Apa Pasal, SR XVII PGI Sumba Jadi Pesta Rakyat

Sumba-NTT, majalahspektrum.com – SIDANG Raya XVII Pesekutuan Gereja-gereja di Indonesia (SR XVII PGI) menjadi Pesta Rakyat. Pasalnya, masyarakat se-pulau Sumba provinsi Nusa Tengara Timur (NTT) begitu antusias menyambut pelaksanaan acara tersebut. Puncaknya, hal tersebut tampak saat upacara pembukaan SR XVII PGI di pantai Purukambera Sumba Timur, Jumat (8/11/2019).

Sejak Jumat subuh, masyarakat dari 4 Kabupaten yang ada di Sumba, yakni: Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Barat Daya dan Sumba Tengah berbondong-bondong datang ke arena pembukaan SR XVII PGI. Masyarakat ada yang berjalan kaki, kendaraan roda dua dan empat dan berkuda. Sumba sendiri memang dikenal sebagai daerah peternak kuda.

Meski terik matahari menyengat, puluhan ribu masyarakat tumpah ruah mengikuti acara pembukaan SR XVII PGI. Kebanyakan mereka datang dengan menggunakan pakaian adat. Tetua dan tokoh adat turut hadir. Diketahui, meski berada dalam satu pulau, di Sumba terdapat beraneka kebiasaan, adat dan budaya yang berbeda-beda.

“Terima kasih atas keramahan masyarakat Sumba menyambut kami. Seperti selendang ini (kain khas Sumba), perbedaan suku, budaya dan agama dirajut indah dalam kebersamaan untuk acara ini. Terima kasih, SR PGI kali ini menjadi istimewa karena telah menjadi pesta rakyat,” kata Ketua Umum PGI, Pdt, Dr, Henriette Hutabarat Lebang dalam sambutannya di pantai Purukambera, Sumba Timur, NTT, Jumat (8/11/2019) petang.

Henriette secara khusus berterima kasih kepada ‘mama-mama’ yang bergotong-royong memasak dan menyediakan makanan bagi peserta SR PGI.

“Terima kasih juga kepada warga yang menyediakan rumahnya untuk tempat menginap peserta sidang. Terima kasih besar kepada seluruh Bupati yang ada di Sumba ini dan Gubernur NTT yang mendukung penuh acara ini ” tambahnya.

Pantauan di lapangan, hampir di setiap sudut jalan terpampang spanduk-spanduk ucapan selamat SR PGI berikut pernak-perniknya. Kantor-kantor pemerintah dan sekolah-sekolah pun demikian, bahkan kantor pemerintahan dan sekolah diliburkan demi menyambut acara ini.

Berbagai bangunan, jalan dan lokasi dibangun dan ditata agar terlihat nyaman dan indah. Banyak masyarakat sehari-hari menggenakan pakaian khas lokal untuk menunjukan kekayaan dan kebanggaan budaya mereka.

Berbagai atraksi adat dan budaya lokal dipertunjukan di acara pembukaan SR XVII PGI. Berbagai masyarakat dari ragam suku, gereja dan agama turut larut mengikuti rangkaian acara, mulai dari ibadah, upacara nasional hingga ramah-tamah.

Baca Juga : ( Masyarakat Sumba Antusias Gotong-royong Semarakkan SR XVII PGI 2019 )

Mewakili Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), Menkumham Yasonna Laoly memukul gong tanda SR XVII PGI resmi dibuka. Dalam kesempatan itu, sinode Gereja Kristen Sumba (GKS) mewakili masyarakat memberikan hadiah sebagai cinderamata untuk Presiden Jokowi seekor kuda khas Sumba bewarna Putih.

Hadir dalam acara pembukaan SR XVII PGI ke-empat Bupati di Sumba, Gubernur NTT, Gubernur Sulut, tokoh lintas agama dan gereja, anggota DPR/DPD RI, anggota DPRD NTT, mitra kerja PGI dalam dan luar negeri, mantan Ketum dan Sekum PGI terdahulu, tokoh adatdan pimpinan Lembaga dan ormas kristen.

Acara pembukaan SR XVII PGI selesai pukul 17:00. Jalan-jalan yang biasanya lenggang agak tersendat. Beberapa ruas jalan dialihkan. Saking padatnya, karena tingginya antusias warga, kendaraan roda dua dilarang masuk ke dekat lokasi acara karena area parkir penuh sesak.

“Itu masyarakat sudah tahu kalau pak Presiden Jokowi batal hadir. Kalau Jokowi jadi hadir pasti jauh lebih banyak lagi yang hadir karena sejak 1 bulan lalu warga sudah bersiap-siap,” kata Darius, seorang warga Sumba Timur yang urung hadir ke acara pembukaan SR PGI karena sepeda motor dilarang masuk,  kepada majalahspektrum, Sabtu (9/11/2019) pagi. (ARP)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan