut akibat adanya UU Yayasan No.16 Tahun 2001 yang diperbaharui dengan UU No.28 Tahun 2009 dimana penyelenggaraan sekolah dibawah Yayasan.

“Dahulu khan dibawah naungan gereja. Gereja lebih dahulu mendirikan sekolah dimana hal tersebut bagian dari misi pelayanan gereja. Akibat UU tersebut Gereja (Sinode) tidak bias lagi leluasa membantu sekolah Kristen agar lebih baik,” terang Jopie.

“Dari data yang ada pada kita (MPK) sebanyak 40% sekolah Kristen tutup dan 30% stagnasi,” sambung Jopie.

Di hari Kedua (26/7/2023) konferensi dideklarasikan pernyataan untuk kolaborasi menuju transformasi Sekolah Kristen. Ada 7 poin deklarasi pernyataan tersebut yakni;

Kesatu: Bahwa sekolah Kristen harus memiliki visi dan misi yang dilandasi oleh kebenaran Firman Tuhan, dengan karakter kristiani yang menyatakan Kristus di dalam setiap pembelajaran;

Kedua: Bahwa pilar pendukung sekolah Kristen berkomitmen untuk berkolaborasi bersama demi untuk transformasi pendidikan Kristen yang berkualitas di Indonesia;

Ketiga: Bahwa guru Kristen yang takut akan Tuhan, kompeten, dan berkualitas merupakan ujung tombak sekolah Kristen, karena itu kami berkomitmen untuk berkolaborasi menghasilkan 15.000 (lima belas ribu) guru Kristen hingga tahun 2027;

Keempat: Bahwa kurikulum merupakan alat pendukung operasional sekolah, karena itu kami berkolaborasi menyusun dan menggunakan kurikulum yang berpusat pada Kristus dan kebenaran Firman Tuhan sebagai karakteristik utama sekolah Kristen, yang harus diselesaikan bersama pada tahun 2025;

Kelima: Bahwa sekolah yang berkualitas didukung dengan manajemen yang rapi, tertata baik, dan dapat diukur, karena itu kami berkolaborasi bersama untuk berbagi pengalaman melalui mentoring dan menduplikasi tata kelola manajerial antara Sekolah Bersyukur dengan Sekolah Berpengharapan, dengan komitmen tercapai pada tahun 2027;

Keenam: Bahwa MPK dan PGI menjadi fasilitator yang bergerak aktif untuk mengkolaborasikan kelima pilar pendukung sekolah Kristen agar tujuan bersama tersedianya 15.000 (lima belas ribu) guru Kristen, kurikulum yang berpusat pada Kristus, dan tata kelola manajerial sekolah yang profesional dapat tercapai pada tahun 2027;

Ketujuh: Bahwa MPK dan PGI akan terus menyuarakan dan membela kepentingan pendidikan dan sekolah Kristen kepada pemerintah dan lembaga legislatif terkait PPG (Pendidikan Profesi Guru), PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), BOS/BOP (Bantuan Sekolah/Penyelenggaraan), sertifikasi, inpassing guru, DAK (Dana Alokasi Khusus) Fisik, dan lain sebagainya agar tidak mengalami diskriminasi dan terakomodir kebutuhannya pendidikan nasional; dalam regulasi Operasional.

Fi hari Kedua itu pula dilakukan penandatanganan MOU antara MPK dengan 28 Lembaga Kristen yakni; Dari pilar perguruan tinggi yang manandatangani MOU adalah Universitas Kristen Indonesia, Universitas Kristen Petra Surabaya, Universitas Pelita Harapan, Universitas Kristen Maranatha, Universitas Ciputra Surabaya, Universitas Negeri Manado, dan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Penandatanganan MoU MPK Dengan Universitas Kristen Guna Mencetak Banyak Guru Berkualitas

Dari STT ialah;  STT Bethel Indonesia Jakarta, STT SAAT Malang, STFT Jafray Makassar, STT Amanat Agung Jakarta, STT Pelita Dunia, STT Abdiel, dan STAK (Sekolah Teologia Agama Kristen) Kupang.

Sementara dari yayasan atau badan penyelenggara pendidikan Kristen ada Yayasan Pelangi Kristus Surabaya, dan Yayasan Dhaya Pura Bali. Dari lembaga ada Lembaga Pelayanan, Yayasan Trampil Indonesia, Yayasan Transformasi Bagimu Negeri, Jaringan Doa Nasional, Perkumpulan Ibu-ibu Berdoa Internasional Indonesia, Yayasan Pelayanan Desa Terpadu, Edu Guide Global, Transformation Connection Indonesia, Yayasan Damai Sejahtera Utama, Jaringan Peduli Anak Bangsa, dan Persekutuan Kristen Antar Universitas.

Terakhir dari Dunia Usaha ada  PT DataScript (Canon Division), dan PT Pancaran Edukasi Semesta (SHINE Education Consultant).

Sementara itu, Ketua Umum MPK, Handi Irawan, MBA, M.Com menyatakan bahwa tujuan dari kerja sama dengan perguruan tinggi Kristen dan STT adalah untuk mendorong lebih banyak lulusan yang akan menjadi guru. Juga, diharapkan bahwa perguruan tinggi Kristen dan STT ini akan memberi pelatihan guru-guru Kristen di Indonesia yg berjumlah lebih dari 100.000.

“Guru yang berkualitas sudah tentu sangat penting dalam meningkatkan kualitas sekolah dan akhirnya bias menciptakan lulusan sekolah Kristen yang berkualitas pula,” kata Handi.

Masih menurut Handi, kerja sama tersebut juga diharapkan dapat membantu sekolah-sekolah Kristen yang terkelakang untuk bisa mempunyai kurikulum yang baik. Bahwa dengan pilar Yayasan yang sekolahnya sudah kuat.

“MPK akan menjalin kerja sama dengan menjadi fasilitator bagi yayasan dari sekolah yang relatif belum kuat terutama sekolah Kristen yang berada di Indonesia bagian Timur,” ujar Handi.

Lanjut Handi, Sekolah-sekolah besar seperti BPK Penabur, Pelita Harapan dan Kalam Kudus, diharapkan dapat membantu sekolah Kristen yang membutuhkan pertolongan. MPK juga menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga pelayanan di bidang pendidikan. Beberapa di antaranya adalah EduGuide yang sudah berpengalaman di bidang konsultasi manajemen sekolah kristen. Juga yayasan Trampil dan yayasan TBN yang banyak memberi pelatihan kepala sekolah dan guru-guru.

“Kami percaya bahwa sekolah Kristen yang kuat, bukan hanya membantu pertumbuhan gereja tetapi juga baik untuk bangsa Indonesia. Kita membutuhkan generasi yang lebih berkualitas melalui pendidikan yang pastinya berkualitas juga,” tandasnya.

Untuk diketahui, MPK adalah lembaga yg sudah berdiri sejak tahun 1950, saat ini memiliki anggota sebanyak 400 yayasan dan sekitar 7.000 unit sekolah tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini, MPK memiliki 50 pengurus di pusat dan sekitar 250 di seluruh wilayah Indonesia.

Sekolah Kristen Megah vs Terpuruk

Dari kerangka acuan yang dirancang penyelenggara, digambarkan bahwa pandangan awam tentang Sekolah Kristen di Indonesia adalah sekolahnya hebat, berprestasi dan dikelola dengan baik. Begitu banyak prestasi murid-murid Sekolah Kristen di tingkat nasional, bahkan internasional. Di kota-kota besar, banyak sekali gedung-gedung sekolah Kristen yang megah, dengan berbagai fasilitas.

Tapi, tahukah Anda bahwa itu hanya gambaran 30% sekolah Kristen yang ada di Indonesia? Hasil pemetaan Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia (MPK) yang melayani 400 yayasan dan 7.000 unit sekolah menunjukkan bahwa 70% Sekolah Kristen memprihatinkan, yaitu 30% sekolah dalam keadaan stagnasi alias “mati enggan hidup tak mau”, bahkan 40% sekolah dalam keadaan terpuruk.  Itu didasarkan pada hasil survey yang dilakukan MPK tahun 2022 lalu.

Untuk mengatasi kesenjangan itulah MPK mengadakan Konferensi Nasional. Bersama Persekutuan Gereja-geraja di Indonesia (PGI), MPK mengundang semua pilar yang terkait dalam masalah ini, yakni Sinode Gereja, Yayasan Sekolah, Universitas Kristen, Sekolah Tinggi Teologia, Lembaga Pelayanan Kristen dan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) serta pemerintah.

Mereka berkumpul dan berKolaborasi mencari Solusi untuk Transformasi Sekolah Kristen di Indonesia. Konfernas ini merupakan lanjutan dari Koordinasi Nasional Pendidikan dan Gereja telah dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2023 di Universitas Pelita Harapan, Lippo Village, Jakarta.

Tujuan Kegiatan Konferensi Nasional ini adalah memetakan permasalahan Sekolah Kristen di Indonesia meliputi masalah Manajemen Sekolah, Ketersediaan dan Kualitas Guru, Kualitas Kurikulum Sekolah, serta Infrastruktur pendukung pembelajaran di Sekolah, dan alternatif solusinya. Tujuan lainnya, memetakan Mitra MPK dari Sinode, Sekolah Teologia, Perguruan Tinggi, Yayasan, Sekolah Kristen dan DUDI untuk kebutuhan kolaborasi menuju transformasi sekolah Kristen di Indonesia.

Selain itu, Konfernas juga mematok target menghasilkan MOU atau kerjasama dengan Mitra MPK berupa program-program nyata dari mitra MPK yang dapat menjadi solusi bagi permasalahan sekolah Kristen di Indonesia, serta menghasilkan deklarasi atau komitmen antar mitra untuk berkolaborasi memperbaiki kualitas sekolah Kristen di Indonesia. (ARP)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan