Jakarta, majalahspektrum.com – SEJUMLAH Tokoh mengatakan bahwa profesi sebagai Jurnalis atau wartawan lebih daripada profesi lain seperti Pengacara (Lawyer) bahkan Pendeta (hamba Tuhan). Pasalnya, Pendeta memberitakan Kebenaran Firman Tuhan dari Alkitab yang ditulis oleh Jurnalis.
“Semua Warta kebenaran dalam Alkitab ditulis oleh jurnalis untuk diwartakan para Hamba Tuhan atau Pendeta,” kata jurnalis senior Dr, Robin CH Simanulang dalam pesannya kepada para jurnalis yang tergabung dalam Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia (PERWAMKI) pada acara “Ibadah Syukur dan Pengukuhan Pengurus DPP PERWAMKI Periode 2023-2027, di Lapo “Mora Tabo”, Cikini, Jakarta, Sabtu (9/9/2023).
Khusus untuk jurnalis Kristiani, kata Robin Simanulang, selain kode etik jurnalis yang sudah ditetapkan oleh Dewan Pers, jurnalis kristiani memiliki tambahan 1 kode etik dalam pemberitaan yakni apa yang termuat dalam kitan 2 Timotius 3 ayat 16 ; “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran : 17 Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik”.
“Bahkan seorang pahlawan perang yang sangat berkuasa di masanya, Napoleon Bonaparte saat ditanya apa yang paling ia takuti di dunia ini jawabnya; ‘Sebuah Pena dari Seorang Wartawan’. Oleh karenanya jadilah Jurnalis yang memberitakan Kebenaran yang mendatangkan kebaikan,” ajak Robin Simanulang.
Dalam Khotbahnya di ibadah syukur acara pengukuhan pengurus DPP PERWAMKI Periode 2023-2027, Ketua Umum Badan Musyawarah antar Gereja (BAMAG) Nasional, Pdt, Dr, Japarlin Marbun, M.Pdk mengatakan bahwa profesi Wartawan atau jurnalis adalah sebuah “Panggilan” seperti pendeta /hamba Tuhan.
Mengambil nats Alkitab dari 2 Timotius 4 ayat 1-3, Pdt, Japarlin Marbun mengingatkan bahwa nanti, pada waktunya, kita sebagai jurnalis akan mengadapi penghakiman.
“Tuhan akan meminta pertanggungjawaban, apakah kita sebagai wartawan sudah menjalankan tugas dan panggilan kita degan baik atau tidak?. Jadi, pertanggungjawaban wartawan bukan hanya kepada Pemred atau Dewan Pers, tetapi juga kepada Tuhan,” terang Pdt, Japarlin Marbun yang pada acara itu diangkat kembali sebagai Dewan Penasehat DPP PERWAMKI.
Jurnalis kristiani, kata Japarlin, harus memberitakan firman kebenaran baik atau tidak baik waktunya, katakan salah jika salah, benar jika benar.
“Karena ada pada waktunya orang-orang akan menerima kabar atau informasi tidak baik atau menyesatkan, di sinilah tugas wartawan memberitakan kebenaran, suka atau tidak suka orang menerimanya. Karena, Pemberontak dengan pejuang beda tipis, tergantung dari sudut pandang mana orang melihatnya,” jelasnya.
Menurut Ketua Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI) periode 2014-2019 ini, ada beberapa filter /penyaringan dalam pemberitaan pers, yakni; kebenaran informasi yang diterima valid atau benar adanya (cek and ricek) dan melakukan cover both side (pemberitaan berimbang dari kedua sisi narasumber). Lalu, apakah pemberitaan tersebut tepat waktu dan pada tempatnya.
“Kalau informasi itu memang benar adanya, langkah berikutnya adalah apakah sudah tepat waktunya untuk diberitakan dan sudah pada tempatnya. Misalnya, janganlah menyebarkan berita tentang aib seorang pendeta kepada media massa umum, karena ulah seorang pendeta akan bisa berimbas image jelek kepada seluruh pendeta, ini bikin pandangan buruk terhadap pendeta dan kekristenan oleh agama lain,” jelasnya.
Kemudian, lanjut Pdt, Japarlin Marbun, renungkan apakah pemberitaan tersebut akan bermanfaat nantinya bagi banyak orang. “Supaya jangan kebanyakan mudaratnya dari pada manfaatnya,” kata Japarlin.
Menurut Japarlin, agar menghasilkan berita yang baik dan menjadi pelaku terang. Dia berharap agar PERWAMKI bisa menjadi terang di tengah masyarakat melalui pemberitaan yang memberikan terang dan kecerdasan.
“Kehadiran PERWAMKI bisa menjadi berkat bagi gereja dan bangsa (sesuai dengan isi lagu “Mars PERWAMKI”). Sehingga nama Tuhan dimuliakan. Pengurus Perwamki lebih maju, pewartaan bisa imbangi pewartaan yang negatif baik di media main stream dan medsos,” harapnya.
Selain melantik Ketum-Sekum dan jajarannya, dalam Ibadah Syukur dan Pengukuhan Pengurus DPP PERWAMKI Periode 2023-2027 itu, sesuai dengan hasil Munas, juga mengangkat (melalui SK yang diterbitkan Pengurus harian DPP) 2 orang Dewan Pembina yakni; Emmanuel Dapaloka dan Jonro Munthe serta 4 orang Dewan Penasehat yakni; Jhon SE Panggabean, SH, MH (Koorfinator), Pdt, Dr, Japarlin Marbun, M.Pdk, Pdt, Dr, Mulyadi Sulaiman dan Pdt, Edy Wagino, M.Th.
Baca Juga : ( Ini Rekomendasi Munas VII PERWAMKI Terkait Korupsi, Intoleransi dan Pemilu )
Usai acara ibadah dan prosesi pelantikan, dalam acara itu juga DPP PERWAMKI mengadakan Doa Pemberangkatan kepada 3 orang anggota PERWAMKI yang menjadi Calon anggota (Caleg) pada Pemilu 2024 mendatang.
Setelah Doa Pemberangkatan kepada 3 Caleg dari PERWAMKI, Acara dilanjutkan makan beresama dan hiburan lagu-lagu dari sejumlah anggota PERWAMKI, bahkan isteri dari Ketum PERWAMKI, Ny, Stevano Margianto br. Silaban berkesempatan membawakan beberapa lagu untuk menghibur yang membuat sejumlah wartawan PERWAMKI berjoget ria. (ARP)
Be the first to comment