YBD Tuan Rumah SAA Ke-35 PGI Bahas Agama Pada Kepemimpinan Indonesia Baru

Ketum Yayasan Bina Darma Salatiga, Theo Fransus Litaay, Ph.D saat mendapingi Wasekum PGI Menyerahkan Plakat Kepada Inspektorat Jenderal Menkumham

Salatiga, majalahspektrum.com –  Yayasan Bina Darma (YBD) Salatiga dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggara Seminar Agama-Agama (SAA) ke-35 Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) yang dilaksanakan di kota Salatiga dari tanggal 3 – 5 (Rabu-Jumat) Juli 2019.

Untuk mewujudkan hasil SAA PGI tersebut, YBD menjalin kerjasama dengan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Mission21 dan pihak lainnya.

“Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan membentuk kepanitiaan baik panitia pengarah dan panitia pelaksana yang disupervisi secara langsung oleh PGI. Melibatkan unsur Yayasan Bina Darma Salatiga, Anggota dan senior GMKI Salatiga, serta Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi Universitas Kristen Satya Wacana,” kata Ketua Umum Yayasan Bina Darma, Theofransus Litaay, SH.LLM,PhD dalam sambutannya di gedung aula UKSW, Salatiga, Rabu (3/7/2019).

Adapun tema pembahasan SAA ke-35 PGI kali ini membahas soal masa depan Agama dan Warga yang Terpinggirkan pada Kepemimpinan Indonesia Baru.

“Salah satu persoalan yang dihadapi oleh masyarakat pada saat ini adalah persoalan intoleransi dan konflik ideologi di Indonesia. Persoalan semacam ini memiliki dimensi jangka panjang sehingga perlu diantisipasi sejak awal, dibahas dan dirumuskan rekomendasi-rekomendasi kebijakan yang perlu dilakukan agar kehidupan kebangsaan kita di masa kini maupun masa yang akan datang semakin diperkuat dalam semangat Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika,” jelasnya.

“Hal ini pula yang kami lihat diperjuangkan oleh PGI dan perlu mendapatkan dukungan untuk diwujudkan termasuk dukungan dari YBD,” sambung Staff Kantor Kepresiden, yang akrab disapa Bang Theo ini.

Panitia selanjutnya, kata Theo, merumuskan format kegiatan SAA ke-35 dalam bentuk seminar dan lokakarya yang disertai dengan mekanisme pemaparan oleh para pakar di dalam acara seminar dan dilanjutkan dengan presentasi 30 makalah hasil call for paper yang diseleksi dari 70 abstrak.

“Diharapkan dengan strategi semacam ini maka dapat dihasilkan berbagai pokok pemikiran yang mendalam serta komprehensif. Selain itu abstrak makalah yang tidak terpilih untuk dipresentasikan dalam seminar ini akan diterbitkan dalam jurnal ilmiah Pax Humana,” terangnya.

Menurut Theo, buku rumusan hasil prosiding SAA ke-35 akan diserahkan ke PGI dan diharapkan bisa bermanfaat bagi perumusan materi-materi Sidang Raya PGI tahun 2019.

“Terima kasih kepada Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia yang telah bersedia menjadi keynote speaker. Juga kepada para narasumber yang membanggakan, khususnya kepada Dosen Antropologi di King Fahd Petroleum University, Arab Saudi.: Prof. Dr. Sumanto Al-Qurtuby,” ungkapnya.

Adapun nara sumber lainnya dalam seminar dan lokakarya Agama-agama tersebut yakni; Dr. Amilatul Qibtiyah (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga), Dra. Arshinta M.Kes (Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum), Dr. Hatib Abdul Kadir (Universitas Brawijaya), Prof. Dr. I. Nengah Duija (Institute Hindu Darma Negeri dan Pdt Dr. Izak Y.M Lattu (UKSW).

“Kami juga berterima kasih kepada Bapak Walikota Salatiga dan Rektor UKSW untuk dukungan dan fasilitas yang diberikan pada kegiatan ini. Terima kasih juga kepada Pusat Studi Agama, Pluralisme dan Demokrasi UKSW, Pengurus Pusat GMKI  atas dukungannya.  Sinode Gereja Kristen Jawa (GKJ) dan gereja-gereja anggota PGI di Salatiga,” ujar Theo.

(Baca Juga : GKSI Apresiasi SAA PGI: “Wujud Kepedulian Gereja Kepada NKRI )

Untuk diketahui, Yayasan Bina Darma Salatiga (YBD) didirikan 40 tahun lalu secara bersama-sama pada tanggal 17 Agustus 1979 oleh Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI) dan Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Tujuan utama dari lembaga ini adalah melakukan pembinaan kepemimpinan kepada generasi muda baik dalam medan pelayanan perguruan tinggi, gereja dan masyarakat. (ARP)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan